55. Apartement

2K 89 1
                                        

Happy reading !

Melvin menggendong Merin ke dalam apartement dan merebahkannya di ranjang kamarnya.

"Sayang,bangun. Jangan buat aku khawatir."

Melvin membuka hpnya dan menelpon seseorang,setelah itu ia mencoba lagi untuk membangunkan Merin.

"Please bangun."ucap Melvin menundukkan kepalanya seraya memegang tangan Merin.

Ting tong..

Melvin segera membuka pintu kamarnya dan mempersilakan seorang dokter masuk. Dokter itu memeriksa Merin dengan teliti dan pelan.

"Gimana keadaannya?"

"Dia hanya kecapekan."

"Tapi Merin tadi pingsan habis lari....."

"Karena dia tidak bisa berlama-lama di panasan. Lo juga pasti gitu kalo disuruh lari ditengah terik matahari."

"Hanya kecapekan kan?"tanya Melvin seraya mengusap wajahnya.

"Iyaa Vin. Lo gak percaya banget sih. Udah ah gue pulang. Jangan macem-macem ya lo!"

"Iyaa kaca."

"Caca woi bukan kaca."

"Sama aelah. Udah sana pergi."ucap Melvin mendorong dokter itu yang tak lain adalah Caca,kakak sepupunya.

Melvin menutup pintu kamarnya dan pergi ke kamar mandi sebentar. Merin mengerjapkan matanya dan memegangi kepalanya.

"Gue ada dimana?"tanya Merin.

Merin mendudukkan tubuhnya dan membuka selimutnya.

"Sayang,kamu udah bangun?"tanya Melvin yang sedang bertelanjang dada dan memegang handuk untuk mengeringkan rambutnya.

Merin menelan ludahnya melihat Melvin dan langsung membalikkan tubuhnya. Merin merasa sangat malu,pipinya saja terlihat sedikit merona. Jujur,Melvin memang terlihat lebih cool dengan penampilan seperti itu.

"Gausah malu."ucap Melvin memeluk Merin dari belakang dan Merin malah menutup wajahnya dengan tangannya.

"Kamu ih. Pake baju sana."

"Kamu suka kan? Dada aku gak kalah sama oppa-oppa korea kamu kan?"

"Melvin ih. Buruan pake baju."

Melvin tertawa melihat ekspresi kekasihnya itu. Ia pun mengambil baju di lemari dan memakainya.

"Udah nih. Liat."ujar Melvin.

"Bohong."

"Yaampun sayang. Balik badan dulu dong."

Merin membalikkan badannya dan menurunkan tangannya dari wajahnya. Ia menabrak dada bidang Melvin dan memeluknya erat.

"Kangen."ucap Merin.

Melvin membalas pelukan Merin seraya mengusap lembut rambut Merin. Ia juga rindu,bahkan lebih rindu.

"Kamu gak kangen ya sama aku?"tanya Merin.

MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang