60. Villa

2.2K 96 4
                                    

Happy reading !

Hari yang ditunggu oleh Merin dan Fanya telah tiba. Suasana yang cukup mendukung untuk pergi ke villa milik Melvin di Bandung. Segala persiapan sudah mereka siapkan jauh hari.

"Finally."lirih Merin.

Merin merindukan hari libur ini,banyak tugas dan pekerjaan yang baru saja ia selesaikan. Rasanya ia merasa lega bertemu dengan liburan.

"Kamu tidur aja."ucap Melvin.

"Nanti kalo aku ngantuk,aku tidur sendiri kok."jawab Merin.

"Yaudah."

"Melvin,kamu tau gak. Dua bulan lagi, aku bakalan praktek di rumah sakit Bekasi. Nah,disana itu banyak banget anak kecil. Moodbooster aku banget deh. Terus aku bakalan praktek disana selama tiga bulan. Aku bakalan jarang pulang soalnya aku juga jadi dokter piket."

Melvin menyimak semua cerita Merin. Melvin bingung,sebenarnya Merin ini usia berapa?Kenapa ia terlihat seperi bocah SD? Apakah ia akan beneran menjadi dokter?

"Terus ya Vin,aku bakalan gantian shift gitu deh. Minggu pertama aku pagi,terus minggu kedua sore,minggu ketiga malem. Eh,katanya kalo di rumah sakit malem-malem itu banyak hantu ya. Aku jadi takut deh. Tapi kan aku dokter, masa takut sih. Eh,tapi kan aku gasuka hantu. Kalo hantunya kayak oppa-oppa korea gapapa deh."

Lihatlah,mana ada hantu seperti oppa korea. Merin semakin bertambah usianya juga semakin terlihat kekanakan. Namun,Melvin tidak pernah mempermasalahkan itu karena semua yang ada didalam diri Merin,ia menyukainya.

"Melvin,aku itu cerita. Kamu dengerin aku gak sih."ucap Merin yang mulai kesal karena Melvin tidak merespon apapun.

"Dengerin sayang."

"Bohong,kok diem aja daritadi."ujar Merin.

"Kan aku dengerin kamu selesai ngomong dulu. Lagian kamu ngomong kayak gaada rem nya. Dasar bawel."

"Ish. Bagen euy. Sebel sama kamu."ucap Merin menopang dagunya di jendela mobil.

Melvin terkekeh pelan dan mengacak rambut Merin. Perjalanan Melvin dan Merin terasa sangat hening. Bagaimana tidak,Merin sedang tertidur dan Melvin mengemudikan mobilnya sendirian. Tapi,wajah Merin yang sedang tertidur itu terlihat sangat damai dan polos membuat semangat Melvin sedikit naik.

Tiga setengah jam berlalu membelah keheningan jalanan. Tidak terasa jika mereka sudah berada di depan villa Melvin yang terlihat sangat sejuk dengan berbagai tanaman didepannya.

Villa milik Melvin ini terkesan modern dengan pintu kaca dan warna yang monokrom. Di belakang villa disediakan pemandangan menakjubkan,mulai dari taman,kolam renang,dan kebun.

"Sejuk banget."

"Ayo masuk!"

"Temen-temen kamu belum nyampai?"tanya Merin.

"Nanti sore."jawab Melvin.

Merin membuntuti Melvin dibelakangnya dan masuk ke dalam villa Melvin.

"Den Melvin. Yaampun,lama banget atuh gak kesini. Bibi teh kangen."

"Iya bi."

"Ini siapa den?"

"Oh,saya Merin bi."ucap Merin seraya membungkukkan badannya dan tersenyum ke arah bi Lilis.

"Pacar Melvin."sahut Mevin.

"Aduh. Geulis pisan. Sini non,kopernya saya bawa. Saya sudah nyiapin kamar buat non. Mari!"

"I.. iya bi. Aku ke kamar dulu ya."ucap Merin kepada Melvin.

"Ini non kamarnya. Selamat istirahat. Bibi mau nyiapin makanan dulu."ucap bi Lilis yang beranjak dari tempatnya meninggalkan Merin yang masih berdiri di ambang pintu.

MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang