27. Mimpi

5.3K 540 47
                                    

Di malam hari yang gelap, nuansa rumah terlihat sepi. Bukan karena penghuninya kosong melainkan lima orang dewasa sedang berhadapan di sofa ruang tamu. Mereka menyebutnya sahabat dari Shaila. Sehingga mereka terdiam, tak berbicara satupun.

Tayana dan Jack baru pulang dari kampung demi meluruskan masalah yang terjadi. Ibu mertua Jack mewanti-wanti agar rumah milik Shaila diambil alih oleh Tayana, tetapi Jack bersikukuh bahwa rumah ini adalah hak kembar bukan lagi Tayana yang sudah menikah. Namun, ibu mertua Jack tetap meminta hak.

Saat Jack memutuskan sesuatu, Tayana mengalihkan. Sesungguhnya Tayana tak ingin menjadi pengkhianat sebagai sahabat Shaila, meyakinkan ibunya untuk tak mengganggu rumah Shaila ini. Bahkan Tayana menceritakan kebaikan-kebaikan Shaila terhadap ibunya selama wanita itu masih hidup.

Ayah mertua Jack setuju serta menolak hak pengambilan rumah itu. Mengambil hak milik orang lain, dosanya besar. Tuhan takkan mengabulkan do'a-do'a bagi orang yang mengambil hak milik orang lain. Ayah kandung Tayana pun menasehati istrinya untuk tak turut campur urusan keluarga kembar. Sejak kembar lahir ke dunia, kedua orang tua Tayana jarang menemui anak-anak Shaila. Balas budi yang terus terngiang-ngiang di kepala ayahnya Tayana sangat mengerikan membuat istrinya menangis sesenggukan.

Mereka menyerah. Mereka menyerahkan hak sepenuhnya kepada si kembar. Itu milik kembar. Dan hari itu pula, Jack dan Tayana seketika lega. Masalah pengambilan hak rumah telah selesai. Tayana dan Jack bisa kembali ke rumah mereka dengan perasaan nyaman. Tinggal menghadapi keempat sahabatnya dan meminta maaf pada Sky pun Crystal.

Di sinilah mereka berdua sekarang. Semenjak Sky masuk rumah sakit, tak satupun dari mereka menjenguk. Tayana bimbang, Jack ikut-ikutan. Justru hari ini mereka menampakkan muka.

"Maaf, belum sempat menjenguk Sky," tutur Tayana setelah hening dalam keterdiaman.

"Kami enggak mempermasalahkan." Maulia tersenyum hangat, menyambut.

"Kami meminta maaf atas nama orang tua Tayana yang sudah ikut campur. Kami selaku anak dan menantu seharusnya tahu posisi. Aku dan Jack sudah menikah, enggak  punya hak atas kepemilikan rumah ini." Tayana berbicara lagi sambil menunduk.

"Ya, itu kesepakatan kita bersama. Bila menikah, kita enggak punya hak. Jadi, kami anggap masalah sudah selesai sejak kalian mengatakan untuk enggak mengambil rumah ini."

Dodi menegakkan badan. "Kami enggak marah dengan kalian, kok. Kami sudah memaafkan kalian. Pembicaraan tentang kemarin selesai sudah. Aku capek bahas-bahas itu melulu."

"Dasar enggak ada empatinya sama sekali," sungut Tayana.

"Sayang," hibur Jack menenangkan.

"Biarpun enggak ada empati, aku malas bahas-bahas itu terus. Capek. Mulai sekarang jangan bahas lagi." Dodi membuang muka. Muka Tayana jadi memerah.

"Sayang, sudah ya." Jack menenangkan istrinya. "Cukup, Dodi. Wanitaku bisa mengamuk kalau kamu memprovokasinya kayak begini."

"Enggak provokasi, kok." Dodi tetap membuang muka.

Maulia dan Namira menggeleng miris. Mereka berdua kembali bersitegang, seperti waktu Tayana bersikap dulu. Bersahabat dan membalas perkataan Dodi kelewatan ketus. Jack sebagai penengah. Maulia merasa masalah ini telah berakhir.

***

Di kamar kembar, Crystal dan Sky sedang tertidur nyenyak. Crystal memeluk Sky sambil membenamkan dirinya di dada kakaknya. Sky pun melingkarkan lengan ke leher Crystal. Mereka tertidur hingga bermimpi.

Di dalam mimpi, Sky dan Crystal berpegang tangan. Sky mengerjap menelisik pemandangan serba putih. Crystal yang masih terlihak mengantuk, tak menyadari.

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang