3. Nonton

12.5K 777 24
                                    

Kayaknya aku harus buat kamus cedal Cai dan Ical. Dan juga ... banyakin adegan mereka. Enggak kayak Good series.

-----

"Mau Maman Dot!"

Crystal berlari menuju ruang keluar sambil berseru. Maulia berada di belakang untuk mengikuti, sembari menunggu Tayana menyelesaikan masak makan malam.

Bocah cilik itu meraih remote control buat televisi, menekan panel power. Iklan muncul sebagai awal membuat Crystal mencebik.

"Mana Maman Dot? Ndak da nih?" Crystal memencet setiap tombol agar memunculkan muka Dodi di layar kaca. "Mamma, tipinya jeyek. Masya nda da Maman Dot," adunya pada Maulia.

Maulia sedang duduk, menghela napas panjang. "Namanya juga iklan, Sayang. Enggak ada Paman Dodi di situ. Tunggu sebentar lagi, ya."

Mata itu berkedip lucu, memiringkan kepala. "Ican tu apa, Mam?"

"Engg ... iklan itu menampilkan produk," jawab Maulia agak kurang yakin.

"Moduk?"

"Produk, Sayang." Maulia bersyukur ada iklan yang menampilkan produk coklat kesukaan Crystal. "Itu ada Beng-Beng."

Kata itu adalah merek coklat kesukaannya, Crystal menoleh dengan semangat. "Bebengnya Ical! Bebengnya Maman Dot uga!"

Maulia mengangguk meski tak dilihat Crystal.

Kemudian, muncullah Sky dengan piring berisi potongan Apel. Dia naik ke sofa secara usaha terbilang cukup hebat, memegang piring tanpa jatuh.

Bola mata Sky terlihat biasa, menatap Crystal, lalu ke arah layar televisi. Ada banyak produk-produk yang ditampilkan. Rata-rata kepunyaan Crystal semua.

"Mam," panggil Sky.

Pandangan Maulia turun ke bawah, memasang senyum manis. "Apa, Sky?"

"Dedek Ical banyak syiman cotat di bawah empat tidul. Teyus, emen-emen Ical uga syiman di syana," tunjuk Sky mengarah kolong lemari kaca.

Berpikir agar bisa mencerna kalimat Sky, barulah Maulia sadar. Bergegas Maulia menuju lemari, berjongkok dan memasukkan tangan ke dalam. Bungkusan plastik dirasakan oleh rabaan itu membuat Maulia menariknya keluar.

Bungkusan coklat benar-benar masih rapi, tetapi isinya punah. Terlalu lembek buat dimakan. Maulia juga mengecek tanggal kadaluarsa. Cukup mengejutkan, karena tanggal itu sudah lewat masa berlakunya.

"Ya Allah, Crystal."

Sang pelaku malah keasyikan menonton, sedangkan sang saksi sedang melahap apel dengan diam.

***

Bola mata hitam itu cerah ceria. Layar kaca sudah menampilkan penampilan Dodi. "Iiih, Maman Dot daneng."

"Anteng, Dedek."

"Daneng, Tatak."

"Tata Maman Dot, anteng namanya."

Pipi Crystal menggembung, terlihat kesal. "Daneng, Tatak. Daneng butan anteng," katanya keras kepala.

Muka datar Sky hanya memberi jawaban biasa, tak membalas kekesalan Crystal. Dia tetap melahap apel masih tersisa sedikit.

Tak ada bantahan lagi, Crystal kembali mengalihkan ke layar kaca. "Maman Dot banyak cecek-ceceknya. Tapi, jeyek syemua. Ical syantik," bangganya mengaku dirinya cantik.

Sky tak menyahut.

"Ical nda syuka da cecek-cecek itu," tunjuk Crystal gemas. "Ebay, huh."

Crystal suka bergumam sendiri, sembari memandang Dodi memperagakan peran dimainkannya. Adegan demi adegan melibatkan cinta terhadap pasangan membuat Crystal kesal bukan kepalang.

"Jauuuuh! Maman Dot unya Ical! Iiih, cecek-ceceknya!" Crystal seakan tak mau miliknya diambil. "Ical boom-boom syemua!" Seolah-olah akan menembak lawan main Dodi yang berjenis kelamin perempuan. "Dol! Dol! Dol!" Berharap tembakannya kena.

Saat adegan mendekatkan wajah, mata Sky memelotot. Dia menaruhkan piring yang telah habis, terus turun dari sofa. Hingga merampas remote control dari tangan Crystal, lalu mematikannya.

Layar itu hitam, tak lagi menayangkan Dodi siap berciuman dengan lawan mainnya. Tentu Crystal cengo beberapa menit.

Bersyukur Sky menjalankan tugas dari Jack untuk menjauhkan Crystal, tak melihat adegan membahayakan.

Kakak yang baik.

Namun, bagi Crystal itu adalah adegan paling dinanti-nantikan. Karena Crystal merasa adegan itu dirasakan olehnya, Dodi seringkali mencium pipi jika gemas.

Sebelum Crystal meraung marah, Sky mengambil piring dan lekas menuju dapur. Meski Crystal tak tahu apa yang terjadi. Seperti di bawah ini.

"Maman Dot ilang! Huweee!"

***

Sementara itu, Maulia harus membereskan sisa-sisa coklat Crystal masih terbungkus rapi. Dari kolong lemari, tempat tidur Crystal, tempat tidurnya dan gudang (?).

Pantas saja Crystal tak merasa giginya copot, melainkan berniat menyembunyikan coklat-coklat kesayangannya.

Coklat kadaluarsa begini, mesti dibuang. Itulah pemikiran Maulia, tak menduga Crystal itu penyimpan harta. Tak heran deh, Crystal membeli banyak coklat buat disimpan.

Entah ke mana letak coklat-coklat baru dibeli kemarin. Crystal pasti menyimpannya.

"Mamma! Maman Dot ilang!" jerit Crystal membuat Maulia menggeleng miris.

***

Crystal membuka semua pintu rumah, mencari keberadaan Maulia. Napasnya tak terengah-engah, malah makin semangat.

"Mamma! Mamma di mana?!" seru Crystal.

Kaki-kaki kecilnya menapak lantai dua. Bersikeras kepada Tayana agar menggendongnya ke lantai 2 dengan sifat keras kepala.

Saat menemukan sosok Maulia, Crystal melempar dirinya ke pelukan wanita lembut tersebut. Maulia sungguh terkejut akan kemunculan Crystal. Cepat-cepat Maulia menyembunyikan coklat-coklat didapatnya.

"Mamma, Maman Dot ilang! Hiks," isak Crystal membenamkan mukanya ke perut wanita tak terlalu tinggi itu.

Belaian tulus hati membuat Crystal mendongak. Senyum terukir di bibir Maulia.

"Kenapa bisa hilang?" tanyanya perlahan.

"Ndak tau. Ical noton Maman Dot. Teyus ilang. Ical ndak tau, Mamma! Iiih!" sahut Crystal sebal apabila pertanyaan itu bikin pusing.

Mendesah pasrah, Maulia memberi senyuman lembut dan menenangkan. "Ya sudah, nanti kita menonton lagi."

"Eh?" Crystal membelalak, menunduk sambil manyun. "Emotnya lusyak."

Maulia memelotot. Napasnya berubah pasrah, lagi. "Ya, kita beli remote baru, bagaimana?"

"Tapi ... Maman Dot," ujar Crystal gusar.

"Kan besok ada lagi, Sayang." Maulia senantiasa membujuk Crystal agar bersabar. "Yuk, kita ke bawah. Kita makan malam."

"Yuk!" angguk Crystal. Namun, langkahnya terhenti. Kepalanya menengok ke belakang. "Cotat Ical mau apa?" tanya Crystal kepada Maulia.

"Mau dibuang, Sayang. Sudah kadaluarsa."

"Lusya?" Kening Crystal berkerut, justru menggeleng tegas. "Ndak! Ical mau badi-badi, Mamma!"

"Sayang, itu nggak enak lagi. Crystal kan, punya baru. Kita kasih itu saja, ya," hibur Maulia berharap Crystal mengiakan.

Crystal menggeleng. "Ndak! Endak, Mamma! Ical mau badi-badi! Ical syiman muat Maman Dot!"

Kalimat Crystal bikin Maulia terkesiap. Jadi, coklat-coklat yang disimpan itu buat Dodi?

"Benar ya, Sayang, buat Paman Dodi?" ulang Maulia memastikan. Crystal menganggut. "Ya Allah, Dod, kamu apes banget," desah Maulia tak tahu harus berkata apa.

Bersambung....

***

14 Agustus 2018
Penambahan: 18 Agustus 2018

Crystal And Sky [Happy Family] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang