38. Gempar

5.3K 523 84
                                    

Dalam beberapa jam meninggalkan kembar, Maulia dan sepasang suami istri---Jack dan Tayana---melongo ketika aura Crystal suram. Sky terlihat biasa saja. Ada pula aura yang memancarkan kebahagiaan, ternyata adalah Nada. Aura mencekam berada di sekitar Melody.

Ketiga sahabat Shaila benar-benar tak percaya, suasana ruang keluarga sedang beradu aura. Emosi mereka terkesan jelas meski Sky dan Melody tak tampak.

Mereka belum tahu siapa tamu yang berkunjung ke rumah kecil ini. Namun, ketika wajah dikenal sangat familier, mereka mendesah lega.

"Tiqa!"

Ketiga orang itu menyalami Tiqa yang mereka kenal sebagai sepupu Agam. Tiqa pula memperkenalkan siapa anak kembar di bawah usia Crystal dan Sky.

Sementara mereka---para orang dewasa---sedang mengobrol, para bayi duduk anteng di kursi masing-masing. Sky hanya memakan apel kesukaannya, acuh tak acuh. Pun sama dengan Nada tetap fokus pada sayur kangkungnya.

Di antara obrolan bahagia dan bunyi menguyah makanan, Crystal menatap lekat Melody tanpa putus. Crystal berharap Melody segera menghilang dari depannya.

Ketika Melody mengangkat kepala, ingin mencari tahu pandangan seseorang ke arahnya, Crystal malah menunduk. Melody kembali memakan lahap masakan Namira, tak menggubris keanehan Crystal.

Mungkin baru sembuh atau masih sensitif, Crystal meraih sendok dan menyuapkan lauk ke mulutnya. Tanpa melepaskan tatapan kesal untuk Melody.

"Ete."

Suara centil Nada membangunkan kekaleman Sky sembari menunjuk sendok dipegang Crystal. Ada sayur berbentuk lonjong berwarna hijau.

"Elah."

Nada kembali bersuara, gemetar entah disebabkan apa. Sky jadi kebingungan sendiri di sebelahnya. Menoleh ingin tahu sebabnya, Sky membelalak.

"Dedek Ical, tu lom----"

"Gyaaa! Anas!"

"---bok."

Sky tak mengira Crystal memakan sambel bercampur pete, beranjak dari kursi. Kakak laki-laki Crystal tersebut menggapai gelas dan membantu adiknya minum.

"Macih ... Kakak Cai," isak Crystal mengibas lidahnya terasa panas.

Kembali lagi Sky memberi Crystal minum. Reaksi itu belum hilang. Beruntung Maulia memberi sebuah makanan bisa meredakan panas akibat sambal.

"Sudah?" tanya Maulia harap-harap cemas.

Crystal mengangguk lemah, menitikkan air mata.

Sky mengetahui gelagat Crystal terus memandang Melody hingga adiknya mengambil apa saja ada di hadapan tanpa mencari tahu. Apa sebegitu parahnya kekesalan Crystal terhadap Melody?

"Ical mau bobo, Mamma!"

Lekas Maulia menggendong Crystal hati-hati. Ketika melewati Melody masih santai, Crystal meleletkan lidah ke arah saudara kembar Nada itu. Sky menggeleng melihat tingkah Crystal.

"Yuk, makan lagi," kata Tayana menghentikan kegaduhan di ruang makan.

***

Sepanjang siang, Crystal menetap di kamarnya. Meski tidur siang lumayan banyak, tetapi Crystal belum siap menghadapi orang asing.

Keseruan di luar kamar memancing Crystal tampak penasaran. Turun dari ranjang, Crystal mendekati yang sedikit terbuka celahnya. Saat membuka, pintu itu malah bergerak sendiri.

Bayangan di balik celah itu membuat Crystal penasaran, mendekat lebih dalam lagi. Tentu dia memekik, karena tatapan bola mata berwarna biru memelototinya tajam.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang