63. Berbaikan

4.8K 575 82
                                    

Mungkin sejak kemarin, perdebatan itu dimulai. Sekarang dipenuhi kecanggungan. Crystal merangsek masuk ke pelukan Tayana, sengaja buat Sari kelabakan. Tatapan sendu Crystal saat ini membuat Sari kepayahan.

Sembari menggendong Geby, Sari ngotot lebih dulu berjalan bersama sang suami. Crystal digendong Jack, sementara Sky sedang digandeng Tayana.

Sepasang suami istri itu sama sekali belum memahami kecanggungan antara anak-anak dan ibunya. Namun, senyuman Sari telah melenyapkan rasa penasaran itu.

"Ibu mau lihat rumah kalian." Sari sempat berdeham, menempatkan diri di sela-sela kemanjaan Crystal. "Ibu dan Bapak cuma menginap di sini, belum tahu rumah kalian seperti apa."

Tak ingin kalah, Crystal mengacungkan tangan. "Ical uga mau!" serunya riang.

Sari menghela napas. "Ya sudah. Kita naik mobil apa, Jack?"

Jack maupun Tayana jadi heran melihat Sari seperti tak menolak permintaan Crystal. Gamam, Jack menggaruk kepalanya.

"Pappa punya tutu, ya?" tanya Crystal bikin yang lainnya syok.

"Papa enggak punya kutu, Sayang." Jack tak mampu menahan mulut Crystal tak dikontrol. "Jangan bicara di sini, ya. Papa malu, jadinya."

"Ada-ada saja," dengkus Sari seraya menimang Geby yang dibaluti bedung. "Nak, teliti dulu sebelum bicara. Seperti tidak lihat, kita di tengah-tengah kerumunan."

Merasa, Crystal cemberut. "Ical ndak kayak gitu. Nenek aja, munin."

Sari memelotot. "Hei, saya tidak bicara pada kamu. Saya bicara pada menantu saya."

Bibir Crystal maju, kesal.

Pria berjenggot itu, mengusap bibir Crystal. "Nenek enggak marah pada Papa. Cuma nasehati saja. Jangan marah sama Nenek, ya."

"Ical ndak malah-malah." Crystal menggeleng. "Pappa, anti nayik apa ke lumah?"

Bukankah itu pertanyaan Sari, sebelum Crystal berceloteh tentang hewan di kulit rambut?

Merasa tersaingi, Sari berjalan menghampiri Jack. "Pertanyaan Ibu belum dijawab. Kita naik apa ke sana?"

Kaget, Crystal menjadi dongkol. Akhirnya, mendelik tajam pada Jack seperti kelimpungan.

"A---ada Langit, Bu. Dia bawa mobil. Sekalian Dodi, Maulia, Angkasa dan Jenny pengin ikut." Jack tersudutkan ditatap seperti itu oleh dua orang perempuan berbeda usia. "Kita tunggu di lobi saja, Bu, Pak. Mungkin sekarang mereka tunggu di depan."

Sari mengangguk, berbalik badan dan berdiri di samping suami. Tak banyak cakap lagi.

Sementara Crystal, hanya melipat tangan di depan dada. Dirinya mulai tertantang membalas Sari, meskipun teringat bagaimana fatwa Langit tentang menghormati orang yang lebih tua. Seperti Crystal dan Sky menyayangi Eyang-Eyang dan Opa-Opa juga Nenek Fatma.

Mereka berjalan menuju lobi. Benar apa yang dikatakan Jack, Langit serta sahabat-sahabat lainnya telah menunggu mereka. Ada empat mobil tersedia.

Jack berterima kasih pada Langit sudah menyetir kendaraannya hingga ke tempat ini. Meraih kunci mobil, Jack menuntun kedua mertuanya ke dalam.

"Bibin! Cini aja!" Crystal menarik tangan Tayana, usai diturunkan oleh Jack. "Ical mau cama Bibin!"

"Tapi, Sayang---" Tayana kelabakan, takut ucapan kasar Sari menyulut api kemarahan Langit, nantinya. "---Bibi harus ke tempat Papa, lho."

"Ical mau Bibin," rengek Crystal. "Bibin anti ndak liat Ical cama Kakak Cai lagi."

Iba, Tayana berjongkok. "Bibi tetap sayang Crystal dan Sky. Enggak pernah berubah." Perempuan berhijab besar itu mengecup kening Crystal. "Apa boleh Bibi masuk ke mobil Papa?"

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang