13. Tongkat

2K 95 1
                                    

Happy reading !


Merin terdiam semenjak Melvin mengatakan bahwa hubungan mereka lebih dari teman. Merin senang berada di tengah keluarga Melvin. Kini,ia merindukan papanya. Ia ingin berkumpul kembali dengan papanya.

"Rin,nglamunin apa?"sambar Melvin yang tiba-tiba sudah berada di belakang Merin. Untung saja Merin tidak kaget.

"Kak vin."

"Udah aku bilang,gausah panggil kak. Panggil Melvin aja."

"Tapi kan gak sopan,kakak kan kakak kelas aku."

"Kita cuma beda setahun lagi. Sans ajalah. Kenapa?"

"Lo tau nggak,kalo orang yang udah meninggal itu bakalan jadi bintang paling terang?"ungkap Merin.

"Oh iya?"tanya Melvin. Merin mengangguk mantap.

"Gue percaya,kalo papa bisa jadi bintang yang paling terang di langit. Walaupun ini masih sore sih."

Melvin tertegun,perlahan senyumnya memudar dan menatap Merin.

"Gue gak pernah tau alasan Tuhan ngambil seseorang yang gue sayang dari hidup gue. Tapi gue gak pernah sedih,setidaknya gue masih bisa ngrasain kasih sayang dari papa selama bertahun-tahun."

Melvin terdiam seolah kehabisan kata-kata hingga tidak bersisa di otaknya. Ia masih menatap Merin,ada air yang menggantung di mata Merin. Segera ia menarik Merin ke dalam pelukannya.

"Sst,udah jangan nangis. Jangan sedih,aku yakin. Papa kamu bahagia disana ngliat putri kecilnya udah tumbuh dewasa. Satu yang harus kamu inget,banggain papa kamu dengan cara kamu harus bahagia juga."ucap Melvin menangkup wajah Merin dan kemudian menempelkan dahinya ke dahi Merin.

"Astaghfirullah,kalian ngapain?wah wah,gak bener ini."ucap Caca yang kaget ketika melihat posisi Melvin dan Merin.

"Apaansih kak,kita gak ciuman. Negative thinking deh lo. Aku anter pulang yuk Rin."ucap Melvin yang langsung menggendong Merin tanpa aba-aba.

"Tante,om, Merin pamit dulu ya. Merin ada janji sama dokter. Next time Merin main lagi. Makasih ya tante buat masakannya. Enak banget."

"Sama-sama. Kamu hati-hati ya sayang. Salam buat mama kamu. Sahabat lamanya rindu hihi."ucap mama Melvin mengelus pipi Merin. Merin hanya mengangguk dan akhirnya bersalaman ke mama dan papa Melvin.

Perjalanan yang hening dengan jalanan yang ramai. Sangat tidak cocok jika dipadukan. Musik di dalam mobil Melvin memecah keheningan yang tercipta diantara mereka.

I need you , baby
And if its quite all right
I need you, baby
To warm the lonely night
I love you,baby
Trust in me when i say

Suara Merinpun juga mengikuti musiknya,Melvin tersenyum. Ternyata Merin memiliki suara yang indah.
Melvin membelokkan mobilnya ke dalam rumah Merin.

"Kak Zahra."teriak Merin.

"Mau ganti baju dulu?"tanya Zahra.

"Langsung aja deh kak,eh mama belum dateng ya?"

"Belum Rin,mama lembur kayaknya. Vin,lo udah siap nih?"ucap Varo.

"Siap ngapain?"tanya Melvin dengan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Kan minggu depan lomba,gimana sih lo."

"Oiya gue lupa. Gampang itu mah."ucap Melvin. Merin sudah siap dengan posisinya. Perlahan ia mulai berdiri dengan memegang tangan Zahra. Namun tiba-tiba Melvin mengambil alih,jadi sekarang Merin menggenggam tangan Melvin. Keduanya saling menatap.

MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang