23. Belajar

5.3K 504 71
                                    

Dua hari Crystal berkutat pada pelajaran diberikan Maulia, Namira dan Dodi. Pria satu-satunya di dalam kamar, sementara Agam sedang menemani Sky cek rutin. Sembari menunggu Sky balik, Crystal begitu semangat menikmati pelajaran. Kali ini bukan membuat sesuatu dari kertas melainkan bahasa Indonesia baik dan benar.

"Crystal sudah berusia tiga tahun, kan?" tanya Maulia lembut.

"Iya, dong!" jawab Crystal semangat.

"Karena banyak yang belum paham kalimat Crystal, kita harus merubah kata-katanya." Namira bergantian menjelaskan. Crystal diam sambil duduk dan mendekap buku tulis di atas sofa. "Ganti huruf T menjadi K. Huruf SY dan C menjadi benar-benar S. Huruf D berubah jadi G. Dan L menjadi R. Contoh! Coba katakan apa keinginan Crystal pada Bunda dan Mama Maulia."

Crystal berpikir serius. "Ngg ... Ical mau matan buldel asyin, Bubu, Mamma."

"Buldel?" Maulia mengernyit. "Burger, maksudnya?"

Crystal mengangguk. "Iya, Mamma. Buldel."

"Burger. Coba ulangi," ujar Namira.

"Budel."

"Burr—ger."

"Bull—del." Crsytal terlihat lucu dengan bibir agak monyong serta lidah terjepit. "Bull-del," katanya sekali lagi.

"Burger, Crystal Sayang."

"Ical mau buldel asyin, Bubu. Ical lapal." Crystal memberitahukan maksudnya mengapa memilih burger, ternyata bocah cilik perempuan sedang kelaparan. Bisa dilihat Crystal mengusap perutnya. "Ical maunya itu. Buldel asyin ya, Bubu."

"Burger asin," ralat Namira pusing.

Crystal terkekeh geli.

Maulia sebagai perantara untuk membeli burger kesukaan Crystal dan Dodi ada urusan di kantin. Sedangkan Namira senantiasa melanjutkan apa yang tertunda. Menelisik penampilan Crystal yang aduhai. Kepang dua ciri khasnya dengan pita putih, dress terusan warna merah muda, kaus kaki putih bergambar bunga dan sepatu mengilap sesuai warna atasan.

"Sayang, tahu enggak mengapa Bunda kasih Crystal pelajaran kayak begini?"

"Ndak, Bubu."

"Tidak," ralat Namira lagi.

"Iih, Bubu. Ical udah nomong ndak, maca ditu ladi." Pipi Crystal menggembung. Lucu.

"Ngomong bukan nomong. Terus, masa dibilang maca? Ditu ladi itu apa?" Namira makin terheran-heran.

"Iya, ditu ladi ya ditu ladi." Crystal tambah keras kepalanya.

Membuang napas kasar adalah penentuan Namira hampir masuk batas maksimal. Pengajaran buat Crystal itu tak mudah. Ada-ada saja masa-masa sulit di mana Crystal mendatangkan kekeraskepalaannya. Ditambah tingkat kecerewetan masuk level empat.

"Sayang, katakan er!"

"Eeerr—lll." Lidah Crystal bergetar. "Syucah, Bubu."

"Lagi!"

"Eeerr—llll." Crystal memainkan lidah yang bergetar, terkikik geli. "Eerrr—lll. Hehehe."

"Satu kali lagi."

"Eeerrr—ll," kukuh Crystal menurut perintah Namira. "Syucah, Bubu."

"Susah? Masa susah? Ini pelajaran akan kamu petik di sekolah nanti, Sayang."

"Ada, ya?"

"Ada. Crystal mau sekolah, enggak?"

"Ndak." Crystal menjawab lugas, tampang datar. "Syetolah ndak ada Tatak. Ndak ada Yayah. Ndak ada Maman. Ical ndak mau."

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang