68. Tergoda atau Penggoda

4.9K 602 102
                                    

"Mmmm ...."

Sky mengangkat kepala, menatap Crystal. "Dedek kenapa?" tanyanya.

"Mmmm ...." Crystal menggeleng. "Mmmm ...."

"Dedek kenapa kayak gitu?" tanya Sky lagi, ditambah heran. "Kenapa ucap pelut telus?"

Dari tadi Crystal gelisah melulu. Bukan ingin buang air, melainkan memegang perut entah tandanya apa. Bahkan mulut pun tak cerewet seperti biasa.

"Dedek Ical?"

"Sky, ayo makan." Langit datang, membantu Sky yang masih duduk di lantai agar berdiri. "Supaya cepat sembuh," tambahnya.

Sky tak berpaling dari Crystal kelihatan menegang. Ditelisik bagaimana gerakan Crystal sepertinya ingin berdiri atau terus duduk. Setelah itu, Crystal meraih boneka kelinci dan menggigit telinga panjangnya.

Pria yang merupakan ayah kandung kembar, menoleh ketika cara pandang Sky masih tertuju pada adiknya. Kening Langit mengernyit.

"Crystal kenapa?" Kali ini Langit yang bertanya, mengusap dahi anaknya. "Jadi, keringatan begini."

Crystal menggeleng kencang. "Mmm ...."

Sontak kedua alis tebal Langit terangkat. "Kok, jawabannya begitu. Crystal, kenapa?"

Sesegera mungkin, Crystal bangkit berdiri. Tanpa menatap sang kakak maupun ayahnya, Crystal berlari menuju kamar tamu. Hari ini kedua orang tua Langit datang berkunjung.

Kepala dua orang berwajah sama dimiringkan. Mereka pun saling bertatapan, tak paham atas aksi Crystal terbilang unik. Tak biasanya.

***

Tontonan di layar televisi tak bikin Crystal semangat. Padahal di dalamnya ada Dodi sebagai pemeran utama, tetapi tak berminat juga. Tak suka, Crystal menjatuhkan tubuhnya ke samping. Sofa empuk menjadi pendaratannya.

Wajah datar muncul seketika tak membuat Crystal kaget. Namun, kemunculan Guru benar-benar hampir bikin Crystal memekik. Anak itu langsung membekap mulutnya.

"Ada apa dengan cucu Eyang? Kok, tidak seperti biasa?" tanya Guru.

Tiga orang sudah berulang kali bertanya tentang keadaan Crystal. Tetap saja tak ada jawaban maupun sahutan.

Crystal menggeleng, pelan. Beringsut ke pegangan sofa, memeluk boneka kerbau---hadiah dari Ruth.

"Bunyi apa tadi?" Guru mengedar pandang usai mendengar sesuatu. "Kamu dengar itu, Nak?"

Jengah, Crystal menggeser pantatnya ke ujung sofa agar turun. Tak lama, Crystal melenggang berlalu. Guru jadi terheran-heran dibuatnya.

"Bocah itu kenapa?"

***

Kehadiran Crystal di dapur ketika mencium bau sedap, bikin perutnya keroncongan. Tadi malam, Crystal berhasil bangun jam 3 pagi. Dalam keberhasilannya, Crystal disuguhkan sajian dari Guru dan Ruth yang sempat menginap.

Crystal makan dengan lahap. Habis itu, ketiduran karena kenyang. Otomatis makanan habis gara-gara tertidur terlalu lama.

Tak ada siapapun di dapur, karena matahari berada di atas. Berarti jam 1 siangan. Dan itu, panas sekaligus haus.

Memeluk boneka kerbau, Crystal mendekati kulkas. Dibuka kulkas itu, udara dingin menyambutnya. Crystal terlena.

"Enyaaak."

Hampir tertidur, Crystal pun harus melek. Akan tetapi, perut terus berbunyi tak keruan. Takut apabila ada seseorang melihatnya, Crystal menutup kulkas.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang