26. Marah

5.6K 485 41
                                    

Dodi berantakan karena dikerumuni massa, sedangkan Sky berada di gendongan hanya diam. Terasa sekali hidup Sky terombang-ambing dikejar massa. Sekarang massa mengelilingi dirinya dan Dodi. Penggemar-penggemar Dodi yang super banyak.

"Minta tanda tangannya dong, Mas Dodi."

"Foto bareng, Bang Dodi!"

"Boleh minta no hapenya, Mas Dodi? Biar saling kontek-kontekan."

Lelaki itu menyunggingkan senyum, menerima segala pertanyaan dan permintaan. Kemudian menjauhkan Sky dari jangkauan keingintahuan beberapa fans yang menyelidiki siapa di dekapannya. Dodi tak ingin berita ini sampai ke telinga keluarga Shaila.

"Mas Dodi, ini anaknya siapa?"

"Keponakan, ya?"

"Iiih, ganteng banget."

"Usianya berapa, Mas Dodi?"

"Boleh cubit, enggak?"

Uluran tangan seseorang membuat Dodi menjauh. Perasaan tak enak menjadi penentu, Dodi memberi senyum minta maaf. Apalagi genggaman Sky di bajunya mengetat, tanda-tanda bahwa Sky ingin segera pergi dari sana. Tak lama kemudian, Muttari datang bersama tiga orang  sekuriti.

"Permisi, Mbak, Mas, saya mau lewat." Muttari akhirnya berada di dalam pusat lingkaran, melindungi Dodi dan Sky. "Karena kalian rindu dengan Dodi, maka dari itu saya mengajukan temu fans yang akan dijadwalkan minggu depan. Infonya bisa ditemukan lewat media sosial Dodi atau saya. Datang, ya. Sekalian bawa kertas buat tanda tangan."

Dodi melongo dan membelalak mendengar pernyataan Muttari akan mengadakan jumpa fans. Untuk pertama kalinya, Dodi terbilang bertemu fans bersama rekan-rekan satu film, harus sendirian dalam menghadapi ribuan penggemar yang mengaguminya. Bisa mati sekarat lama-lama.

"Mutt—"

"Jadi, silakan minggir dan tunggu info dari kami." Muttari memotong ucapan Dodi seperti menolak.

Kerumunan itu membuat jalur keluar, Muttari melangkah lebih dulu. Sekuriti ada yang di depan dan di belakang. Dodi berjalan was-was. Takut mengalami sentuhan mendadak dari para penggemar. Namun, tak ada yang terjadi.

Setelah sampai di pintu Supermarket, Dodi melenggang pergi. Sementara itu, Muttari berterima kasih pada ketiga sekuriti dan memberi tip. Lalu, menyusul Dodi yang telah masuk Alphard.

***

Sembari meletakkan Sky di belakang, di pangkuan Maulia yang sudah membayar apel milik Sky. Sejak Dodi dikejar-kejar penggemar, Maulia dan Namira serta Crystal menunggu di Alphard ketika Muttari menyerahkan kunci mobil. Meminta mereka menunggu Dodi dan Sky.

Dodi menatap sinis Muttari yang terkesan santai. Memang terlihat santai bagi Dodi, tetapi keputusan itu perlu dipikir matang-matang. Muttari memutar badan, berhadapan pada Dodi kemudian membungkukkan badan.

"Maaf, Bang Dodi. Ini salah gue. Seharusnya gue bilang dulu sama elo. Tapi, gue nggak bisa pikir panjang. Makanya gue ngomong seadanya biar fans elo pergi. Eh, ternyata manjur juga."

"Gara-gara kamu, aku dapat baliknya! Otak kamu itu dipakai buat apa sih, Mutt?!" Dodi mengacak-acak rambutnya frustrasi. "Bagaimana caranya aku menghadapi mereka? Aku saja enggak tahu berapa penggemarku?" Membayangkan berapa fans di kepala Dodi membuatnya bergidik.

"Nanti gue susun ulang, deh, Bang." Muttari menatap Dodi lurus. "Tapi, janji tetap janji. Elo mesti menepati buat temu fans. Jika enggak, mereka bisa mengamuk."

"Ya iyalah. Cewek saja ngamuknya luar biasa, apalagi banci!" Dodi menyentuh kepalanya yang nyut-nyutan. "Terserah kamu mau, deh. Yang penting jangan minggu depan. Aku sibuk main sinetron."

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang