5. Mall

10K 714 11
                                    

Sakit perut hal biasa bagi Dodi. Namun waktu memakan coklat kadaluarsa, Dodi lekas ke Rumah Sakit untuk mengeluarkan isi perutnya. Dia tidak mau urusan perutnya menghalangi pekerjaan digeluti Dodi.

Dengan wajah tak berdosa, Crystal terus menawari coklat ditambah paksaan bikin Dodi panik. Meski ada beberapa coklat diambil Dodi, tetapi dibuang tanpa Crystal ketahui.

Tetap saja Crystal tahu. Andalan terhebatnya adalah kepo.

Bahkan Dodi menyuruh Maulia menghentikan Crystal. Namanya anak kecil akan terus keras kepala sebelum keinginan terpenuhi. Dodi dan Maulia bisa apa jika tak menuruti permintaan Crystal.

Sky sering membujuk Crystal agar jangan memberikan camilan kadaluarsa ke Dodi. Sebagai kakak panutan, kemarahan dan tangisan Crystal paling dihindari Sky.

Tak ingin mata Crystal berkaca-kaca, Sky berhenti. Kemudian menggeleng ke Dodi dan Maulia seolah menyerah.

Untung tak ada Jack dan Tayana, sepasang suami istri itu sedang berkunjung ke rumah kedua orang tua Jack di Bekasi.

Payah dalam hal mengatasi kekeraskepalaan Crystal yang mendunia, Dodi membuka mulut saat Crystal menyuapinya dengan coklat.

Syukur sujud kepada Tuhan, Namira datang dengan senyuman manis. "Assalamu'alaikum, semua! Hari ini kita jalan-jalan, yuk!"

Terhenti di udara tangan kecil Crystal, menoleh secepat kilat. Tiba-tiba coklat itu jatuh, disembunyikan Dodi pula—alias dilempar ke sembarang arah. Crystal bergegas menerjang Namira.

"Bubu! Syalan-syalan syantik, ya?!" seru Crystal.

"Iya, dong. Kita ke Salon. Rambut Crystal agak lepek. Bau, lagi." Namira berusaha mengalihkan perhatian Crystal, tersenyum kepada Dodi dan Maulia yang bernapas lega. "Terus, kita belanja baju baru."

"Yey!" Keceriaan Crystal tak berlangsung lama, bocah cilik itu mencium rambutnya. Tak bau. "Masyih hayum, Bubu. Ndak bau."

Crystal mengarahkan rambut kepangnya ke muka Namira. Wanita itu mengendus, berpura-pura mengernyit dan menjauh.

"Bau banget, Sayang. Crystal enggak pernah mandi, ya?"

Crystal cemberut, berkacak pinggang. "Nak aja! Ical masyih syantik tayak Syahyani."

"Syahrini," koreksi Dodi.

"Iih, Maman Dot hush!" Gadis kecil itu meminta Dodi diam, barulah Crystal ingat. "Maman Dot dah cotatnya?"

Diberi pertanyaan itu, Dodi menunjuk perutnya. "Tentu, dong. Paman kan pintar, enggak kayak Crystal."

"Iih! Maman jeyek, deh. Ical mintal loh, ndak tayak Maman." Crystal menatap Dodi, congkak.

Maulia dan Namira menghela napas. Sky hanya memandang mereka tanpa menggubris.

"Kalian ganti baju, ya. Bunda tunggu di sini," sela Namira diangguk Sky dan Crystal.

"Yok, Maman Dot!"

"Eh?" tanya Dodi bingung ketika Crystal memegang tangannya yang besar. "Sayang sudah besar, kan? Sama—"

"Capek, deh, Maman. Hush!" tegur Crystal terus menarik Dodi ke lantai dua.

"Maman nundu di yual," saran Sky kelihatan manjur di pendengaran Dodi.

Ada penyelamat bersahaja.

***

Di mall paling diminati, Crystal berlenggak-lenggok usai ke Salon. Rambutnya terurai bagai putri di cerita-cerita dongeng. Rambut berkilau yang sangat mirip dengan ibu kandungnya.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang