5. Moveon?

3.1K 138 0
                                        

Happy reading !

Varo ingin mengejar Merin namun ditahan oleh Melvin.
"Biar gue aja"ucap Melvin.

Varo pun duduk kembali ke ruang tamu dan mencairkan suasana yang sempat tegang. Di kamarnya, Merin menangis. Kenapa semua orang menyuruhnya untuk melupakan Alan?toh yang memiliki perasaan itu dia bukan oranglain.

"Rin."panggil Melvin yang membuat Merin menatapnya sinis.

"Ngapain lo kesini?belum puas hah?"

"Gue gak bermaksud kayak gitu ,niat gue cuma pengen bantuin lo moveon. Karena gue gak suka lo kayak gitu." jawab Melvin dengan tatapan sendunya.

"Bukan urusan lo!"

"Gue kayak gini karena gue gak mau lo kenapa2. Kakak gue meninggal gara-gara dia depresi diputusin pacarnya. Ternyata pacarnya selingkuh dan bercinta sama orang lain. Kakak gue gak bisa mikir panjang waktu itu. Karena pacarnya itu cinta pertama dia. Gue gak mau lo kayak gitu."ucap Melvin jujur.

"Lo pikir gue bego sampe nglakuin hal kayak gitu?"

"Kalo lo nganggep lo gak bego,kenapa lo gak moveon aja?Moveon itu bukan melupakan. Menurut gue,moveon itu mengikhlaskan. Lo harus ngikhlasin Alan dengan hidupnya yang baru. Lo gak tau gimana perasaan dia ke lo. Yang lo tau,lo sayang sama dia."

"Gue gak bisa!"

"Kalo gitu lo egois. Kalo lo sayang sama seseorang,lo harus bisa merelakan orang itu untuk mengejar kebahagiaannya sendiri. Buat apa lo gamon, sementara orang yang lo gamonin udah lama pergi dari hidup lo?Gue yakin hidup lo lebih tenang setelah lo nerima kenyataan kalo dia udah pergi sama yg lain. Gue siap bantu lo moveon!"ucap Melvin meninggalkan Merin yang mematung.

Merin terus mencerna kata-kata Melvin yang terakhir. Apa ia harus merelakan Alan dengan oranglain?apa benar ia egois?
Merin menangis kembali,ia tidak bisa melupakan Alan. Ia sangat mencintainya.

Flashback on

"Lan,kamu jaga diri kamu ya. Karena aku gak selalu di samping kamu."

"Tapi kamu selalu di hatiku." ucap Alan meringis

"Kamu kenapa sih mau sama aku?"

"Gak tau. Aku taunya, aku sayang sama kamu."

"Apaan sih kamuu ih!"ucap Merin mencubit lengan Alan

"Ih sakit Rin. Aduh aduh!"

"Eh sakit ya. Yang mana?maaf Lan."

"Tapi boong!"

"Ih Alan nyebelin!"

"Tapi kamu sayang kan?"

"Gak wlee"

Flashback off

Merin memejamkan matanya sesaat,kenapa memori itu terus berputar di pikirannya. Merin tersenyum miris.

"Mana ada sih cowok yang suka sama cewek cacat kayak gue"ucapnya.
Melvin,nama itu seketika muncul di pikiran Merin. Apa ia harus menerima tawaran Melvin? Ah,pikirannya kacau. Iapun memutuskan untuk istirahat agar bisa mengurangi beban pikirannya.

"Merin,bangun. Ayo makan malam!"

"Mamah duluan aja. Merin nyusul."ucap Merin. Merin mencuci mukanya di wastafel kamarnya dan segera pergi ke ruang makan. Sudah ada mamanya dan Varo.

"Malem."sapa Varo dengan tersenyum. Merin hanya tersenyum tipis lalu mengambil makanannya. Setelah makan,Varo mengantar Merin ke kamarnya.

"Gue yakin,munculnya seseorang di hidup lo bakal ngrubah lo"ucap Varo yang malah membuat Merin menyembunyikan badan di bawah selimut doraemonnnya. Ia tidak mau membahas tentang hal itu. Ia ingin menenangkan dirinya untuk sementara.

Di sekolah

Dania sudah siap dari pagi untuk pergi ke sekolah bersama Merin. Ia sangat bersemangat,tapi tidak dengan Merin. Ia masih memasang muka datarnya.

"Pagi."sapa Melvin.

"Eh kak Melvin,pagi kak."jawab dania dengan sumringah.

"Lo Dania kan?"tanya Melvin

"Iyaa gue Dania. Masa lupa sih hehe."

"Iya gak lah. Rin,lo gapapa?"tanya Melvin

"Hm."

"Rin ditanyain tuh."celetuk dania.

"Masuk."ucap Merin yang membuat Dania memutarkan bola matanya dengan malas.
'Kumat lagi deh dinginnya"batin dania.

Merin masuk ke kelasnya dan menyiapkan bukunya di atas meja. Dania masuk juga ke kelasnya dan duduk di sebelahnya. Pandangan Merin terfokus pada seorang guru yang menjelaskan materi di depan kelas. Tapi tidak dengan Dania,pandangannya tertuju ke luar kelas yaitu ke lapangan. Ia melihat Melvin dan teman-temannya bermain basket.

"Heh kamu!"tegur pak guru yang memiliki kumis tebal.

"Saya pak?"

"Iya kamu?siapa kamu?kenapa malah melihat ke luar?saya ada disini bukan diluar."

"Saya Dania pak,siswi baru. Maaf pak,saya gak fokus."ucap Dania.

"Kali ini saya maafkan,sudah. Perhatikan saya di depan!"

"Baik pak!"

Merin menoleh ke arah luar,ia juga melihat Melvin. Namun ia segera memperhatikan penjelasan gurunya hingga jam istirahat. Merin masih tetap setia dengan diamnya.

"Rin,anterin kantin yuk!"ajak Dania.

"Sendiri."

"Gaasik lo. Ayolah,gue kan murid baru."

"Gue anter yuk!"ucap seseorang yang muncul di depan kelas yg tak lain adalah Melvin.

Jawaban Melvin membuat Dania antusias. Ia segera menarik tangan Melvin untuk keluar kelas. Pandangan Merin mengekori dania dan Melvin yang sudah keluar kelas. Entah kenapa ia merasa aneh dalam dirinya. Tak lama kemudian,Melvin muncul lagi di hadapannya membawa bungkus makanan.

"Nih,makan!"
"Thx gausa."
"Gausah kek gitu,gue tau lo laper."
"Sotoy"
"Lo mau soto?yaudah gue pesenin dulu."
"Apaansih lo kak. Gajelas!"
"Gue udah capek2 beliin lo makanan,hargain kek!"
"Gue ga minta."
"Gue baik."
"Yaudah sini!"ucap Merin menarik bungkus makanan yang telah diberikan Melvin dan segera memakannya.

Melvin menatap Merin dalam. Pipi Merin yang semakin besar karena terisi makanan membuat Melvin sangat gemas.

"Lo lucu Rin."ceplos Melvin yang membuat Merin menghentikan aktivitasnya.
"Eh,lo lanjutin makan nya. Maaf buat lo berhenti haha." ucap Melvin tertawa kecil
"Garing banget sih kak."
"Gue minta jawaban lo Rin."
"Apa?"
"Kemaren."
"Oh."ucap Merin dingin
"Jadi gimana?"
"Boleh aja."
"Serius rin?"
"Iyaa."
"Jadi kita?"ucap Melvin dengan kaget
"Jalanin aja dulu."jawab Merin dengan flatfacenya.

Melvin mengacak rambutnya gemas dan menatap gadis di depannya ini. Ia yakin,ia bisa membuat Merin selalu memikirkannya setiap hari dan bisa menggantikan Alan.

"Makasih makanannya."ucap Merin menyadarkan Melvin dari lamunannya. Melvin mengangguk dan segera membuang sampah makanan itu. Ia kembali lagi ke kelas Merin hanya berpamitan untuk kembali ke kelasnya.

"Wih,udah jadian?"tanya Dania.
"Enggak!"

"Yakin?"

"Iya."

"Eh,keknya gue ngrasain love at first sight deh Rin."

"Siapa?"

"Kak Melvin. Sumpah ya gue tuh kalo liat dia bawaannya gimana gitu."ucap Dania membuat Merin diam bahkan sangat tidak ingin berbicara lagi.

"Rin,lo kenapa?"
"Gak."

"Bantuin gue buat deket kak Melvin dong"ucap Dania dengan bersemangat.

"Hm"

To be continued

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca 🌟
Thanks for reading ❤

MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang