49. Untuk Hari Ini

4.8K 639 157
                                    

Sky dan Crystal keluar dari persembunyian. Disebabkan Crystal kehausan. Lekas, Sky menuju tempat dihafalnya. Ruang tunggu di mana Namira sedang menunggu.

“Bubu, Ical hausy.”

Wanita itu segera menyodorkan gelas kecil untuk si kembar, lalu menyuruh mereka duduk. Bahkan mereka butuh asupan makanan buatan Tayana yang super lezat. Tayana, wanita hamil, cenderung memiliki ngidam dengan menyiapkan makanan-makanan kesukaan si kembar.

Mungkin anak di kandungan Tayana sangat menyukai kakak-kakak kembarnya. Maka dari itu, Tayana berusaha keras menyenangkan mereka sebelum perhatian itu teralihkan.

“Bubu, Ical nemu Opa-Opa,” kata Crystal sambil melahap makanannya.

“Opa-Opa?” Namira kebingungan. “Di mana?”

“Di cana,” tunjuk Crystal, menjawab, ke tempat fitness. “Opa-Opa lali-lali. Ical cama Kakak Cai lali-lali uga.”

“Kalian enggak bikin ulah, kan? Tadi Bunda dengar teriakan Crystal, lho.”

“Ical ndak cuka di dalam, Bubu.” Jawaban Crystal tak sesuai pertanyaan Namira. “Belat, Bubu. Ical ndak bica talik.”

Sangat paham arti pernyataan Crystal, Namira membelai lembut pipi anak itu tampak belepotan. “Ini kan, bukan tempat buat anak kecil, Sayang. Lain kali jangan turuti kemauan Papi, ya.”

“Kenapa, Bubu?”

“Papi suka lupa kalau ke tempat kesukaannya. Bahkan enggak ingat kalau dia datang ke sini bersama sahabatnya,” gumam Namira mengingat masa lalu. Teringat akan hal itu bikin dia kesal, mati-matian takkan memaafkan Langit. “Papi itu orangnya lebih suka main-main sendirian,” lanjutnya.

“Ndak bayik main-main cendililan, Bubu,” komentar Crystal bikin Namira tersenyum. “Ical cuka cama Papi, kok.”

Namira terkekeh. “Semoga saat dewasa, Crystal bakal mengerti.”

“Kenapa, Bubu?” tanya Sky merasa tertarik.

“Nggh ….” Namira berpikir, mencari penjelasan yang pas. “Apa kalian merasa aneh dengan Papi sewaktu jalan-jalan kemarin?”

“Ical ndak tau, Bubu.”

Sky meneguk ludah. “Papi kayak Dedek Ical, ya. Ndak peka cama cuka ilang-ilang,” jawabnya gagu.

Sahutan itu berupa usapan di ubun-ubun kepala Sky, menandakan jawabannya itu benar. Semenjak mereka berjalan-jalan di taman, Langit seringkali tersesat. Jack yang mempunyai waktu luang, bisa menemukan Langit sedang mengobrol dengan tetangga tanpa ada kecemasan tersirat di wajahnya. Benar sekali, Namira ingin menonjok wajah tak bersalah itu.

“Papi cuka ilang-ilang ya, Bubu? Ical kok, ndak liat?”

Kepribadian Langit dan Crystal itu setara. Meski dalam hal serius, Langit mirip dengan Sky. Begitu tenang, tegas dan kalem. Jika dalam keadaan biasa-biasa saja, dominan Crystal. Tak pekanya dan suka menghilang ke mana-mana.

“Ical mau lagi, Bubu.”

Pengalihan sementara, Namira lega. Untuk hari ini, Namira menyempatkan diri menjaga kembar. Mereka sudah lama terkurung di rumah atas titah Dodi. Di hari ini, Jack akan membayar biaya fitness Langit karena suami Tayana itu sangat merindukan tempat olahraga tersebut.

***

Makanan Crystal dan Sky telah habis. Mereka lega karena kenyang. Semangat pun timbul. Mereka masih mengikuti sepak terjang Thanos yang saat ini keberadaannya hilang. Walau jejak itu berada di dalam sana.

“Kalian di sini?”

Sontak Namira menoleh, tercengang mendapati Angkasa. Lelaki berambut gondrong itu menatap mereka jengkel. Pertemuan terakhir kali menuai malu setiap sepasang suami istri itu ingin keluar dari apartemen. Sindiran bahkan cibiran meliput kehadiran mereka.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang