Kamu selalu terlihat lucu, bagaimanapun ekspresimu.
***
Senin mungkin menurut kalian adalah musibah, tapi senin adalah salah satu hari yang paling kutunggu karena pelajaran matematika ada di hari itu. Kalian pasti sudah tahu kalau aku suka pelajaran matematika, kan? Menurutku itu adalah pelajaran yang penuh tantangan, meski terkadang aku juga kesal sendiri karena tak kunjung mendapatkan jawabannya. Sebenarnya disitulah tantangannya. Ketika kita tidak berhasil memecahkan masalahnya maka kita akan semakin penasaran. Tepat di kondisi itu kita akan terus berusaha agar bisa menyelesaikan soal itu, bagaimana pun caranya. Meski pada akhirnya salah, tapi setidaknya kita mengerjakannya dengan kemampuan kita, kan? Bukan hanya menyalin milik orang lain.
Seperti saat ini, Bintang datang 10 menit sebelum upacara bendera dimulai. Sampai sekolah dia langsung duduk di bangkunya dan menggoyang-goyangkan bahuku untuk meminjam PR matematika. PR itu memang di kumpulkan di jam terakhir, tapi jika menyalin di jam istirahat tidak akan selesai.
Mengingat jumlah soal yang melebihi 99 Asma Allah.Ya, ini adalah salah satu hukuman dari Bu Lusi karena di pertemuan sebelumnya ada yang tidak mengumpulkan PR. Hanya beberapa anak, tapi imbasnya mengenai seisi kelas. 100 soal dikerjakan di kertas folio dan siapa yang tidak mengumpulkan akan mengulanginya 10 kali lipat dari 100 soal tadi. Padahal seharusnya yang mengerjakan hanya beberapa orang dari seisi kelas. Mereka yang tidak mengerjakan, kami yang lain mendapat imbasnya. Apa itu adil?
Siapa yang mau mendapat hukuman itu? Aku tentunya tidak ingin. Untung kemarin setelah berbicara dengan Bintang via telepon aku mengingat tugas itu. Aku rela hanya tidur 4 jam di malam hari hanya agar tugas super duper power banyak itu selesai. Bukan tingkat kesukarannya yang ku permasalahkan, semuanya dalam kuasaku. Tapi cara yang harus di tuliskan bahkan lebih panjang dari ular anaconda.
Lalu sekarang hasil pekerjaanku semalaman di salin oleh Bintang. Itu semakin menambah kekesalanku saja. Bukannya aku tidak ingin meminjamkannya, tapi aku kesal karena Bintang meminjam kertas pekerjaanku tanpa hati sama sekali. Lihat saja, kertasku sudah bertebaran di atas meja kami tanpa di perhatikan cewek itu sama sekali. Selesai mengerjakan lembaran ini tidak di pedulikan lagi kemana perginya dan langsung mengambil lembaran selanjutnya.
“Bintang, yang bener dong kalo minjem.” Sewotku sambil merapikan kertas-kertas itu. Bahkan ada yang sampai jatuh dan tergeletak lemah di lantai. Oh, sungguh mengenaskan sekali nasibmu, Nak.
“Diem deh, Ri. Gue lagi pusing ini.” sahut Bintang masih setia terfokus menulis jawaban. Cewek itu tak sedikitpun melirikku. Lihat tulisannya! Itu lebih buruk dari tulisan anak bayi.
Aku berdecak kesal. “Lagian tadi malem ngapain, sih?”
“Ada acara.”
“Apaan?”
“Tidur.”
Seketika aku memutar bola mataku. Tidak berguna sekali berbicara dengan seorang Starcha Bintang Olivia ini. Aku ingin sekali melemparnya ke laut sekarang juga. Aku kira Bintang sedang ada acara keluarga tadi malam jadi dia lupa atau memang tidak sempat mengerjakan PR. Dan ternyata acara yang di sebutnya adalah hal yang jika di ceritakan kurang berfaedah.
“Terus acaranya di dalem mimpi gitu?” tanyaku kesal.
“Yoi. Gue mimpi ketemu sama Martinez twins, dong. Gimana?”
“Kebanyakan mimpi jadi gila tau. Tetangga aku mimpi nikah sama Raisa terus pas Raisa nikah sama Hamish dia hampir bunuh diri.” Ujarku bercanda.
“Itu mah emang udah gila duluan kali.”
Sedetik setelahnya bel tanda upacara akan segera dimulai berbunyi nyaring memenuhi seluruh sekolah. Aku segera membereskan kertas-kertas pekerjaanku yang bertebaran kecuali yang ada di tangan Bintang. Kalau aku melakukannya sama saja aku masuk ke kandang serigala.

KAMU SEDANG MEMBACA
50 DAYS
Teen Fiction50 hari itu 50 hari yang tidak mungkin kulupakan 50 hari yang menjadi bagian favorit dalam hidupku Jika boleh aku memohon satu permintaan Maka aku akan memohon kepada Tuhan Agar mengulang 50 hari itu Untukmu, Thank you for fifty days for me Best pic...