25. Joget Cantik

4.8K 505 78
                                    

Seusai dari rumah sakit dan makan sushi, Crystal memerintah Dodi membelikan es krim lebih dari 20 buah. Hal itu bikin Dodi menganga begitu pula dengan manajernya.

"Bakal bangkrut nih, Bang Dod." Manajer menggeleng pelan disertai mengembuskan napas panjang. "Duit gue habis nih, Bang. Nanti bakal diganti, 'kan?"

"Iyalah, Mut," jawab

Dodi menjalani kesengsaraannya kali ini. Gaji yang seharusnya buat disimpan, ludes dibelanjakan. Harga sushi pun masuk dalam ratus ribuan mungkin tak bisa disebutkan berapa total nominalnya.

Sehingga sekarang, Dodi mesti membelikan es krim kesukaan Crystal sesuai janji telah disepakati. Jika tidak, Crystal akan terus merengek sepanjang hari. Imbasnya adalah Dodi.

Crystal sedang sibuk menunjuk merek-merek es krim atau meraihnya apabila bisa dijangkau. Anak itu begitu ceria karena kali ini Dodi mau menuruti perintahnya.

"Maman, cepat! Ni anti habis!" seru Crystal mengundang perhatian semua orang. "Ical mau ini uga, Maman! Babang!"

Sebutan abang buat manajer Dodi. Muttari Syahrul. Orang yang senantiasa menemani Dodi ke mana pun dia pergi. Orang sangat tahu seluk beluk keseharian kembar.

Muttari pasrah, mengambil es krim dan menaruhnya di keranjang plastik. Setelah mencapai 20 buah, Muttari beranjak. Namun, Crystal menahannya.

"Belum, Babang!" ujar Crystal menarik kain celana Muttari. "Ical mau ini uga!"

Di sebelahnya, ada es krim perusahaan lain membuat Muttari dan Dodi segera menuju kasir. Dikarenakan kedua pria itu meninggalkan Crystal, anak kecil itu mulai menunjukkan reaksi kemarahan.

"Maman! Babang! Jahaat!" rengek Crystal tak terima. "Ical mau ini! Cini, Maman! Cini, Babang!"

Hasil merengek Crystal menarik pandangan khalayak di supermarket besar ini hingga Sky berlari menghampiri adiknya. Padahal Sky masih kelihatan lemah.

"Dedek kenapa?" tanya Sky mengelus pundak Crystal.

Air mata tak jatuh melainkan berkaca-kaca di balik mata hitamnya, Crystal memeluk lengan Sky. "Kakak, Maman jahat! Babang uga!"

"Jahat kenapa?"

"Ical ndak beli itu," tunjuk Crystal mengarah pada freezer tampaknya berbeda dari yang lain. "Ical mau ini uga."

Sky mengetahui kegiatan Dodi dan Muttari, hanya mampu tersenyum. Kakak Crystal tersebut malah mengelus rambut adiknya yang berkepang dua.

"Ndak baik, ya. Anti cakit gigi." Sky memerlihatkan gigi putihnya. "Ical ndak suka doktel gigi, ya?"

Crystal mengangguk.

"Jadi, Dedek Ical ndak boleh ambah lagi. Anti sakit gigi."

Crystal memegang pipi gembilnya, mengangguk. "Ical ndak mau lagi."

Ditarik tangan Crystal menuju Dodi dan Muttari. Sky melirik adiknya sedang melambaikan tangan ke tempat es krim tak jadi diambil tersebut. Anak laki-laki hanya bisa tersenyum senang.

"Dadah es kim. Ical anti balik lagi, ya."

Gumaman itu membuat Sky menahan tawa. Beberapa pengunjung di sekitar sana pun terkikik geli, merasa lucu melihat tingkah Crystal yang tampak menggemaskan.

***

Maulia dan Namira sedang berbelanja buah. Mereka memeriksa buah apa yang cocok dikonsumsi kembar. Sekalian menambah bekal buat seminggu kemudian.

Di belakang mereka, hadirlah Sky dan Crystal tanpa sepengetahuan dua wanita itu. Yang bersangkutan pun tak menyahut.

Sky ngiler melihat apel, melepas genggaman tangannya dari Crystal. Diambil apel itu dan memilihnya.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang