37. Kepulangan Agam

5.3K 550 102
                                    

Lebih dari tiga hari---semenjak peristiwa di apartemen itu, kondisi Crystal telah membaik. Namira mengajak Crystal untuk jalan-jalan pagi sekalian menjemur di bawah sinar matahari.

Crystal belum terbiasa dijemur, malah berlari mencari tempat teduh. Namun, tempat yang dimaksudkan berada sangat jauh dari di mana dia berdiri.

Waktu itu benar-benar menyusahkan Namira, tetapi sang bayi tak merasa bersalah atas hal itu. Malah dia ngotot mempertahankan argumen tentang Crystal tak suka panas.

Crystal kelihatan keringatan, mendadak ngos-ngosan. Namira pasti sangat khawatir, mengapa Crystal bersikap seperti itu.

"Kenapa, Sayang?"

"Panas, Bubu." Crystal mengelap butir-butir keringat di bagian dahi. "Kunyit Ical bacah."

Kerutan kening Namira hadir. "Kunyit? Maksudnya kulit, kan?" tanyanya.

"Iya, kunyit Ical bacah."

"Kan, enak. Bisa mandi di bawah sinar matahari. Lho, Sayang, mau ke mana?" Namira terheran-heran Crystal buru-buru berlari.

"Cali po'on, Bubu."

Namira menelusuri sekitar taman, memang ada rimbunan pohon. Meski beberapa. Namun, pohon tersebut ada di ujung taman. Jaraknya lumayan jauh. Kaki-kaki kecil Crystal sulit menggapainya.

"Jauh, Sayang." Namira mengejar Crystal. "Di sini dulu 5 menit baru ke sana," katanya.

"Ndak mau, Bubu. Ical ndak cuka."

"Sesudah itu, kita mandi-mandi enak."

Tawaran Namira yang sangat menggiurkan membuat langkah Crystal memelan. Walaupun begitu, Crystal tetap melanjutkan kekesalannya dengan menemukan pohon terdekat.

Ya, kegiatan Namira dan Crystal yaitu mengelilingi taman yang luas. Efek dari itu, Crystal capek dan mengantuk. Bersyukur sekali, jarak rumah dan taman perumahan tak terlalu jauh.

***

Dan hari ini sesudah kejadian di taman itu, Crystal mendapat hadiah terindah. Kepulangan Agam setelah tiga minggu jarang pulang ke rumah kecil mereka.

Namira dan Sky berdiri di sisi kiri kanan Crystal hanya tersenyum menyambut mobil Mitsubishi Spander di pekarangan rumah. Mobil hitam itu terbuka, menampakkan Agam dan sesosok anak kecil yang usianya beda dengan kembar.

Pintu sisi lainnya terbuka, sosok makhluk berjenis kelamin perempuan muncul. Ekspresinya senantiasa bahagia sembari menggendong anak kecil persis rupa dengan yang ada di gendongan Agam.

"Yayah!" seru Crystal menerjang, lalu memeluk kaki Agam. "Ical kangen Yayah!"

Berhati-hati agar tak menjatuhkan anak kecil itu, Agam berjongkok dan mengusap rambut Crystal. "Ayah lebih kangen Crystal dan Sky."

"Yayah bawa apa? Boneka?" tanya Crystal sembari menyentuh pipi bakpao anak di pelukan Agam. "Boneka, ya?"

"Bukan, Sayang. Ini manusia," sahut Agam menjelaskan.

"Telus kenapa diam?" Crystal tak putus buat menyentuh pipi anak itu. "Bicala dong, Ical mau liat."

"Sayang, jangan langsung duduk di pangkuan Ayah."

Crystal berusaha menyeimbangkan tubuhnya agar tak limbung, duduk berhadapan dengan bayi masih memasang wajah datar.

"Dedek Ical, angan. Yayah bica cakit." Sky menegur Crystal agak semena-mena.

"Tenang, Sky. Ayah enggak apa-apa, kok." Tatapan Agam beralih ke Crystal. "Ini Melody. Keponakan Ayah, jadi sepupunya Crystal dan Sky."

"Ical ndak kepo, Yayah," kata Crystal tanpa lepas pandangan dari anak itu.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang