Happy reading !
Sudah seminggu Merin ijin tidak masuk sekolah. Sekarang Merin sudah diperbolehkan untuk sekolah. Tentu saja dia sangat merasa senang. Merin adalah tipe siswi yang rajin,saat ia tidak masukpun,ia masih sempat untuk menyalin catatan dan mengerjakan tugas.
Selama seminggu juga,Salsha dan Dania duduk sebangku. Ketika mengetahui Merin masuk,Salsha segera pindah tempat di sebelahnya. Namun Merin menolak demgan alasan,Dania nanti sendirian karena Risa sedang mengikuti pertukaran pelajar.
"Selamat pagi anak-anak."
"Selamat pagi bu."ucap semua murid serempak.
"Hari ini ada murid baru loh. Ayo kesini,perkenalkan diri kamu." Murid itupun masuk ke dalam kelas Merin,membuat Merin benar-benar terkejut tak percaya.
"Hai semuanya,nama aku Fanya Adelia. Kalian bisa panggil aku Fanya atau Adel atau terserah kalian. Aku pindahan dari Semarang. Aku harap kita bisa berkawan dengan baik."
"Ada pertanyaan?"ucap Bu Lala.
"Id line dong."
"Dah punya pacar belum?"
"Cantik banget."
"Sudah hentikan. Fanya,silahkan kamu duduk di bangku kosong."ucap Bu Lala. Salah satu bangku kosong cuma di sebelah Merin. Fanya menyambut itu dengan senangnya,akhirnya mereka bisa bertemu bahkan sekelas.
"Hai dor."sapa Fanya. Dor yang dimaksud Fanya adalah doraemon. Merin adalah penggemar doraemon.
"Hai titch"jawab Merin tersenyum. Sedangkan titch yang dimaksud Merin adalah stitch,kesukaan Fanya."Lo utang penjelasan."lanjut Merin. Fanya hanya menganggukkan kepalanya lalu memperhatikan bu Lala yang sudah menjelaskan materi.
Kring..!
Waktunya istirahat. Salsha menghampiri Merin dan Fanya sekaligus ingin kenalan.
"Gue Salshabill Naomi. Panggil gue Salsha aja."
"Fanya."
"Gue liat-liat,kalian udah akrab banget ya."ujar Salsha. Sedangkan Fanya dan Merin hanya berpandangan dan tersenyum.
"Tunjukkin kantin ke aku yuk!"ujar Fanya. Merin mengambil tongkatnya dan mulai berdiri.
"Merin? Kok lo pake tongkat?"tanya Fanya keheranan.
"Nanti gue jelasin di kantin aja ya."ucap Merin.
Mereka bertiga berjalan menuju kantin. Tak banyak murid yang melihat Fanya sebagai anak baru.
"Disini aja."ujar Fanya."Kalian berdua mau pesen apa?Gue pesenin"tanya Fanya kembali.
"Gue bakso sama milkshake vanilla deh."ucap Merin.
"Gue samain kek Merin tapi minumnya jus apel aja."
Fanya mengangguk dan pergi ke penjual makanan di kantin. Tidak sengaja ia menabrak Hildan dan terpeleset. Untung saja Hildan menangkapnya,sehingga Fanya tidak jatuh.
"Maaf maaf. Gue gak sengaja."ucap Fanya.
"Gapapa sans. Lo anak baru ya?"tanya Hildan.
"Iya. Gue Fanya XI-MIPA 2."
"Oh jadi lo temennya Merin ya. Gue Hildan XII-MIPA 1."
"Iya kak. Yaudah kak. Aku duluan."ucap Fanya yang tak henti-hentinya mengumpat dalam hati karena telah menabrak kakak kelas. Bukan soal menabrak,tetapi ia tidak ingin imagenya sebagai anak baru rusak.
Setelah pesanan Fanya siap,ia membawanya ke meja dimana Merin dan Salsha berada.
"Ini makanannya."
"Makasih ya Fan."
"Gue malu banget sumpa."celetuk Fanya.
"Kenapa lo?"tanya Merin.
"Gue nabrak kakak kelas masa."
"Siapa?"tanya Salsha sambil melahap baksonya.
"Kalo gak salah sih namanya Hildan."jawab Fanya.
"Oh kak Hildan. Itu geng most wanted tau."ujar Salsha.
"What the.."ucap Fanya menggantung kemudian melahap makanannya dan berusaha menetralkan degupnya.
Di lain meja,tujuh orang juga sedang makan seraya bercanda gurau. Namun tidak dengan dua orang diantaranya yang tampak seperti memendam emosional. Keempat temannya dibuat heran dan salah satu dari mereka bertanya.
"Kalian kenapa deh?"tanya Jay.
"Gapapa."jawab Melvin singkat. Melvin masih melihat Dania di depannya yang melahap makanannya.
"Kalian lagi kemusuhan ya?"tanya Dani yang dihadiahi pukulan pada pundaknya. "Apaan sih lo main pukul aja."lanjutnya.
"Lo diem aja. Kayaknya mereka berdua emang lagi kemusuhan. Out of topic deh."ucap Arkan.
" Eh,tadi gue nabrak adek kelas coy. Anak baru deh kayaknya."seru Hildan.
"Siapa?"tanya Varo.
"Anak kelas gue,namanya Fanya Adelia."sahut Dania.
"Fanya?"tanya Varo dan ia beranjak dari bangkunya menuju ke bangku Merin.
"Varo gercep anjir. Padahal kan gue udah jatuh dalam pandangan pertama."ucap Hildan.
"Lo kurang agresif man."sahut Jay.
Varo menghampiri meja Merin dan duduk di sebelah Salsha. Ia mengamati Fanya,seperti familiar.
"Lo Adel kan?"tanya Varo.
"Kesel deh gue sama lo kak. Masa lupa sih."ucap Fanya.
"Jadi lo beneran Adel?wih,kok lo bisa pindah kesini?"
"Iya tuh,kenapa?"sahut Merin.
Fanya menceritakan bagaimana ia bisa pindah. Kepindahannya ini dikarenakan ayahnya ditugaskan di luar pulau. Namun karena Fanya tidak ingin ikut,akhirnya ia memilih untuk ke Jakarta saja dan tinggal di rumah om dan tantenya.
"Oh gitu,sebenernya kalian bertiga ada hubungan apa sih?"tanya Salsha.
"Kita sahabatan dari kecil."jawab Fanya."Oh iya Rin,kenapa lo pake tongkat?"
Merin ingin menjawab,tapi di sela oleh Varo. Varo menceritakan semuanya dengan detail tanpa ada satu katapun yang hilang. Fanya sangat kaget,ia baru tau jika sahabatnya ini...
"Kok gak cerita sih? Sebel deh gue."ucap Fanya merajuk.
"Kan gue gamau ngebebanin pikiran lo,titch."
"Udah bel tuh. Masuk yuk!"ajak Salsha.
Ketika akan masuk ke dalam kelas,Dania menyenggol Merin hingga gadis itu akan terjatuh jika tidak ada Fanya dibelakangnya.
"Dania! Lo keterlaluan banget sih."ucap Fanya.
"Apa?gak usah ikut campur ya."ucap Dania sinis.
Merin menenangkan Fanya agar tidak mengeluarkan kemarahannya. Jika Fanya sudah marah,sudah dipastikan ia akan menghajar semua orang di dekatnya. Jangan salah arti,Fanya ini jago bela diri. Ia mengikuti ekskul karate di sekolahnya. Tak heran,jika Fanya lebih tomboy dari Merin. Merin menaruh tongkat di sebelahnya dan duduk di bangkunya.
"Nya,seminggu lagi bakalan ada camping."
"Oh iya?mau ikut ah. Tertantang gue."ucap Fanya.
"Gue pengen ikut."rengek Merin.
"Ikut aja,nanti gue jagain. Ada kak Varo juga kan?"
"Tapi gue bilang."
"Nanti gue bilangin. Beres dah."
Merin memeluk Fanya,pelukan rindu,pelukan terimakasih,dan pelukan tanda persahabatan.
"Kita liat aja,apa dia bisa bertahan nantinya."ucap seseorang.
"Sebentar lagi lo akan hancur."ujar seseorang yang lainnya.
To be continued
Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca 🌟
Thanks for reading❤
KAMU SEDANG MEMBACA
MERVIN ( COMPLETE )
Teen FictionAntara senja dan pelangi, siapa yang paling berpengaruh dalam kehidupan? "Senja selalu hadir setiap hari membawa warna jingganya yang tenang. Tidak seperti pelangi yang hadir hanya sesaat meskipun membawa banyak warna. Gue pikir lo kayak senja yang...