43. Bullying?

1.9K 85 1
                                        

Happy reading !

Bulan yang ditunggu Merin telah tiba,bulan ini adalah bulan kelahirannya.
Bahkan,dua hari lagi Merin akan merayakan ulang tahunnya. Ia ingin sekali merasakan birthday party sweet seventeen untuk pertama kalinya.

Persiapan demi persiapan sudah dilakukan Merin. Merin ingin birthday partynya dirayakan di rooftop. Untuk kali pertamanya,Merin akan memakai dress di acara party. Ia tidak sabar akan merayakan ulang tahunnya.

"Haduh yang mau ulangtahun,persiapan udah mateng belum?"tanya Fanya.

"Emang telur apa pake mateng."ucap Merin.

Merin menatap Salsha yang akhir-akhir ini murung dan menjadi pendiam. Sudah berulang kali Merin bertanya dan Salsha hanya diam saja. Merin jadi bingung apa yang harus dia lakukan.

"Sal. Sampe kapan lo terus-terusan kayak gini sih. Gue sedih tau liat lo kayak gini."ucap Merin sendu.

"Maafin gue Rin."ucap Salsha pelan.

"Lo kalo ada masalah itu cerita. Gue siap bantu lo,Fanya juga akan bantu kok."ucap Merin lagi yang dijawab deheman oleh Fanya.

Salsha hanya tersenyum menanggapi ucapan Merin. Dari sorot ekspresi dan mata Salsha,Merin bisa menangkap jika Salsha sedang berada dalam ketakutan dan kegelisahan. Merin hanya bisa menatapnya sendu. Sebenarnya Salsha ini kenapa?

"Reno. Ini jamkos ya? Udah 15 menit kok gurunya ga dateng?"tanya Merin.

"Iyaa jamkos. Guru-guru pada rapat soalnya."jawab Reno.

Dania masuk ke dalam kelas dengan sorot tatapan membunuh ke arah Merin. Tiba-tiba Dania menarik tangan Merin keluar kelas dan berjalan ke arah taman belakang. Dania mendorong Merin hingga hampir terjungkal.

"Apa-apaan sih lo Dan."seru Merin. Dania mengisyaratkan sebuah tanda ke arah teman-temannya untuk melakukan sesuatu. Merin merasa bingung,ia akan diapakan.

Siraman air dan guyuran tepung serta telur berbau busuk itu jatuh ke tubuh Merin. Merin terkejut dengan tindakan Dania dan antek-anteknya itu yang secara tiba-tiba.

"Maksud lo apa hah?"teriak Merin.

"Haha. Maksud gue apa? Merin. Gue tau lo sepupu gue. Tapi gue sangat amat benci sama lo. Kenapa sih lo selalu buat hidup gue penuh dengan masalah? Lo ngrebut Melvin dari gue dan sekarang apa? Alfan kakak lo ngebuat perusahaan keluarga gue menurun drastis."ucap Dania dengan nada sinis.

Dania menampar Merin namun tangannya ditahan oleh Fanya yang sudah ada disampingnya. Fanya memutar tangan Dania ke belakang hingga ia merasa kesakitan.

"Heh Dania! Gue ingetin berapa kali sama lo untuk gak nyakitin sahabat gue. Lo mau gue habisin hah?"

"Lepasin gue!"sentak Dania.

Fanya tertawa jahat dan segera melepaskan tangan Dania. Giliran Dania yang menghampiri Fanya,jarak mereka berdua hanya tinggal beberapa senti saja.

"Lo lepasin dia atau gue bakal ngebuat perusahaan William lebih hancur lagi?"

"Melvin?kok ada disini?"ucap Merin.

MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang