Taman kecil itu seolah menciptakan keheningan tiada dua. Ketika tiba-tiba hujan turun, membasahinya. Membuat dua orang ini kehabisan kata untuk semakin saling memaki. Aku memilih melanjutkan tugasku yang belum selesai daripada harus bertengkar dengan orang yang kini mungkin sudah bermimpi sampai kutub utara.
Satu nomor lagi dan semua selesai. Saat Radit terbangun dengan wajah khas bangun tidur. Cowok itu mengucek matanya, mencoba mengenali keadaan. “Jam berapa?”Tanpa menoleh aku menjawab, “Sembilan.”
Tanpa merasa berdosa sedikit pun dirinya menyembunyikan kepalanya kembali, mencari posisi tidur ternyamannya kembali. Kufikir cowok ini memang tak memiliki aturan dalam hidupnya. Sedikit-sedikit tidur, bolos, dan sebagainya dengan berbagai alasan tak masuk akal. Tak merasa kasihan saja kepada Bundanya, bagaimana jika beliau tau?
“Kasihan, lah. Emang dipikir gue anak durhaka!” sinisnya masih dalam posisi tidur.
Aku terkejut mendengar jawabannya. Kurasa memang cowok ini benar-benar bisa membaca pikiran orang.
Aku melanjutkan tugasku lagi hingga akhirnya selesai. Mendesah lega sembari membereskan semua barang-barangku, aku berniat kembali ke kelas sekarang. Yang tertahan oleh suara bel tanda istirahat. Baik, aku tak menyadarinya.Kuputuskan untuk duduk kembali, lagipula di luar sana masih hujan. Sudah istirahat dan Bu Lusi pasti sudah keluar. Kembali ke kelas tidak akan membawa manfaat apapun selain malu. Siapa yang tidak malu dikeluarkan dari kelas?
Kulihat hujan di luar sana semakin deras. Ruang perpustakaan yang berada menyendiri dari ruang lain ini menguntungkanku untuk bisa melihat hujan semakin bebas dan jelas. Dan aku bisa melihat bunga-bunga itu melayu terkena air. Bibirku menyunggingkan senyum kecil. Suasana seperti ini terkadang membawa seseorang terbawa perasaan, tak terkecuali aku. Aku bangkit untuk mengambil novel di salah satu rak perpustakaan. Lalu duduk kembali untuk membacanya.
Baru membuka lembar pertama, wajah cowok di sampingku itu menyembul dari lekukan tangannya. Dahiku mengerut. Bibirnya yang sedikit terbuka tak mengeluarkan cairan menggelikan. Matanya terlihat tertutup tenang. Benar-benar menampilkan raut polosnya. Tak menyanggah jika Radit memang tampan. Namun mengingatnya tak membuat fikiranku teralih dari rasa kesal ketika melihat tingkah menyebalkannya.
Aku tiba-tiba tergugup oleh pergerakan kecil darinya yang menyamankan posisi tidur. Tingkah gelagapanku mencoba bersembunyi di balik sikap pura-pura membaca buku. Melakukannya tak bisa membuat fikiranku teralih dari cowok ini. Entah apa yang menarikku ingin menatapnya lama.
Baik, cukup Mentari. Ayo fokus membaca. Oh, mengapa bel masuk tidak segera berbunyi atau hujan ini tak cepat berhenti?!
Akhirnya mengikuti keinginan menyebalkan itu, aku menatap wajahnya sekali lagi. Kali ini terlihat lebih tenang dari sebelumnya, dengan samar terlukis senyum kecil di bibirnya. Membuatku mendapat dorongan untuk ikut tersenyum juga. Mengapa raut itu hanya terlihat saat dia tidur? Mengapa tidak saat dia terbangun, saat dia berbicara padaku?
“Gue tau gue ganteng, nggak usah diliatin terus.”
WHAT?! Terkejut? Malu? Tentu! Aku mengutuk seluruh buku di dalam perpustakaan dan juga hujan yang tidak mengingatkanku kalau cowok ini memiliki kekuatan super pembaca fikiran orang lain. Aku mengutuk diriku sendiri yang memenuhi keinginan menyebalkan itu. Sekarang aku tak tau apakah wajahku masih ada atau sudah bersembunyi di balik gajah.
Aku memilih mengambil posisi berdiri, mengembalikan buku –yang tidak sempat kubaca— ke rak asalnya, lalu berlalu dari sana. Meski telah mempercepat langkah, tetapi aku masih juga bisa mendengar suara cowok itu sedikit berteriak.
“Gue gemes kalo lo malu-malu gitu.”
***
“Sampe lapangan ujung sekolah gue nyari lo, taunya lo disini?!” pekik Bintang saat berpapasan denganku di lorong kelas 11. Aku menyapa beberapa orang yang kukenal atau sekedar senyum. Aku tak menjawab ucapan Bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
50 DAYS
Ficção Adolescente50 hari itu 50 hari yang tidak mungkin kulupakan 50 hari yang menjadi bagian favorit dalam hidupku Jika boleh aku memohon satu permintaan Maka aku akan memohon kepada Tuhan Agar mengulang 50 hari itu Untukmu, Thank you for fifty days for me Best pic...