Happy reading !
Dania datang ke rooftop untuk menyusul Melvin,namun yang ia dapatkan adalah Melvin sedang bercanda dengan Merin."Kak Melvin,gue nungguin lo daritadi juga."ucap Dania dengan melipat tangannya di dada.
"Sana sama Dania!"ucap Merin mendorong Melvin pelan.
"Gue anter lo dulu. Oke?"ucap Melvin
"Gak gak usah. Udah sana pergi!"ucap Merin yang membuat Dania segera menarik Melvin dari hadapannya.
Tak lama kemudian,sesosok manusia datang ke rooftop. Ia tidak menyadari kehadiran Merin,namun Merin menatap sosok itu lekat. Ya,dia adalah Alan. Untuk apa dia kesini? pikirnya. Alan mendongakkan kepalanya menghadap langit hingga menyadari ada seseorang yang menatapnya.
"Merin?lo disini sejak kapan?"tanya Alan yang kemudian duduk di sebelah Merin.
"Sejak tadi kok."ucap Merin dengan sedikit gugup.
"Rin."
"Iya lan?"
"Kenapa ya gue kayak gini?"ucap Alan
"Gimana lan?"
"Ah enggak. Lo gak ke kelas? Lo ngapain disini?"ucap Alan yang membuat Merin terdiam. Bagaimana Alan tau jika ia disini sedang memikirkannya.
"Gak,suka aja disini"
"Gak berubah ya lo haha"ucap Alan mengusap rambut Merin.
'Stop lan stop. Lo gak tau apa kalo jantung gue udah mau copot' batin Merin."Gue antar ke kelas yuk" ucap Alan yang mulai mendorong kursi roda Merin.
Sebenarnya Merin ingin tau perasaan Alan kepadanya sekarang. Merin benar-benar ingin memeluknya sekarang.
"Alan,aku nyariin kamu tau. Kamu darimana aja?oh kamu sm mantan"ucap seorang cewek melirik Merin yang sedang menunduk.
"Enggak,aku tadi cuma gak sengaja ketemu dia. Aku cuma kasihan aja liat dia turun sendiri. Mana mungkin sih aku masih sayang sama dia"ucap Alan bagaikan seribu pedang yang menancap di dada Merin.
Merin ingin menangis sekarang,namun ia tidak mungkin menangis di hadapan Alan. Merinpun mengayuh kursi rodanya dan pergi menuju kelas.
"Aduh!"
"Maaf,maaf aku gak sengaja."ucap Merin dengan bergetar.
"Merin?lo kenapa?hei,kok lo nangis sih?"
"Gue gak nangis kok kak."ucap Merin mengayuh kursi rodanya kembali dan ditarik oleh Melvin.Ya,Melvin tadi ingin menghampiri Merin ke rooftop namun Merin sudah turun dan menabraknya (lagi).
"Gue gak suka lo sedih. Lo ketemu Alan?"ucap Melvin dengan sangat pelan yang malah membuat Merin menumpahkan air matanya.
"Hei,jangan nangis Rin!"ujar Melvin menarik kepala Merin ke dadanya. Ia mengusap rambut Merin dengan sangat hati-hati.
"Kenapa sih. Kenapa dia selalu muncul saat gue pingin nglupain dia. Kenapa dia jahat kak?"ucap Merin terisak.
"Sst,gue udah bilang sama lo. Mantan gak selamanya bisa berteman baik dengan kita. Itu udah hukum alam,lo tunggu aja pasti dia akan dapet karmanya. Lo gak usah khawatir. Ada gue."ucap Melvin kembali dan menghapus air mata Merin yang jatuh di pipinya.
"Thanks kak,lo selalu bisa ngerti."ucap Merin dengan senyum yang jarang ia keluarkan.
"Lo gak perlu berterimakasih. Ijinin gue buat jaga lo ya."ucap Melvin sambil mendorong kursi roda Merin.
"Kavin,kita kemana?bukannya masih ada jam?"tanya Merin mendongakkan kepalanya melihat Melvin yang sangat serius.
"Gue gak mungkin bawa lo ke kelas dengan mood yang kacau. Gue mau bawa lo ke suatu tempat."ucap Melvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
MERVIN ( COMPLETE )
Genç KurguAntara senja dan pelangi, siapa yang paling berpengaruh dalam kehidupan? "Senja selalu hadir setiap hari membawa warna jingganya yang tenang. Tidak seperti pelangi yang hadir hanya sesaat meskipun membawa banyak warna. Gue pikir lo kayak senja yang...