66. Terkenang

4.3K 582 101
                                    

"Uuuuuuu."

"Apa, Sayang?" Seorang pria memandangi wajah sang bayi yang terus-terusan berbicara. "Ini lagi dipakaikan popok, lho," lanjutnya.

"Aaaaaa."

Pria itu malah terkekeh. Pertama kali dalam hidupnya di usia terbilang muda, merawat bayi butuh perjuangan lebih. Kelahiran kembar membuat tingkat kepercayaan Agam meningkat.

"Crystal sudah pakai popok, Kakak Sky sedang tidur. Crystal mau apa, sekarang?" tanya Agam, kedua telapak tangannya menumpu di dua sisi kepala Crystal. "Mau main?"

Entah mengapa, Crystal terlonjak bahagia. Bayi berusia lima bulan itu lebih duluan membalikkan badan sambil tertawa. Ditoleh kepala, mencari keberadaan Agam tampak senang.

"Yayayaya!"

Perkataan Crystal arti dari setuju. Agam pun lekas menggendong bayi itu, mengajaknya keluar. Meninggalkan Sky bersama Dodi terlihat teler, serta Namira telah selesai dari kamar mandi.

***

Namira teringat masa-masa di mana Agam bersemangat merawat kembar dengan tangannya sendiri. Memandikan, mengganti popok, memakaikan baju, bermain dan bercakap-cakap. Bahkan Agam tak pernah tidur apabila kembar menangis di tengah malam.

"Yayah cuka Ical, Bubu?" tanya Crystal, memang sedari tadi duduk bersebelahan dengan Namira. Mengamati foto-foto Agam di album. "Ical cuka ketawanya Yayah Dam."

Rasa sedih masih menggelayuti hati Namira. Beberapa minggu setelah penguburan jasad Agam, Namira tetap tak melupakan sosok pria yang pernah hadir di hatinya. Pria yang baik, meski sering menyakitkan hati.

"Yayah Dam apan pulang?" tanya Crystal.

Sendu, Namira paham arti itu. Crystal bagaikan anak sangat merindukan orang yang selalu merawat dirinya. Sky apalagi. Dalam satu minggu, Sky demam. Efek rindu dan kesedihan.

"Ical tanen Yayah." Crystal cemberut, sedu. "Kakak Cai telus cedih. Ndak mau makan. Ical kan, uga ndak mau makan. Api, Ical uga lapal."

"Kakak Sky sudah bisa makan walau sedikit-sedikit, Sayang." Namira mengelus rambut Crystal.

"Kalo Yayah pulang, Ical cama Kakak Cai makan ketiak," ucap Crystal menggebu-gebu.

"Kwetiau," ralat Namira.

"Iya, itu!"

Masih memerhatikan foto-foto di album, Namira belum beranjak. Crystal melirik bayi gendut sedang digendong Agam.

"Itu ciapa, Bubu?" tanya Crystal, lagi, sembari menunjuk foto.

"Ini Kakak Sky."

"Endutttt!" jerit Crystal. "Ical ebih endut kalna makan cayul."

Namira menggeleng, geli. "Crystal dan Sky dikasih susu termahal. Hadiah sampai Crystal dan Kakak Sky masuk dua tahun. Dari keluarga Ayah Agam," ungkapnya.

Bibir tipis itu membulat, mengangguk kecil. "Yayah pake kakamata."

"Kacamata," koreksi Namira, dengan sabar.

"Ganteng."

Spontan, Namira mengacak-acak rambut Crystal membuat anak itu mengerucutkan bibir. Gemas sekali hanya sebut ganteng.

Sejak dahulu kala, saat Crystal bayi pun, anak itu tak berhenti menatap Agam. Selain Dodi dan Jack sama-sama berwajah rupawan, hanya Agam masuk dalam peringkat satu.

Mungkin Agam seringkali membelikan mainan. Selalu mengajak kembar jalan-jalan. Di usia muda, Agam mampu menjadi pegawai tetap di perusahaan keluarganya. Jadi tak heran, Agam mempunyai penghasilan luar biasa.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang