18. Pasar malam

1.9K 98 5
                                    

Saat rembulan dan bintang bermunculan di langit malam yang gelap,Merin dan kedua kakaknya pergi ke pasar malam. Ketiganya tampak serasi memakai pakaian yang senada.

"Bang,bagus banget deh lampu-lampunya. Lucu."seru Merin yang terkagum dengan gemerlap lampu di pasar malam.

"Nih buat lo dek."ucap Varo memberi Merin permen Kapas. Merin langsung memakan permen kapasnya itu dan menjilat bibir bawahnya yang masih terasa manis.

"Foto yuk."ucap Alfan yang berfoto dengan Merin. Varo pergi ntah kemana,begitulah dia. Suka menghilang sendiri jika pergi bersama Merin.

Merin dan Alfan mengelilingi pasar malam yang semakin ramai. Merin melihat Varo sedang bermain di salah satu toko dan menghampirinya.

"Kak Varo main apa sih?"tanya Merin.

"Nih,liat kakak nih ya."ucap Varo melempar mainan seperti gelang namun tidak masuk mengelilingi kaleng. Merin tertawa mengejek kakaknya itu. Tanpa disadari,Alfan sudah mengabadikan momen tersebut.

"Sok-sok an."ejek Alfan. Alfan mengambil alih permainan hingga akhirnya bisa masuk.

"Kak Varo kalah sama abang Alfa."ucap Merin yang membuat Varo membuang muka.

"Kak,kesana yuk. Kayaknya rame."ajak Merin yang antusias melihat pesulap yang sedang atraksi.

Merin dan kedua kakaknya mendekati keramaian tersebut. Benar saja,pesulap itu sedang membuat atraksi seru. Ia mengeluarkan sesuatu dari topinya dan ia mendapat sebuket bunga. Merin mengulurkan tangannya ketika pesulap itu memberikannya bunga.

"Gilak tuh pesulap. Ngakak gue sama komuknya. Hahaha."ucap Varo.

"Bianglala?"tanya Alfan. Merin mengangguk antusias dan Varo juga ikut mengangguk. Varo berjalan mendahului Alfan dan Merin ke petugas bianglala.

"Mas,beli tiketnya 3 yak. Dibayarin sama cowok itu tuh."ucap Varo menunjuk Alfan yang masih berjalan menuntun Merin.

"Apa-apaan lo,bayar sendiri. Ogah gue."

"Lo jahat sama adik sendiri."ucap Varo mendengus.

"Udahlah bang,bayarin kita berdua ya hihi. Nanti deh kalo Merin udah kerja,Merin bakal ganti uangnya."

"Lo terselamatkan karena Merin."ujar Alfan.

Varo melompat-lompat menuju bianglala itu. Sungguh Alfan heran,kenapa ia mempunyai adik yang suka bertingkah aneh di depan umum seperti Varo. Varo,Merin,dan Alfan duduk di satu bianglala yang sama. Berkali-kali Merin mengucap rasa syukur,baru kali ini ia pergi ke pasar malam setelah kecelakaan yang menimpanya. Ia berdoa agar ia bisa berjalan dengan normal kembali.

"Cantik banget pemandangannya. Akhirnya Merin bisa keluar malem."seru Merin,Alfan juga melihat pemandangan dari atas bianglala ini. Sedangkan Varo sibuk membuat story instagramnya.

"Hai gaes,gue sama kakak dan adik gue lagi di pasar malem. Sumpa keren banget."ucap Varo mengirim snapgram pertamanya.

"Jadi kawan-kawan,di atas sini ini kita bisa melihat pemandangan yang indah banget. Kalian bisa liat kan?"tanya Varo mengarahkan hpnya ke pemandangan yang berada di bawahnya. "Kayaknya udah 5 menit kita naik bianglala,tapi kok gak turun2 ya gaes,"

"Heh gincu mak mak,kita udah berhenti daritadi bego. Lo sibuk snapgram mulu. Astaga Tuhan,kenapa gue bisa punya adik kayak lo sih Ro."celetuk Alfan dengan memijat pelipisnya. Merin hanya tertawa melihat tingkah kedua kakaknya ini. Merin bersyukur memiliki kakak seperti Varo dan Alfan yang walaupun alay tapi selalu pengertian dan perhatian.

"Udah ayo,masih banyak yang ngantri tuh. Kalian berantem mulu. Merin laper nih."ucap Merin berjalan meninggalkan kedua kakaknya yang masih beradu mulut.

MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang