21. Dinner

1.9K 96 7
                                    

Alfan terkejut dikala ia melihat seseorang yang baru saja ditemuinya sore tadi. Begitu pun dengan Merin,ia tak kalah terkejut dengan kedatangan 4 orang itu. Bagaimana tidak, yang baru saja datang terlambat adalah Melvin,Rara,Caca,dan Nugraha.

Suasana tegang menyelimuti Merin dan Melvin. Tidak ada percakapan diantara mereka,hanya ada suara garpu dan sendok yang saling beradu. Rara juga masih belum menyadari kehadiran Merin karena ia masih terlihat mengantuk. Sesekali Melvin melirik Merin yang terlihat berbeda. Merin memang terlihat cantik dengan balutan dress yang diberi oleh mamanya.

"Kalian kok diam saja?bukankah kalian saling kenal?"ucap mama Merin heran melihat putrinya yang masih diam saja.

"Mah,Merin ke kamar mandi dulu ya."pamit Merin yang kemudian beranjak dari tempat duduknya. Melvin juga ikut-ikutan pamit keluar sebentar karena Dania menelponnya. Tidak enak jika ia menerima telepon di acara itu.

Merin keluar dari kamar mandi dan memutuskan untuk meninggalkan acara itu. Ia naik ke rooftop hotel menggunakan lift yang sudah tersedia. Ia menduduki bangku di rooftop dan membuka minuman yang dibawanya sedari tadi. Merin tidak menyadari jika di rooftop juga ada seseorang,Melvin. Melvin menutup sambungan teleponnya dan menatap Merin. Melvin menghampiri Merin dan ikut duduk di bangku itu.

"Boleh minta minumnya gak?"tanya Melvin setengah berbisik. Merin menoleh ke sumber suara membuat wajahnya dengan wajah Melvin berjarak beberapa senti saja. Melvin semakin mendekatkan wajahnya ke arah Merin hingga membuat Merin memundurkan wajahnya. Hingga.. slurp. Melvin meneguk sedikit minuman milik Merin dan menegakkan badannya kembali. Merin masih terpaku pada posisinya dan ia tersadar jika Melvin meminum minumannya. Itu berarti ia dan Melvin? Ah lupakan.

"Katanya ke kamar mandi,kok kesini?"tanya Melvin kembali seraya melihat bintang-bintang yang bertebaran di langit. Tidak ada respon dari Merin,ia mencoba menoleh namun Merin sudah tidak ada disampingnya. Dilihatnya ke sekeliling rooftop dan Merin sudah menaiki lift untuk turun.

Tak membutuhkan waktu lama,Melvin segera menyusul Merin dan menekan tombol lift. Merin benar-benar tidak ingin mengobrol bersama Melvin. Bahkan sebenarnya ia tidak ingin bertemu Melvin. Namun sepertinya dewi fortuna tidak berpihak kepadanya.

"Kok lama ke kamar mandi?"tanya Varo.

"Antri."

"Kakak cantik."seru Rara dikala ia sudah menyadari kehadiran Merin. Merin tersenyum dan mencoba untuk memangkunya. Rara mengecup pipi Merin membuat siapapun yang melihatnya menjadi gemas tak terkecuali Melvin yang sudah duduk di bangkunya.

Merin memesan satu eskrim yang mirip dengan permen kapas untuk Rara. Rara menyambut eskrim itu dengan antusias hingga Melvin mengabadikannya. Rara sangat senang berada di dekat Merin. Entah ada magnet apa di dalam diri Merin. Berbeda dengan Varo yang sedari tadi menatap Melvin dengan sinisnya. Varo membencinya semenjak Melvin membuat Merin sakit hati.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang