4. Rara

3.4K 163 1
                                    

Happy reading !

Hari minggu adalah hari libur setiap murid di seluruh Indonesia. Sudah kebiasaan setiap pagi , Merin dan Varo jalan-jalan di taman kompleks rumah mereka.

Walaupun Merin menggunakan kursi roda,ia masih bisa bersemangat untuk keliling kompleks rumah. Bunga-bunga di taman mulai banyak yang tumbuh. Merin menyukai bunga apalagi bunga lili.

"Dek"panggil Varo sambil mengelap keringat di dahi dan lehernya.

"Apa?"

"Mau makan?"

"Gak deh kak,nanti aja. Merin belum laper."ucap Merin yang masih asik melihat bunga di depannya.

Varo tersenyum melihat tingkah adiknya itu hingga ia dikejutkan dengan kedatangan Melvin.

"Woi Vin,ngapain lu?"

"Jogging lah. Kenalin ini adek gue,Rara."ucap Melvin dengan menggandeng seorang gadis kecil disampingnya.

"Halo kak,aku Rara."ucap gadis itu membuat Merin menoleh ke arahnya. Ia tersenyum tipis dan menjulurkan tangannya.

"Hai,aku Merin. "

"Wah,kak Merin cantik ya. Kak Merin kok duduk di kursi ini?"tanya Rara dengan polosnya.

"Kak Merin lagi sakit sayang. Nanti kalo udah sembuh pasti bisa jalan."jawab Melvin tiba-tiba setelah melihat ekspresi Merin yang sedikit berbeda dari sebelumnya.

Melvin mengacak rambut adiknya itu dan mengajak Varo dan Merin untuk makan di warung dekat taman.

Melvin dan Varo asik bercengkerama. Sedangkan Rara mulai bercanda dengan Merin. Sepertinya Merin mulai menyukai gadis kecil di depannya ini. Sangat manis dan cantik. Gadis itu juga terlihat sangat lugu dan ceria.

Tak lama kemudian,pesanan mereka sudah tersedia di meja dan mulai makan bersama. Tanpa disadari,ada seseorang yang melihat ke arah Merin,Melvin. Ia melihat Merin dengan lahapnya juga sesekali menyuapi Rara dengan telaten.

"Rara tenyang kak,makasih ya cudah nuapin Rara."ucap Rara yang diangguki oleh Merin. Rara ini masih berusia 4 tahun ya guy

"Kakak pamit dulu ya Rara,next time kita ketemu lagi."pamit Merin dengan mengusap pipi Rara lembut.

"Janji kak?"

"Iyaa janji"ucap Merin tersenyum lalu Varo mendorong kursi roda nya untuk pulang ke rumah.

Dirumah,sudah ada Salsha yang menunggunya di ruang tamu. Merin mengangkat alisnya,untuk apa anak itu disini?

"Ck,lama amat sih Rin. Gue udah nungguin lo sampe lumutan. Gue kesini cuma mau pamit sama lo."ucap Salsha yang membuat Merin terdiam.

"Lo mau kemana?lo ninggalin gue?kenapa?"ucap Merin dengan berkaca-kaca.

"Enggak,gue gak ninggalin lo. Gue cuma mau ke Semarang , seminggu aja. Maaf ya Rin,sebenernya gue gak mau. Tapi papa gue nyuruh gue jagain Oma disana sementara."

"Tapi gue di sekolah sama siapa Sal?gue gak punya siapa-siapa di sekolah selain lo."ucap Merin dengan suara paraunya.

"Sweety,Salsha cuma pergi seminggu. Lagipula ada kakak kan di sekolah. Kalo kamu butuh apa-apa,kamu bilang kakak aja."ucap Varo mendudukkan dirinya di depan Merin yang mulai menangis. Ia tau bagaimana perasaan adiknya itu.

"Tapi kan kak..."

"Hei,kamu mau ngrepotin Salsha? Kamu mau membebani temen kamu itu?"ucap Varo lagi. Kalau dipikir-pikir,benar juga yang dikatakan kakaknya ini. Ia selalu merepotkan Salsha. Ia selalu membebani Salsha. Ia merasa sangat egois untuk menyuruh Salsha tetap berada di sampingnya.

"Yaudah Sal,gapapa. Lo pergi aja. Seminggu kan?"ucap Merin mulai tersenyum.

"Beneran Rin?"tanya Salsha dengan berbinar dan dijawab anggukan oleh Merin. Mereka pun berpelukan. Varo melihat keduanya dengan seksama,dua sahabat yang benar-benar aneh.

"Gue pamit ya Rin,lo harus baik-baik aja. Pesawat gue bakal take off sejam lagi. Gue harus pergi."ucap Salsha

"Oke,titi dj !"ucap Merin yang membuat Varo mengernyit.

"Apaan tuh titi dj?"tanya Varo penasaran

"Tiati dijalan." ucap Merin dan Salsha bersamaan lalu mereka tertawa. Salsha keluar dari rumah Merin dan pergi.

Merin masuk ke dalam kamarnya disusul oleh Varo. Takut jika adiknya masih sedih.

"Dek,are u okay?"

"Merin gapapa. Oh iya kak,aku bosan kak. Enaknya ngapain ya?"tanya Merin yang membuat Varo ikut tiduran di ranjang Merin. Ia memikirkan sesuatu.

"Mikirin apa sih kak?"

"Gapapa. Sebentar ya?" ucap Varo berlari keluar dari kamar Merin,pemilik kamar itu hanya mampu menggelengkan kepala.
Merin benar-benar bosan,apa yang harus dilakukannya dengan keadaannya yang seperti ini. Sangat menyebalkan!

Ting! Ting!

Varo membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan 5 orang itu masuk. Merin yang penasaran dengan bel rumah yang berbunyi segera keluar kamar.

Betapa kagetnya ia melihat 5 orang itu. Hayo siapa?yap,mereka adalah Melvin,Arkan,Marsya,Rinda dan....... DANIA!

Merin memeluk dania dengan erat,ia sungguh merindukan sepupunya itu.

"Dania,aku kangen."ucapnya.

"Gue juga kangen Rin"ucap Dania namun pandangannya menoleh ke arah Melvin.

"Eh dania,prasaan gue cuma ngundang 4 orang,tumben lo kesini"ucap Varo meletakkan snack dan minuman di meja.

"Gue mau pindah sekolah dong!"ucap Dania dengan pedenya.

"Sekolah dimana?"tanya Merin

"Di SMA lo."

"Beneran Dan?"ucap Merin terpekik kegirangan.

"Iyaa."ucap Dania membuka snack dan minuman yang disuguhkan Varo tadi.

Melvin menatap Merin dengan tajam,yang ditatap hanya diam. Merin melihat Rinda dan kakaknya. Oh,jadi itu pacar kak Varo,batinnya.

"Rin!"
"Hmm."
"Merin!"
"Apasih!"
"Merinda Atasha!"
"Apaan sih lo kak."ucap Merin dingin
"Gapapa,cuma mau manggil aja!"ucap Melvin yang tersenyum puas.
"Nyebelin ya lo."ucap Merin ketus

"Udah,kalian gak usah kayak gitu deh. Nanti cinta lo."celetuk Marsya yang sedang bersandar di tangan Arkan.

"Gak ya,gue gak mau sm dia."ucap Merin.

"Rin,kenapa sih lo masih belum mau moveon?come on lah,mantan kek gitu itu gak cocok buat lo pikirin."ucap Dania

"Apaan sih Dan,terserah gue. Ini perasaan gue. Lo gak berhak ikut campur dan jangan menilai Alan kayak gitu!"jawab Merin

"Alan itu player,lo gak tau apa? Sebelum,saat,dan sesudah sama lo aja dia masih player. Lo masih belum percaya? Setelah lo disakitin dia di depan mata lo sendiri?"sambung Melvin.

"Lo?apaan sih lo. Jangan sok tau masa lalu gue deh. Gue benci sama lo!"ucap Merin yang mulai menangis karena tidak terima Alannya dihina seperti itu. Ia meninggalkan ruang tamu itu dan pergi ke kamarnya. Gebrakan pintu yang kasar terdengar dari ruang tamu.

Varo merasa khawatir dengan adiknya itu. Niatnya hanya ingin menghibur Merin agar tidak bosan,tetapi malah seperti ini.

"GUE PINGIN BANTU MERIN MOVEON!"ucap Melvin yang mampu membuat semua orang menatapnya.

Wihii... banyak nih part yang ini.
Gimana menurut kalian?masih garing gak?

Jangan lupa vote + comment ya 🌟😚

MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang