8. Sayang?

2.6K 127 2
                                    

Happy reading !


Pagi itu,mentari siap menjalankan aktivitasnya seperti setiap harinya. Sinar paginya mampu memberikan semangat kepada setiap orang. Seorang lelaki yang sedang berlari sangat cepat mengeluh karena pagar di depannya ini sudah ditutup. Ia memilih untuk menaiki pagar belakang sekolah. Alhasil,perbuatannya dilihat oleh seorang guru yang terkenal killer.

"MELVIN!APA YANG KAU LAKUKAN?SUDAH BERANI TERLAMBAT,NAIK DARI PAGAR PULA. MAU JADI APA KAU?"ucap guru itu dengan logat kental batak. Yang dimarahi hanya mengeluarkan cengiran,seperti tidak merasa bersalah.

"Maaf pak,kali ini saya minta maaf. Soalnya hari ini saya jalan kaki pak. Lagipula bagus dong pak,walaupun telat tapi saya tetap masuk."ucap Melvin dengan berbangga diri.

Namun guru itu sudah menariknya ke tengah lapangan.
"Kau berdiri disini sampai jam pelajaran ke 2,paham kau?walaupun telat tak seharusnya kau naik naik pagar. Awas,jangan kabur kau sampai saya kesini lagi!"ucap guru itu lagi yang kemudian pergi meninggalkan Melvin di tengah lapangan.

Matahari sudah mulai naik dengan memancarkan sinarnya lebih banyak.
'Anjir,panas bet' batinnya.

Keluhannya mulai surut ketika ia melihat seseorang di balik jendela. Senyumnya mengembang layaknya iklan pasta gigi. Debaran jantungnya semakin terasa ketika seseorang yang dilihatnya menoleh ke arahnya.

"Eh Dan,kak Melvin ngapain disitu?"tanya Merin

"Hah?mana mana?"ucap Dania menoleh ke jendela dan mendapati Melvin yang sedang berdiri di lapangan. Dania izin ke guru yang mengajar dan berlari ke arah kantin. Kantin?

"Hai kak."sapa dania

"Eh Dania,hai."ucap Melvin tersenyum.

"Panas ya?ini minuman buat lo hehe."ucap dania menjulurkan minuman ke hadapan Melvin dan diterima oleh Melvin. Dania mengulurkan tangannya untuk mengelap keringat Melvin yang tanpa mereka sadari ada seseorang yang sedang merasa keanehan dalam dirinya.

"Thanks,lo ke kelas gih. Nanti dimarahin. Cukup gue aja yang dimarahin,lo jangan haha."ucap Melvin dengan mengusap rambut Dania pelan.

Dania merasakan getaran yang sangat hebat dalam dirinya. Ia segera mengangguk dan meninggalkan Melvin yang masih berdiri di lapangan.
Dania pergi menuju ke kelasnya dengan sedikit semburat merah di pipinya.
'Kak Melvin bego,gatau apa kalo gue baper.'batin dania

Pandangan Merin masih terfokus ke Melvin sedari tadi,apa yang ia rasakan saat ini?apa dia merasa cemburu?

"Gak gak,gamungkin."gumam Merin.

"Napa lo Rin?apanya yang gamungkin?" Tanya Dania

"Ah enggak,itu penjelasan pak Reno di depan kok bisa dapet hasil segitu. Soalnya pemikiran gue beda. Jadi ya gamungkin"ucap Merin yang mampu mengalihkan pandangan Dania dari dirinya.

"Btw,lo pake blush on shade brapa?"tanya Merin.

"Gue gak pake blush on keleus,emangnya kenapa?"tanya Dania kembali

"Pipi lo merah tuh. Habis ngapain?"goda Merin yang sebenarnya sudah tau kenapa pipi sepupunya merah. Dania yang digoda hanya kelagapan karena ucapan Merin dan segera mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru mereka.

Sekarang waktunya jam ke 2, the first time its over.

Mendengar bel tersebut,Melvin langsung mendudukkan dirinya di depan kelas Merin. Ia merasa sangat gerah dan haus. Iapun meminum minuman yang sudah diberikan oleh Dania tadi. Melvin berdiri dan akan kembali ke kelasnya. Namun langkah pertamanya terhenti saat ia menyadari bahwa ia tadi duduk dibalik tembok seseorang. Melvin menatap Merin dengan dalam,dan Merin yang merasa bosanpun tidak sengaja menoleh ke jendela. Mereka saling menatap dan tersenyum. Debaran mereka sama-sama kuat. Hingga suara guru mengagetkan mereka.

MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang