56. Keluarga Shaila

5.3K 615 82
                                    

Media: Sky sedang senyum.

Perlahan masalah terselesaikan. Meski ada banyak canda gurau setiap kali Crystal mengeluarkan kalimat menyakitkan. Tetap saja, Crystal menerima Sabira.

Dalam empat hari, Agam sembuh sedia kala. Lelaki itu masih tetap mengunjungi rumah kecil di mana kembar tinggal. Bahkan Sabira diajak karena wanita itu ingin mengenal lebih dalam kepribadian si kembar.

Namun, Crystal tetap Crystal. Tak ingin hari-hari bersama Agam terhapuskan disebabkan kehadiran Sabira. Seperti ini, Crystal kesal bukan main karena Sabira mengintil Agam ke mana-mana.

"Iih, Ante! Cana hush-hush! Ical ndak cuka!" hardik Crystal menyingkirkan Sabira agar tak terlalu dekat dengan Agam. "Yayah punya Ical. Ante cana main gem cama Maman!"

Tak ingin menyerah, Sabira menggelendot di lengan Agam. "Ayah kamu kan, calon suami aku. Jadi, kamu mesti panggil aku, Bunda."

"Belum," kata Crystal menggeleng. "Ante belum adi Bubunya Ical."

"Sebelum puasa, aku pastikan akan menikahi ayah kamu." Sabira mengedip genit pada calon suami. "Iya, kan, Agam? Kita menikah dua minggu lagi?"

Agam mengangguk, tersenyum. "Iya, Sayang."

Keromantisan Agam dan Sabira bikin bulu kuduk Crystal merinding. Dia mundur, tak ingin mendekat. Pipinya menggembung sekaligus bibir mengerucut. Pernyataan Sabira menohok hatinya.

"Papiiii! Ante jelek ja'at! Ante Jelek abil Yayah!" pekik Crystal, berlari mencari seseorang.

Langit yang disebut Papi, baru turun dari lantai 2, sontak terkejut ketika Crystal menabraknya. Lelaki itu berjongkok, mengusap rambut Crystal.

"Siapa yang jahat, Sayang?" tanya Langit, berharap Crystal tak menangis.

Crystal tak menitikkan air mata sesuai perkiraannya. Raut wajah Crystal hanya mengerut masam, mendelik kesal ke arah pasangan sedang beromantis ria.

"Crystal tidak suka ada Tante Sabira?" tanya Langit heran. "Bukannya Crystal terima Tante Sabira?"

Crystal lagi-lagi menggeleng. "Endak, Papi. Ical ndak cuka cama Ante Jelek," bisiknya di depan muka Langit. "Ical ndak cuka ya, ndak cuka!"

"Tidak boleh bohong lho, Sayang," saran Langit memeluk Crystal. "Bohong itu tidak baik. Kalau tidak suka, katakan tidak suka."

Crystal mengangkat kepala. "Yayah atit, Omma malah-malah telus cama Bubu. Ical ndak cuka. Katanya Maman, pula-pula cuka aja. Bial Ante Jelek cenang."

Mendesah lelah ditambah kesal, Langit merasa kepalanya berputar. Apa lagi kali ini, Dodi menghasut Crystal untuk berpura-pura menyukai Sabira demi kelangsungan hidup Agam. Walaupun Langit mengira Agam mulai tak menyukai Sabira.

"Biarlah, Sayang," senyum Langit, mendekap Crystal. "Kita lihat saja, kapan mereka bertahan," lanjutnya licik.

Anak dan ayah itu terkekeh penuh misteri. Tayana yang melewati mereka seolah merasakan aura tak nyaman. Takut ada apa-apa, Tayana segera masuk dapur dan tak peduli terhadap pasangan gila sedang berdiri di ambang pintu.

***

Setiap hari Angkasa sering datang. Sekalian menghibur diri di kala Jenny jarang pulang. Dia juga mendapat tantangan baru, menggoda Crystal dan membuat Sky menyukainya.

Memang tak gampang. Lagi pula Sky mirip sekali dengan Guru. Ekspresi, sikap maupun sifat serta tindakannya sangat hemat bicara---hanya poin penting selalu diutarakan. Meski satu tambahan paling populer, Sky mudah tersenyum seperti Ruth dan Langit.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang