2. Artis

16.1K 995 7
                                    

Setiba di rumah, Maulia sedang menggendong Crystal, Sky turun sendiri sambil terus mendekap kantung berisi Apel, sedangkan Jack menurunkan barang-barang belanjaan.

Pintu terbuka dari dalam. "Sudah pulang?"

"Assalamu'alaikum," salam Maulia.

"Eh? Wa'alaikumsalam." Wanita itu melongok ke belakang Maulia. "Banyak banget belanjaanmu. Kalian beli apa, sih?!" tanyanya dengan tatapan tak percaya.

"Anak kesayanganmu habisin duitku," gerutu Jack.

"Anak kesayanganku ya, anak kesayanganmu juga!" tegur wanita itu, lalu beralih ke Sky. "Masuk yuk, Sayang. Lupain Pappamu. Bibin potongin Apel. Mau, kan?"

Sky mengangguk antusias.

Wanita itu membawa Sky masuk rumah, tak memedulikan Maulia menuju lantai dua bahkan pria lagi sibuk-sibuknya terus menggerutu.

***

Toyota Alphard berhenti di rumah berlantai dua dengan warna cat hijau. Pintu geser terbuka otomatis, sepatu kets merek terkenal memijak trotoar. Dari bawah ke atas, penampilan pria itu mengundang decak kagum dari para tetangga.

Tak ingin lepas kacamata hitam, juga kupluk tampak melindungi kepala, pria itu segera masuk sekaligus membantu seseorang sedang kesulitan.

"Dari mana?" bisiknya seraya menenteng barang-barang belanjaan. "Eh? Kamu beli berapa coklat, nih, sampai ada yang mahal?" tanya pria berkupluk mengecek isi kantung.

Geraman terdengar di bibir pria di sampingnya. "Crystal ambil semuanya. Enggak tega ya, aku biarkan. Kamu tahu, totalnya berapa?"

"Berapaan?"

"Hampir masuk 1 jeti, bro. Itu memalukan ketika kamu lupa bawa uang atau minimal kartumu diblokir gara-gara enggak bayar kredit," jawab Jack.

"Boleh buatku, enggak?" Gigi-gigi putihnya yang kinclong tak meluluhkan hati Jack.

"Kamu mau aku diteriaki Crystal karena curi barangnya?" Dia pun memutar bola mata. "Kalau tahu begini, aku serahkan urusan ini padamu, Dod."

"Jadwalku padat." Dodi mengangkat kantung-kantung lebih dari enam. "Beli susu juga? Susunya kan, belum habis?"

"Entahlah."

Jack masuk secara sempoyongan. Hari ini semakin capek karena mengurus si kembar meski satu sangat anteng. Lain hal dengan Crystal yang begitu semangat.

***

"Cotaaat!"

Grasah-grusuh dari lantai dua ke lantai satu membuat Dodi melepas kupluk dan kacamata. Semenit kemudian-karena Crystal sulit menjajaki lantai-gadis kecil itu menarik kencang kantung-kantung tersebut.

"E-kim mana, Pap?" tanya Crystal. "Tok, ditit. Mana, Pap?" Crystal mengedar segala arah, tak ada siluet Jack di sekitarnya. Pipinya menggembung. "Pappa ajat."

"Hai, Beb."

Suara terkesan familier membuat Crystal menoleh. Matanya berbinar senang. "Maman! Maman Dot!"

Dodi mesti sabar apabila Crystal menyebutnya Maman Dot. Sebutan sejak Crystal satu tahun lebih.

Lengan Crystal terjulur memeluk paha Dodi. Gadis kecil itu mendongak. "Maman di syini?"

"Iya, dong. Paman, kan, baik hati. Selalu ke sini kalau enggak kerja."

Crystal melepas pelukan. "Maman mau cotat?" Dia tetap memilah-milah barang belanjaan. "Cuma E-kim ndak da."

"Enggak baik makan coklat banyak, Crystal." Bukan Dodi yang berbicara melainkan seorang wanita. Rival Dodi.

"Bibin Aya! Ical mau Naci Doyeng!" seru Crystal antusias. Sangat.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang