13. Tante Cantik

5.9K 468 22
                                    

Perumahan elit adalah tempat di mana Crystal dan Sky sering berjalan-jalan setiap pagi dan sore. Sky juga menuju masjid perumahan ini bersama Agam. Dan tetangga di sini ramah-tamah kecuali tetangga kiri dan kanan.

Di rumah minimalis dengan kemegahan lewat dari perabot dan eksterior, tak bisa mengalahkan rumah-rumah berpagar di sekitarnya. Bahkan rumah kanan dan kiri sebentar lagi takkan ada penghuni.

Bisa terlihat Crystal begitu antusias ketika Ayu dan Laras saling pindah rumah secara bersamaan. Ditemani Maulia dan Sky, Crystal bertepuk tangan riang.

"Asyik! Bubu Lala dan Bubu Yuyu pegi."

Sorot mata Ayu dan Laras membalas tajam, tetapi Crystal acuh tak acuh. Malah tambah bersemangat melihat suami keduanya keluar dari rumah.

"Om," panggil Crystal. "Mau te mana?"

Suami Laras, Hendra, tersenyum. "Mau pindah ke rumah orang tua Om di Palu."

Crystal mengangguk, lalu beralih ke sebelah kiri. "Om mau te mana?"

"Sama juga, Sayang, mau pindah. Tapi ke Kalimantan," jawab suami Ayu, Adit, mengulas senyum karena pria ini telah menganggap Crystal anaknya sendiri. "Kapan-kapan Crystal main ke sana, ya."

"Mas kok, bilang begitu." Ayu tak ingin si pembuat onar bertamu ke rumah mereka di Kalimantan. Bisa-bisa Ayu malu kedua kalinya. "Crystal kan, tinggal di Jakarta. Masa---"

"Dek, kamu lupa mengapa kita mesti pindah?" tegur Adit memperingatkan kejadian tempo lalu. "Pak Halim mutasi Mas karena kesalahanmu, Dek. Jadi, berhenti atur-atur."

Ayu manyun karena menasehatinya di depan umum, geram akan tingkah Crystal melongo. Ekspresi kamuflase.

"Tenapa?" Crystal sendu, bertanya. "Tenapa malah-malah, Om?"

"Bukan apa-apa." Adit tak berniat melanjutkan, lebih dulu menuju mobil.

Tinggal Ayu berada di sana, melirik Crystal ganas. "Sekarang kamu puas, anak kecil? Gara-gara kamu, aku----"

"Hentikan atau Mas ceraikan kamu, Dek!" teriak Adit di dalam mobil.

Merona disebabkan marah dan dipermalukan, Ayu mengunci pagar dan lekas masuk mobil. Beriringan dengan kendaraan Laras dan truk pengangkut barang.

Maulia mendesah lega, rumah kiri dan kanan tak berpenghuni alias kosong. Sebentar lagi, rumah ini ditempati pemilik baru entah siapa. Ayu dan Laras tak bisa lagi berkompromi atas kehendak suami-suami mereka.

Kabar Maulia dengar dari Agam, bos kedua pria dari Ayu dan Laras telah dipecat. Akibat perbuatan Laras dan Ayu yang sudah menyebabkan Crystal terluka. Agam selaku Direktur di berbagai cabang, memerintah jajaran direksi mencabut jabatan Hendra dan Adit, kemudian memecatnya.

Maulia tak menyangka dua wanita sering bertikai dengan Crystal pupus sudah hidupnya. Rumah mewah di perumahan ini bukan lagi milik mereka. Semua diambil alih oleh perusahaan tempat suami mereka bekerja.

Ya, perumahan elit ini milik keluarga Agam. Kuasa Agam ada di sini. Pemilik kendali yang seenaknya mengatur.

Bersorak, Crystal berjingkrak-jingkrak. "Nda ada ladi bubu-bubu jeyek. Ical piii."

Maulia suka mengerutkan kening bila Crystal menggunakan bahasa belum dipelajari, yaitu bahasa Inggris. Mungkin Maulia akan mendaftarkan Crystal di kursus bahasa Inggris agar anak itu pintar.

***

Esok hari, Crystal beraktivitas seperti biasa. Tak ada lagi tetangga-tetangga menyebalkan kiri dan kanannya. Tak ada ibu Laras dan ibu Ayu.

Sambil bermain-main, Crystal menunggu Sky buat mengantar kue kesukaan. Sky datang serta Maulia. Wanita itu menata piring-piring ke atas meja teras.

Maulia bingung ketika mengamati Crystal. "Sayang, lihat apa?" tanyanya.

Pandangan Crystal lurus mengarah jalan. Sky pun ikut-ikutan. Suzuki Ignis terparkir di depan pagar rumah kembar, menampilkan wanita cantik saat pintu pengemudi terbuka.

Bola mata Crystal berbinar. Sosok itu kelihatan nyata mirip artis disukainya. Wajah cantik hasil make up, rambut cantik berkibar lurus tertiup angin, kulit putih sangat mulus dan kaki tinggi memerlihatkan betis dan paha yang bercahaya.

Sebelum Crystal mengkhayal, Sky lekas menghalangi kedua mata adiknya agar tak fokus. Sontak mata Crystal melebar karena telapak tangan mengadang pandangan.

"Iih, Tatak Cai mindil!" jerit Crystal kesal.

"Nda bayik Dedek Ical liat." Sky menuturkan penjelasan.

"Ical syuka, Tatak Cai enda."

"Butan, Dek." Sky membantah. "Nda bayik liat-liat teyus. Itu---"

Bunyi pagar terbuka membuat Sky dan Crystal menoleh. Di sana Maulia berhadapan dengan wanita cantik, bikin Crystal segera berlari. Tak mau Crystal melakukan sesuatu, Sky menyusul.

"Jadi, Anda pemilik rumah baru ini?" tanya Maulia.

Wanita itu mengibaskan rambut, mengangguk. "Iya, apa Anda punya kuncinya?"

"Aah, soal itu bukan hak saya menyimpan. Bisa tanya ke perusahaan." Maulia menguraikan. "Atau bisa tanya ke sekretaris pak Agam. Nanti dia akan memberikan kunci tersebut buat Anda."

"Agam?" Wanita itu meneleng.

Maulia jadi kebingungan. "Eh?"

"Tente syantik!" seru Crystal berlari hingga dua kepangan bergoyang-goyang sesuai gerakannya. "Tenal, dong."

"Maksudnya?"

Maulia pun bergerak. "Maksudnya, Crystal mau kenalan dengan Anda."

"Ooh." Wanita itu mulai mengerti, membungkukkan badan agar sejajar. "Nama saya Fitrayasa. Panggil saja Fitra."

"Pita?"

"Fitra, oke?"

"Pita."

Fitra mendengkus. "Baiklah, terserah apa katamu." Berhadapan kembali dengan Maulia. "Saya permisi dulu."

Maulia mengangguk, terkesan jengkel. Bagaimana tidak, Maulia dengar sendiri Fitra mendengkus artinya pedar gara-gara Crystal salah sebut nama.

Sebelum Fitra berbalik, sepasang matanya menangkap sosok lain di belakang Crystal. Anak kecil berwajah sama dengan bocah perempuan. Identik, tetapi berbeda jenis kelamin.

Namun bukan itu permasalahannya, Sky begitu mirip dengan seseorang. Secara bersamaan, rasa bersalah muncul. Muka Fitra pucat, layaknya mayat. Tak ingin merasakan kenangan pilu itu, Fitra lekas pergi.

Suzuki Ignis melaju. Maulia lega, Crystal sedih, sedang Sky tak paham. Sedari tadi Sky memandang Fitra tanpa menggubris. Apalagi wanita itu jelas-jelas kaget melihat Sky.

"Yuk, masuk. Kita makan kue," ajak Maulia.

"Tente tapan atang lagi?" Crystal bertanya.

Maulia tersenyum. "Rumah ibu Laras sudah jadi milik ibu Fitra tadi. Jadi, tetangga baru kita itu ibu Fitra."

Crystal bersinar, lalu menengok rumah kanan yang kosong dalam sehari. Betapa indahnya, Crystal bertemu Fitra setiap hari. Mungkin Crystal minta tips agar jadi cantik.

"Dedek, yayalnya ilang, dong. Nda bayik," tegur Sky tak suka.

"Iih, Tatak Cai jeyek!"

Bersambung....

***

Maaf, lama. Waktu aku terbatas. Ada pekerjaan mesti diurus. Hehe....

12 Oktober 2018

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang