20. Menjauh (2)

2K 90 0
                                    

Merin masih diam melihat adegan mesra Dania dan Melvin. Entah kenapa matanya terasa memanas ingin mengeluarkan air. Sebelum air matanya keluar,Salsha menghampiri Merin dengan membawa nampan makanan.

"Penuh semua ini kantin,nih Rin makanannya. Lo kudu makan. Oke?"ucap Salsha. Merin mengambil sendok dan mengaduk makanannya.

"Sayang,nanti malem bisa temenin aku gak?"tanya Dania dengan gaya manjanya. Salsha pun serasa ingin memuntahkan makanannya,namun karena enak ia menelannya.

"Kemana?"tanya Melvin seraya mengusap pipi Dania lembut. Ketika Dania akan menjawab,dering hp Melvin berbunyi. Melvin mengangkatnya,ternyata itu telepon dari mamanya.

"Maaf ya sayang,aku gak bisa nemenin kamu. Mama nyuruh aku hadir dalam acara keluarga."ucap Melvin membelai rambut Dania dengan lembut. Merin melihatnya hanya tersenyum miris.

Merin beranjak dari tempat duduknya,namun Varo mencegahnya dan menyuruhnya duduk kembali. Merin menepis tangan Varo pelan,dan melangkahkan kakinya keluar dari kantin.

"Tunggu Rin."ujar Melvin membuat Merin menghentikan langkahnya tanpa menoleh ke arah Melvin. "Mama nyuruh gue buat bawa lo ke rumah besok."lanjutnya.

"Bilang ke mama lo,gue sibuk ada urusan."ucap Merin dengan setengah sinisnya.

"Tapi Rin,"belum selesai Melvin melanjutkan kalimatnya,Merin sudah keluar dari kantin meninggalkannya.

Melvin menatap punggung Merin datar,tidak ada usaha untuk mengejar Merin. Entah kenapa,Melvin merasakan sesuatu yang aneh dalam dirinya.

"Sayang."

"Iya Dan,ada apa?"

"Udah bel masuk. Aku ke kelas dulu ya. Kamu juga harus ke kelas,jangan bolos."ucap Dania mengecup pipi Melvin sekilas lalu berlari meninggalkan kantin. Melvin memegang pipinya yang dikecup oleh Dania tadi.

"Cielah,dikecup doang wajar kali."seru Arkan.

Melvin tidak mempedulikan Arkan,ia meninggalkan Arkan yang masih di kantin dengan wajah cengonya. Arkan mendengus kesal dan menyusul Melvin.

Merin mencoret bukunya kesal. Tak ada tulisan rapi seperti biasanya. Salsha mengernyitkan dahinya seakan bertanya Merin kenapa. Namun tak ada respon sepatah katapun dari Merin.

"Selamat siang anak-anak."

"Siang bu."ucap semua murid serempak.

"Baiklah,kali ini ibu akan memberikan pengumuman penting."ucap Bu Lala menghentikan kalimatnya dan melanjutkan kalimatnya kembali. "Jadi,dua minggu lagi akan diadakan camping di Bogor. Tolong dipersiapkan semuanya dari sekarang."

"Bayar bu?"tanya Danang.

"Gratis kalo kamu bawa makan,minum dan transportasi sendiri."ucap Bu Lala.

Bu Lala melanjutkan materi tempo hari yang tertunda. Papan tulis yang semula bersih , kini sudah banyak coretan spidolnya. Merin memikirkan camping di hari yang akan datang. Apakah ia diperbolehkan untuk Camping? Jawabannya pasti tidak. Mengingat keadaannya yang sekarang,ia tak akan bisa beraktifitas seperti yang lain.

"Rin,lo ikut kan?"bisik Salsha.

"Kayaknya gak bakal dibolehin."

"Yahh,ayolah Rin. Lo ijin dulu aja sama abang dan mama lo. Lo kan udah bisa jalan tuh. Masa gue sendirian lagi sih Rin?"ucap Salsha dengan muka memelasnya berharap Merin bersedia untuk ikut camping.

"Gue coba ijin dulu."ucap Merin membuat Salsha refleks berteriak. Semua tatapan menoleh ke arah Salsha tak terkecuali bu Lala. Salsha hanya menyengir tanpa dosa dan menutupi mukanya karena malu.

MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang