30. Pilek (III)

5.4K 512 88
                                    

Ketiga perempuan telah menyajikan makanan kesukaan Crystal. Hari pertama adalah pisang goreng rasa keju. Kelima orang itu melihat Crystal melahap habis 8 delapan buah pisang goreng, tentunya dibagikan pada Sky juga.

Saat pisang gorengnya habis, Crystal minta tambah sekalian menuangkan teh merek poci hangat. Seketika Crystal bersendawa.

"Tuh, kan. Sudah, ya. Jangan tambah lagi. Waktunya minum obat." Jack berniat menggendong Crystal, tetapi anak perempuan itu malah menepisnya.

"Ical macih lapal, Pappa. Ical mau picang goleng. Telus anti makan pija ya, Bibin? Ical mau itu?" Crystal menoleh ke arah Sky. "Kakak Cai uga mau pija?"

"Boleh." Sky mengangguk.

"Kakak Cai uga mau, Bibin!" Crystal tetap menepis lengan Dodi yang hendak menggendongnya. "Ical mau picang goleng lagi, Maman! Ical macih lapal!"

"Oke, baik," hela Dodi menyerah.

"Jangan teriak-teriak, Crystal. Suaranya nanti serak." Jack menasehati.

"Ical belum pup, Pappa."

Dodi menahan tawa atas kalimat terakhir Crystal membuat Jack mengembuskan napas panjang. Inilah anak yang paling keras kepala dan banyak maunya.

Pisang goreng kembali dihidangkan. Kali ini 5 buah saja. Soalnya Crystal tak bakal menghabiskan sekaligus.

"Kakak Cai duwa. Ical tiga." Crystal memperagakan sepuluh jarinya, mulai dari angka dua kemudian angka tiga. "Ical bica abis picang golengnya, Bibin. Ndak boleh pocecip."

"Hah?" Dodi memelotot. "Barusan dia bilang apa?"

"Posesif," kata Namira. "Dapat dari Kina, teman baru Crystal. Dia mengira yang suka pelotot lebar itu adalah posesif."

"Astaghfirullah."

Dodi dan Jack mengusap wajah bersamaan. Tayana dan Maulia hanya mendesah kasar, menahan perasaan ingin menggurui.

"Maman no pocecip." Jari telunjuk Crystal bergerak kanan-kiri. "Pappa uga no pocecip."

"Dedek Ical angan bilang pocecip-pocecip lagi," lerai Sky. "Dedek Ical kalo cudah makan, minum obat. Bental ada pija, lho."

Pernyataan Sky mengakibatkan Crystal menyelesaikan makanannya. Tiga buah pisang goreng ludes seketika. Anak itu mengulurkan tangan Jack.

"Dendong, Pappa."

Jack menggendongnya, mengucapkan terima kasih kepada Sky lewat sorotan mata. Lelaki itu pergi disusul Tayana dan Maulia.

"Sekarang, Sky dapat makanan penutup. Apel madu." Namira meletakkan piring berisi apel diolesi madu, dilirik Sky meraih satu apel dan memakannya. "Bagaimana, Sayang? Enak?"

Senyum Sky mengembang. "Enyak, Bubu. Makacih."

"Sama-sama, Sayang."

Elusan lembut mendarat di rambut Sky. Anak laki-laki itu menyunggingkan senyum lebih lebar lagi. Terasa hangat dan penuh kebahagiaan.

***

"Minum obat, minum obat, minum obat, minum obat, minum obat, minum obaaat!" nyanyi Crystal mengundang kekehan geli ketiga orang dewasa. "Ical cudah becal. Ical bica minum obat."

Kepala Crystal bergoyang seiring nyanyian tentang betapa hebatnya dia meminum obat. Tak lama, Crystal menatap Tayana berbinar.

"Bibin, pijanya laca keju, ya. Ical mau itu. Telus Ical mau micek."

"Milkshake," ralat Maulia lembut.

"Iya, micek, Mamma! Ical cuka micek!"

"Ya Allah, Crystal, berhenti berteriak di telinga Papa. Papa bisa budek."

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang