1. Belanja (I)

19.7K 1.2K 27
                                    

Seorang anak kecil berkepang dua duduk berjongkok, memerhatikan begitu lekat kardus-kardus susu di area susu anak. Dilirik kiri-kanan mencari perbandingan. Sampai-sampai saat keasyikan berjongkok, popoknya menyembul di balik stoking.

Saking serius, anak berusia tiga tahun tersebut tak tahu ada seseorang berdiri di belakangnya.

Senyum lebar terpatri di balik kumis dan janggut lebatnya, mengamati anak kecil sangat serius bila memilih sesuatu.

Lekas diambil dua kardus melalui tangan-tangan mungilnya. Tak terasa berasa berat, tetapi anak kecil itu tetap mendekapnya kuat.

"Sudah?"

Dua kepang bergoyang saat mengangguk. "Ya! Tatak cotat, Ical obeli."

"Kenapa pilih-pilih, lagi?" desah pria berkumis dan jenggot lebat. "Susu kemarin belum habis, Crystal."

Dua kepang lagi-lagi bergoyang saat menggeleng. "Ndak enyak," sahut Crystal cemberut.

Diselidiki berapa banderol kotak susu bermerek, hampir memasuki ratusan ribu. Pasrah, pria itu mengambil dua kotak susu dari dekapan Crystal.

"Mau beli apa lagi?" tanya pria itu, berharap Crystal tak beli aneh-aneh.

Crystal sedang berpikir. Muka lucunya sangat dinikmati para pengunjung yang lewat, tetapi ketakutan melihat orang dewasa di hadapannya. Para pengunjung hanya sekilas melihat.

"Ada." Crystal membuka kelima jarinya, terus menunjuk satu-satu. "Emen, cotat, bitutit, apa ya .... Syenak, yus engg ... obeli ama jeyuk!" seru Crystal suka cita.

Pria berkumis menghela napas, tak percaya bahwa harapannya pupus. Crystal meminta berbagai macam cemilan.

"Yo, Pappa! Yuk egi!" Ditarik kain celana pria itu. "Pappa Cek, ayooo!" pinta Crystal sekuat tenaga menarik pria dipanggil Pappa.

Kalau Crystal tiba waktunya keras kepala di Supermarket, Pappa Cek alias Pappa Jack, menurut pasrah.

"Ayo, kita ke sana."

"Hoyeee!" sorak Crystal ceria.

***

Sementara di tempat lain, kembaran Crystal sedang mengamati ikan-ikan Lele tampak bergeming. Sorot mata terus terfokus pada satu titik, membuatnya kaget saat ada yang menepuk dari belakang.

"Sky mau beli Lele?" tanya wanita bertutur kata lembut.

"Ndak, Mamma. Lele Cai macih banyak di yumah." Sky, namanya, mendongak melihat wanita dipanggil Mamma. "Cai mau Apel."

"Oke," jawab wanita itu, menggandeng Sky menuju tempat buah. "Enggak mau pesan apa-apa lagi?"

"Udah cutup," kata Sky melihat wanita itu memilah-milah Apel segar.

Mengamati pergerakan wanita itu dan bapak-bapak muda tersebut, Sky tak bisa mengalihkan pandangan. Sky langsung berbinar saat wanita itu memberi kantung plastik berisi Apel kesukaan. Dipeluk erat bungkus Apel tersebut.

"Kita cari Pappa dan Crystal, ya."

Sky mengangguk antusias.

***

Setiba di antara area es krim, keseruan menghentikan langkah Sky dan Maulia-wanita bersuara lembut sesuai paras cantiknya. Di sana Jack terlihat membolak-balik barang belanjaan ke tempatnya, termasuk es krim.

Gara-gara perbuatan menolak Jack, Crystal kesal. "Iih, Pappa! Angan naruh ladi. Ical mau E-tim."

"Enggak ada es krim, karena Crystal bilang E-tim." Sengaja Jack mengatakan itu agar dompetnya tak terkuras. Biasanya ada cewek matre, tetapi Crystal lebih matre lagi. Camilannya banyak. "Jadi, jangan ambil-ambil lagi."

"Subhanallah, banyak banget coklatnya, Jack," ujar Maulia tak percaya melihat setumpuk coklat, permen, biskuit, makanan ringan, stroberi dan jeruk. "Ini enggak bakal habis kamu makan, Jack."

Bahu Jack lunglai. "Bukan aku yang makan, Maulia. Tapi, Crystal borong semua. Aku diperhatikan terus sama pegawai Supermarket." Jack merasa ingin menangis.

"Kalau kita satukan gaji, enggak bakal cukup." Maulia melepas genggaman, mendekati Crystal meminta tolong pada pengunjung lain untuk mengambil es krim. "Crystal Sayang," panggil Maulia.

Crystal sedang memeluk kotak-kotak es krim, membalikkan kepala. "Apa, Mamma? Ical syusyah nih." Terlihat Crystal kesulitan membawa kotak-kotak es krim.

"Mau lagi, Dek?" tanya pria yang menolong Crystal.

"Undu ulu, Ical ladi syibuk." Crystal berusaha menuju troli, menangkap Sky yang berdiri diam memperhatikannya. "Tatak Cai ndak bantu Didik Ical! Syebal deh."

Tetap Crystal sekuat tenaga berjinjit demi menaruh kotak es krim. Senyum bangga terlintas di bibir Crystal, kembali ke tempat tadi. Jack mengaku pasrah.

"Crystal, sudah ya." Maulia menahan badan Crystal agar tak pergi ke sana. "Makasih, Pak. Sudah cukup."

Pria itu mengangguk dan tersenyum. Maulia sontak terpesona, tetapi teriakan Crystal membuyarkan semuanya.

"Ical masyih mau!" jerit gadis kecil berusia tiga tahun, mengentak-entak kakinya.

"Sayang, nanti enggak dihabiskan, lho." Maulia menasehati agar Crystal berubah pendirian.

"Ical mau badi-badi!" Crystal menjerit, lagi. "Tata Yayah, badi-badi apat tepala. Ical mau apat tepala," desah Crystal siap mau menangis.

Sky yang melihat, menghampiri saudara kembarnya. Dipeluk Crystal dengan penuh kasih sayang. Crystal meraung di pelukan kakaknya.

"Tatak! Mamma ajat!" adu Crystal sambil menangis.

"Didik Ical ndak oleh nangis. Udah ya. Masyih banyak tok di yumah. Cupcupcup," hibur Sky.

Maulia dan Jack menyerah. Dalam keadaan genting begini, di saat masuk tanggal tua, itu sulit dituruti permintaan Crystal. Takut Crystal kebiasaan dibelikan ini-itu.

Maulia hanya pegawai biasa di kantoran swasta, gaji pun tidak terlalu tinggi. Sedangkan Jack, hanya seorang pegawai di Yayasan Sosial.

Bila begini caranya, otomatis menyuruh Agam dan Dodi segera ke sini. Agam adalah Direktur Utama di perusahaan milik keluarga. Dodi merupakan artis terkenal.

Risiko akan semakin besar jika mengundang mereka ke sini. Para wartawan akan cari tahu siapa si kembar.

Buru-buru Agam mencari solusi, dengan mengambil troli lain semenjak Maulia menatap si kembar terus berpelukan. Jack menaruh barang-barang sanggup dibelinya. Sisa itu semua, Jack bakal menjelaskan di mobil atau rumah.

"Kita bayar sekarang," kata Jack mendorong troli ke kasir.

Ketika Maulia menuntun si kembar, Crystal mendadak memeluk kedua pahanya. Sontak Crystal terperangah.

"Ada apa, Sayang?"

"Ical mau bobo."

Masih kuat menjalani kemanjaan Crystal, Maulia mengangkatnya. Berat badan Crystal masih tergolong ringan. Namun jika capek otak, Maulia terpaksa bertindak.

Digandeng Sky yang sering diam. Tetapi kepeduliannya sangat patut diacungi jempol.

***

Memandang keluarga kecil itu, pria yang menolong Crystal, mengembuskan napas panjang. Entah mengapa perasaan melihat gadis kecil tadi membuatnya jatuh.

Ditambah Maulia bikin dirinya berdecak kagum sebab tutur lembutnya.

"Mereka, pasangan suami istri, ya?" tanyanya sempat penasaran hingga akhir.

Bersambung...

***

01 Agustus 2018

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang