60. Anggota Baru

5.2K 606 70
                                    

"Ustel, Ical punya dedek balu."

"Benarkah?" Suster tentu terperangah, karena tahu-tahu ada anak kecil mendekatinya, lalu mengutarakan bahwa dia mempunyai adik bayi. "Siapa namanya?" tanyanya lagi.

Crystal terdiam, kemudian mengangkat kepala dan menatap Jenny. "Momy, dedek balu namanya capa?"

Jenny mengedikkan bahu, menghela napas. "Tidak tahu, Nak. Kan kita belum ke sana."

Kembali Crystal menoleh kepada suster. "Momy ndak tau, ustel. Momy ndak tau nama dedek balunya," katanya.

Suster pun terheran-heran. Bila memang ibu anak ini ada di hadapannya, lalu adik bayi dimaksud Crystal itu siapa. Rasanya suster merasakan kekepoan tinggi.

"Lho, bukannya Momy-nya adik kecil juga Momy-nya adik bayi?" tanya suster itu penasaran.

"Bu---"

Jenny langsung sigap membungkam mulut Crystal. Cukup sudah Crystal membeberkan sesuatu, mungkin bisa jadi, menyusahkan pikiran keluarga-keluarga sahabat Shaila.

"Maaf, Suster. Saya mesti ke tempat saudara dulu." Jenny lekas menggendong Crystal tampak meronta. "Diamlah, Nak. Kamu tidak seharusnya bicara begitu."

Crystal mendorong tangan Jenny, mengerucutkan bibir. "Ical ndak kayak gitu Momy. Ical cuma momong, Momy ya, Momy. Bibin ya, Bibin."

Jikalau begitupun, membiarkan Crystal pasti akan semakin sulit. Akan ada pertanyaan-pertanyaan dilayangkan suster itu kepada Crystal. Dan anak kecil cerewet ini, pasti menyuarakannya.

"Aku tidak tahu apa yang kamu bilang," dengkus Jenny. "Bisa jalan sendiri, kan?"

Crystal mengangguk, kembali diletakkan ke tanah. Namun, tak beberapa lama, anak itu menuju suster yang lewat.

"Ustel, Ical punya dedek balu."

Besok-besok, Crystal dikarungi saja daripada bikin malu. Beda dengan Sky yang terus menggeleng, melihat kelakuan adiknya tampak begitu bersemangat.

***

Pintu didobrak begitu keras, mengagetkan orang-orang ada di dalam. Berkat bantingan benda tersebut, bayi ditimang ibunya, menangis kencang bersamaan dengan suara gelegar Crystal.

"Bibin! Mana dedek balu Ical!"

"Oeeee!"

"Subhanallah."

Sky menghalangi Crystal, sebelum mendekati Tayana dan bayinya. "Dedek Ical angan dekat-dekat. Anti dedek nanis."

"Iiih." Crystal bersedekap. "Ical mau liat dedek balu. Maca ndak boleh."

Tayana segera menimang bayinya berjenis kelamin perempuan, menghela napas mendengar teriakan Crystal. Sedetik kemudian, sepasang mata Tayana membeliak.

"Crystal?! Sky?!" pekik Tayana.

Bukan hanya Tayana saja. Jack selaku ayah kandung bayi, Maulia, Namira serta Dodi ditambah Muttari sontak menoleh ke arah dua anak sedang berseteru. Sekejap saudara kembar itu dipeluk Dodi.

"Kalian pulang," ujar Dodi terharu.

Sky paling kalem, menepuk punggung Dodi agar tenang. Sedangkan Crystal terkejut, memberontak.

"Maman, cecak! Ical ndak bica napas."

Abai. Dodi tetap setia memeluk. Tak mengurungkan niat melepas, karena pria iti sangat merindukan si kembar tiga hari---dua malam.

"Maman!" teriak Crystal di telinga Dodi.

Akibat teriakan itu, pendengaran Dodi berdenging. Pandangan terasa berputar, Dodi mengurai pelukan. Crystal bernapas lega.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang