22. Basket

1.9K 88 3
                                    

Happy reading !

Britania senior high school

Pagi ini sedang ada pertandingan basket di Britania SHS,sekolah Merin. Basket terdiri dari dua tim. Tim Alan dan Tim Melvin sudah siap untuk beradu basket. Sebenarnya Merin tidak ingin melihat pertandingan itu,namun Salsha dan Dania tiba-tiba mendorong kursi rodanya ke arah lapangan.

"Semangat ya sayang!"ucap Dania kepada Melvin yang sudah mengenakan seragam basketnya. Melvin mengangguk dan mengusap rambut Dania pelan.

Dua tim sudah berkumpul di tengah-tengah lapangan. Suara peluit dari wasit sudah terdengar,menandakan pertandingan sudah dimulai. Melvin memajukan dirinya tepat di depan Alan. Seringaian tipis muncul dari Melvin,ia tidak akan bisa mengalah dengan Alan yang notabennya adik kelasnya.

"Melvin semangat!!"teriak cewek-cewek yang berdandan cukup ngeri menurut Merin. Itu adalah kumpulan cewek yang sama saat pertandingan basket yang pertama.

"Tolong ya gausah genit sama pacar gue. Gue penggal kepala kalian,baru tau."ancam Dania yang mulai tidak suka dengan kehadiran cewek-cewek itu. Salsha tertawa pelan ke arah Dania. Sedangkan Merin melihat Alan dan Melvin yang sedang memperebutkan bola.

Melvin berhasil merebut bola dari tangan Alan dan akan melemparkannya ke ring basket. Namun,lemparannya itu meleset dan mengenai kepala seseorang yang ada di tepi lapangan.

"Aw..!"

"Merin!!"teriak Salsha dan Dania. Mereka langsung mendekati Merin terutama Melvin.

"Rin,maaf. Gue..gue gak sengaja Rin."ucap Melvin yang menampakkan wajah kekhawatirannya. Merin sedikit tersenyum ke arah Melvin dan jatuh ambruk. Tak ingin memakan waktu lama,Melvin langsung menggendong Merin ala bridal style.

Tentu saja Dania merasa cemburu,ia menghentakkan kakinya ke tanah dengan kesal.

"Udahlah,Merin lagi gawat juga lo. Sempet-sempetnya cemburu."celetuk Salsha yang mengelus pundak Dania pelan.

Merin dibawa Melvin ke uks,Melvin terus saja merasa bersalah bahkan takut jika Merin terjadi apa-apa. Varo langsung pergi ke uks ketika salah satu teman Merin mengatakan jika Merin pingsan. Dilihatnya Melvin sedang duduk di tepi ranjang.

"Pasti lo kan yang ngebuat adik gue kayak gini?"tuduh Varo.

"Gue gak sengaja Ro."ucap Melvin lirih.

"Bangsat! Lo tau kan keadaan Merin itu gimana? Sekarang lo malah nambahin sakitnya dia. Lo pergi dari sini sekarang atau gue akan habisin lo!"gertak Varo membuat Melvin terdiam dan perlahan meninggalkan UKS.

Varo menatap Merin sendu,ia menggenggam tangan Merin dengan sedikit elusan.

"Dek,bangun. Jangan bikin kakak khawatir! Maafin kakak gak bisa jagain kamu."

Varo masih setia menunggu Merin sadar dari pingsannya. Ia benar-benar sangat khawatir.

"Dingin."

"Merin?kamu udah sadar? Sebentar."ucap Varo.

"Dingin kak."racau Merin yang menahan tangan kakaknya untuk tidak pergi.

"Iya sebentar,kakak mau cari remote AC nya dulu."

Varo mengobrak-abrik seluruh laci dan meja yang ada di uks. Namun dia tidak kunjung mendapatkannya. Ia mengumpat dalam hati dan mendekati Merin. Ia memeluk Merin agar bisa memberikan rasa hangat.

"Pusing pusing."

"Kita pulang ya?"

"Ulangan."

"Gak. Pokoknya kita harus pulang! Kakak gak mau kamu kenapa-kenapa."ucap Varo langsung menggendong Merin dan meninggalkan kursi roda Merin di UKS.

Melvin masih khawatir dengan Merin. Bagaimana keadaan Merin,apakah Merin tidak apa-apa,begitulah pertanyaan yang ada di pikiran Melvin.

"Sayang, ayo ke kantin !"ajak Dania yang sudah menggelayut di lengan Melvin.

"Kamu duluan aja. Nanti aku nyusul."

"Kamu kenapa sih? Kamu mikirin Merin? Ngapain sih mikirin dia? Ayo Vin!"ucap Dania menarik-narik seragam Melvin.

"Kamu bisa diem gak sih? Aku khawatir sama Merin."

"Kamu lebih mengkhawatirkan Merin daripada aku? Maksud kamu apa? Aku ini pacar kamu,dan aku minta kamu buat jauhin Merin dari sekarang!"sentak Dania yang mulai tidak suka dengan nama Merin yang keluar dari mulut Melvin.

"Masih pacar kan? Udah ah,aku ada urusan."ucap Melvin meninggalkan Dania yang masih diam dari tempatnya.

Melvin berjalan melewati koridor-koridor sekolah dan masuk ke dalam UKS. Merin tidak ada.

"Merin dimana?"ucapnya.

Melvin berjalan kembali ke pos satpam,satpam itu sedang tidur.

"Pak, bangun. Bisa-bisanya bapak tidur. Bapak mau saya laporkan ke kepala sekolah?"ujar Melvin yang berhasil membangunkan satpam itu.

"Tidak nak,jangan. Bapak hanya mengantuk."

"Bapak melihat cewek yang pergi dari sekolah ini?"

"Bapak tidak melihat cewek sama sekali,yang bapak lihat itu Alvaro pergi dari sekolah membawa mobilnya."

"Makasih pak."

Melvin mengerti sekarang. Mungkin Varo juga membawa Merin pulang ke rumah. 'Sesakit itukah lo Rin sampe dibawa pulang? Maafin gue Rin.'batinnya.

Melvin berjalan lagi ke arah kantin. Dania ada disitu bersama Salsha dan Jay.

"Sayang."panggil Melvin.

"Mau apa?udah puas nyentak aku?udah puas ketemu sm Merin?"

"Maafin aku. Aku gak bermaksud kayak gitu. Sebagai permintaan maaf dari aku,aku bakal traktir kamu shopping di Mall sepulang sekolah."ucap Melvin yang membuat Dania langsung menoleh.

"Really?"

"Yess."jawab Melvin. Dania memeluk Melvin dengan senangnya. Dania adalah tipe cewek yang suka shopping,tak heran jika uang jajannya banyak.

Rumah Merin

Merin masih tertidur dan meracau. Varo sudah menelpon mamanya agar cepat pulang,karena tidak bisa mengurus Merin sendirian.

"Adik kamu kenapa Ro?Merin kenapa?Cepat kamu telepon Om Riza!"ucap mama Merin dengan sangat panik. Tak henti-hentinya Merin meracau padahal matanya masih terpejam. "Yaampun Merin,kamu kenapa nak."lanjut mama Merin sambil membelai lembut rambut Merin.

Tak lama kemudian,Om Riza dengan jas putih yang melekat , segera masuk ke dalam kamar Merin dan memeriksanya.

"Adik kamu kenapa?"tanya Om Riza serius.

"Yang Varo tau,kepala Merin kena lemparan bola basket. Varo tidak tau jelas karena saat itu Varo di dalam kelas."

"Benturan kepalanya dengan bola itu menyumbat darahnya di otak sehingga ia merasakan pusing terus menerus. Merin mengigau karena dia memiliki trauma mendalam. Kita bawa ke rumah sakit untuk mengatasi sumbatan darah di otaknya."ucap Om Riza sembari menggendong ponakannya itu ke dalam mobil. Varo dan mamanya juga ikut ke rumah sakit.

'Awas aja lo Vin. Lo ngebuat adik gue merasakan sakit secara bersamaan.'batin Varo menggeram.

To be continued

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca 🌟
Thanks for reading❤

MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang