58. Luluh Lantak

5K 599 126
                                    

Jenny tak habis pikir dengan kedua orang tuanya yang tampak lebih sering menghabiskan waktu di rumah kecil ini. Jenny memandang keakraban Darren, Fatma dan Feira terhadap dua anak kembar---anak-anak Shaila.

Saking tak percayanya, Jenny malah tidak menemukan suaminya di apartemen. Melainkan berada di sini, tinggal di rumah kecil yang tak terbilang besar.

Ingin sekali Jenny menghancurkan obrolan penuh akrab di dalam rumah itu---bisa terlihat dari pengamatannya. Namun, entah mengapa anak perempuan Shaila melihatnya dan berteriak lantang.

"Ante Lajang!"

Teriakan Crystal memutuskan percakapan itu, lalu melirik arah tujuan bocah cilik tersebut. Di sana, Jenny berdiri di dekat pagar yang tertutup rapat.

"Jenny?"

"Kamu di sini, Nak?"

"Sayang?"

Fatma, Darren, dan Angkasa menuju Jenny yang bergeming. Akan tetapi terhenti ketika Crystal melewati mereka dan menunjuk-nunjuk Jenny.

"Ante Lajang mau apa?" tanya Crystal penasaran.

Lirikan tajam menghunus Crystal, tetapi anak itu tak terlalu takut. "Aku mau bunuh kamu," sahutnya.

"Jenny! Apa-apaan kamu?!" Darren menyentak Jenny agar tak berbicara sembarangan. "Dia keponakan kamu, Nak. Jangan bilang begitu ke mereka."

"Aku tidak suka mereka, Yah! Mereka penghancur hidup aku!" jerit Jenny, beralih ke Crystal. "Kenapa? Kamu takut?"

Crystal menggeleng. "Ante Lajang lucu."

"Ente Jang," panggil Melody entah mengapa bisa di sebelah Crystal. "Nuh Coa ja."

"Iya!" Crystal paham perkataan Melody. "Bunuh coa aja! Dapul banyak coa!" katanya bikin ketegangan mencair.

"Tidak sudi bikin tangan aku kotor!" dengkus Jenny.

"Mamangnya coa kotol, Dedy?" tanya Crystal kepada Angkasa.

Angkasa menjawab dengan senang hati, "iya, bau lagi. Jangan pegang-pegang kecoa, ya. Takutnya infeksi."

"Coanya minum peksi, Dedy?"

"Bukan pepsi, tapi kecoanya ada virus."

Geram sekali memerhatikan kedekatan Angkasa dan Crystal, Jenny hendak membuka pagar. "Daddy? Kamu sebut suami aku, Daddy?! Hei, dia itu bukan Daddy kamu!"

"Jenny, pelankan suaramu," tegur Fatma tak berniat membukakan kunci pacar, khawatir Jenny melampiaskan kebenciannya kepada cucu tersayang. "Kita dilihat tetangga, Sayang."

"Apa peduli aku, Bunda!" sentak Jenny. "Semenjak ibu mereka pergi, Bunda tidak pernah perhatikan aku! Cuma Ayah!"

"Sayang---"

"Cukup, Bunda!" bentak Jenny mengguncang pagar. "Sini kamu, Anak Nakal! Aku hancurkan kamu!"

Angkasa seketika menunda perbincangannya dengan Crystal, mendekati Jenny. "Sayang, nanti pagarnya rusak kalau kamu guncang."

"Diam, Sialan!"

"Woi! Berisik banget di depan rumah orang!"

Crystal semringah mendapati Melati datang ke rumah. "Ante Mel-Mel!" panggilnya bahagia.

Hubungan Crystal dan Melati telah membaik, berkat Langit menasihati anaknya. Sky pun sama, menegur Crystal agar tak berlaku semena-mena terhadap sahabat Namira. Meski berbeda, Crystal harus memperlakukan sama.

Crystal tak tahu apa-apa, hanya mengangguk. Namun, seringkali pertemuan dengan Melati bikin suasana penuh keributan dan gelak tawa. Akhirnya sapaan akrab buat Melati dari Crystal adalah Mel-Mel.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang