24. Pulang

5.1K 522 73
                                    

Akhirnya pulang. Crystal gaung hingga ke luar kamar. Hatinya ceria seperti matahari yang terik. Senyum Sky juga digadang-gadang sejak lama.

"Kakak pulang! Kakak pulang! Kakak pulang!" senandung Crystal sambil berputar.

Namira dan Maulia terkikik geli memandangnya seraya membereskan baju-baju Sky. Dodi sebagai petugas pengantar Sky dan Crystal kembali ke rumah mungil mereka, duduk bersila demi melenyapkan kelelahan.

"Kakak pulang! Kakak pulang-pulang!" Crystal tak berhenti menyenandung.

Dengan pelan, Sky turun dari brankar. Berniat mendekati Crystal, menghentikan pergerakan adiknya agar tak oleng.

"Adek, angan," kata Sky. "Anti pusing, lho."

Crystal bahagia ada kakaknya begitu perhatian, memeluknya penuh sayang. "Asiik! Kakak pulang! Anti beli es klim, ya!"

Nyaris Namira, Dodi, dan Maulia memutar bola mata. Di saat seperti ini, bukannya pulang ke rumah, Crystal ingin mampir ke minimarket beli es krim.

"Dedek mau beli apa?" tanya Sky lembut.

"Ical mau Kornetto, Bits, an engg ... Manum." Crystal menjawab sambil berpikir, mengingat nama-nama es krim kesukaan. "Kornetto-nya banyak, Kakak Cai!"

"Anti sakit gigi, lho." Sky memperingatkan.

"Didi—"

"Gigi, Sayang," ralat Namira.

"Digi." Crystal kebingungan.

"Gi—gi."

"Giii—gi." Crystal menunjukkan gigi putihnya. "Giii—gi Ical cehat, kok."

Rasa baru kemarin Namira mengajarkan Crystal belajar. Crystal masih belum fasih, itulah mengapa Namira meminta Dodi dan Maulia selalu mengarahkan Crystal ke kata-kata sesungguhnya.

"Iya, gigi Dedek Ical sehat." Sky mengelus rambut adiknya. "Tapi, Dedek Ical jalang sikat gigi."

Spontan, Crystal membekap mulutnya. Di balik telapak tangan itu, Crystal tersenyum. Kelihatan sekali Sky tahu kebiasaan Crystal yang jarang gosok gigi sehabis makan dan sebelum tidur.

"Alhamdulillah selesai juga."

Namira kewalahan mengurus kepindahan. Bukan barang-barang Sky yang diatur melainkan kepunyaan Crystal. Setiap kali datang karyawan Agam menjenguk Sky, Crystal meminta mereka membawa boneka banyak. Itu perintah mutlak dari Crystal, lagi-lagi dipatuhi Agam.

Tentu Namira, Maulia dan Dodi syok. Apalagi Oma dan Opa—ayah dan ibu kandung Agam. Saking menuruti kemauan Crystal, Agam dianggap memanjakan adik dari Sky Tyaga Syaidan.

Kata Crystal waktu itu, tidak boleh datang kalau tak bawa boneka. Tak heranlah Crystal membela Namira mati-matian sejak peristiwa suram itu, karena Namira membawa boneka Panda. Sedangkan Opa dan Oma tak membawa apa-apa.

Beginilah Crystal kalau pilih kasih. Lebih suka pada orang yang memberi hadiah, daripada tak memberi. Terkecuali Maulia, Namira, Jack, Tayana, dan Dodi ditambah Agam. Namun, Jack dan Tayana tak lagi bersapa muka dengan si kembar.

Bila Crystal sakit, bawa kue sebanyak-banyaknya. Jika tidak, dia akan mengusir mereka sekali jeritan.

Itu pernah terjadi saat Crystal sakit. Semua penghuni rumah mungil tak tahu lagi bagaimana mereda amarah Crystal.

"Bonekanya banyak!" jerit Crystal menarik kantung boneka. "Maman, bawa ini! Bawa ini!" tunjuknya sambil memerintah.

Dodi menghela napas pasrah, mengangkut kantung berisi boneka. Mengangkut bagaikan kuli.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang