19. Sakit Demam

6.9K 496 27
                                    

Perasaan Crystal biasa saja ketika Agam dan Namira belum pulang. Keasyikan bermain bersama Kina menyingkirkan sejenak kekalutan tiba-tiba hadir, seolah ada yang hilang.

"Crystal, magrib, lho. Masuk, Sayang," pinta Maulia memanggil Crystal.

Sebelum Crystal mengajak temannya masuk, klakson mobil menyentak kedua anak-anak itu. Mereka menoleh memerhatikan Toyots Civic terparkir di depan pagar rumah kembar.

Kaca gelap diturunkan menampakkan pria berusia matang sedang tersenyum. "Kina, pulang."

"Papa!" Kina bahagia sekali ayahnya menjemput dia. Anak itu menggerakkan kepala ke arah Crystal. "Pinjam saja punya saya. Nanti besok atau liburan sekolah, saya ambil. Dadah, Crystal."

"Dadah, Tatak!" balas Crystal.

Tanpa sepatu rodanya, Kina membuka pagar dan menutupnya. Dengan segera membuka pintu mobil belakang, lalu menutup. Toyota Civic melaju setelah memberi seutas senyum kepada Crystal.

Tak lama, Crystal menyusul masuk ke dalam rumah. Senja mulai menguning, datang gelap dari arah Timur. Takut terjadi apa-apa, Maulia menutup pintu dengan mengucap basmalah.

***

Malam hari telah datang, Crystal kenyang sesudah memakan semua sajian di meja makan. Agam dan Namira belum kunjung pulang, hati Crystal merasa resah.

"Mamma, Yayah syama Bubu beyum pulang?" tanya Crystal berwajah sendu dan mengantuk.

Maulia takut berbicara tentang keadaan Sky, menyungging senyum lembut. "Mama enggak tahu, Sayang. Crystal mengantuk, ya?"

Crystal mengangguk lemah.

"Tidur ya, sambil menunggu kedatangan Ayah sama Bunda."

Tanpa berkompromi, Crystal turun dari kursi menuju tangga. Dibantu Maulia berjalan ke kamar berwarna merah muda dan biru langit, wanita itu membuka pintu. Dengan lunglai, Crystal berhasil naik tempat tidur.

"Ganti bajunya dulu, Sayang. Sikat gigi juga belum." Maulia ingin mengadang Crystal agar tak lekas tidur, tetapi anak perempuan itu lebih menuruti kemauan efek kantuknya. "Andai kamu tahu, Crystal, Sky enggak ada di sini. Mungkin kamu merasakan namanya kesepian."

Kecupan di kening menunjukkan betapa Maulia menyayangi Crystal meski anak itu senang bermanja-manja, semena-mena, keras kepala yang tinggi dan memiliki tingkat kepedulian sangat rendah. Ya, sifat Crystal sangat mirip dengan pria dikenal Maulia.

Seorang pria yang tak mengakui bayi di kandungan Shaila. Kekeraskepalaan pria itu menyebabkan Shaila harus melahirkan kembar. Ketidakpedulian pria itu juga menyebabkan Shaila ditendang dari keluarga Gani.

Rasanya sakit bila mengingat pengorbanan Shaila kepada pria itu. Pria yang tak tahu namanya pengorbanan dan kebaikan.

"Kalau Crystal beranjak dewasa, hilangkan sifat-sifat buruk itu. Kasihan Sky dan orang-orang sekitarmu, Nak." Maulia menitikkan air mata kesedihan sembari memandang Crystal tampak tertidur lelap.

***

Gejala demam bagi anak itu sudah biasa. Yang tidak biasa ketika Sky yang jarang sakit, demam bisa menimpa dirinya. Ternyata sejak pulang dari bioskop, Sky tak mau makan malam. Cepat sekali mengantuk dengan badan lelah, letih, dan lesu.

Sky, satu-satunya anak laki-laki tak mau mempermasalahkan kesehatannya. Keinginan yang pertama, Crystal baik-baik saja. Keinginan kedua, Crystal makan dengan teratur. Keinginan ketiga, Crystal tak melihat hal-hal yang aneh-aneh lagi. Apa pun demi Crystal asal adiknya itu bahagia.

Sky pula jarang menceritakan kesenangan juga ketidaksukaannya. Kemarin Sky mengutarakan betapa tak minatnya dia terhadap mie. Makanan kesukaan Crystal.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang