Happy reading !
Pagi hari di sekolah,dipenuhi oleh banyak siswa yang berlarian melewati koridor sekolah. Sekolah ini tampak ramai,tidak seperti biasanya. Gadis berponi itu terus mengayuh kursi rodanya menuju ke kelas."Selamat pagi Merinda."seru seorang cowok yang tak lain adalah Melvin.
"Pagi Kavin."ucap Merin.
"Kamu kenapa?"tanya Melvin.
"Gapapa."
"Kamu ada masalah ya?kalo ada masalah cerita sm aku aja."
"Lo kenapa sih kak,kok pake aku-kamu segala."ucap Merin yang mulai menyadari perubahan pada kalimat yang diucapkan oleh Melvin.
"Emang salah ya?"
"Gak sih."ucap Merin yang mulai mengayuh kursi rodanya kembali namun ditahan oleh Melvin.
"Aku sayang sama kamu sejak kamu nabrak aku waktu itu."ucap Melvin membuat Merin tercekat.
"Trus?"tanya Merin.
"Jangan pernah pergi dari aku!"
"Tergantung lo nya sih." balas Merin dengan nada ironis.
"Gue janji."ucap Melvin yang mulai mendorong kursi roda Merin.
Melvin mengantar Merin ke kelasnya. Tidak ada suara diantara mereka berdua. Tak menampik bahwa Merin juga jatuh dalam pesona Melvin. Tapi ia juga harus hati-hati agar tidak jatuh terlalu dalam untuk kedua kalinya.
"Udah sampe. Belajar yang bener ya. Inget,jangan nglamunin aku terus kayak kemarin ya."ucap Melvin membuat Merin tersipu malu. Bagaimana Melvin tau jika ia memikirkannya?
"Apaan sih. Udah ah sana!"ucap Merin mendorong Melvin pelan. Melvin menempelkan dua jari di bibirnya lalu ditempelkan pada kening Merin.
"Aku gak bisa nglakuin itu langsung, karena ini di sekolah. Aku ke kelas dulu ya,sayang."ucap Melvin beranjak pergi dari kelas Merin. Melvin memanggilnya sayang,Melvin mencium keningnya secara tidak langsung,Melvin mengungkapkan perasaanya,ah itu membuat Merin ingin terbang setingginya.
"Mana ada sih cewek yang gak baper kalo diperlakuin kayak tadi."batin Merin.
Merin merasakan pipinya memanas jika mengingat kejadian pagi tadi. Dania yang terlambat (lagi) langsung masuk ke kelasnya sebelum guru datang. Merin menoleh,kenapa sepupunya selalu saja terlambat?"Kenapa lo?"tanya Dania.
"Lo kenapa sih telat mulu?emang gak dibangunin ya sama tanya?"tanya Merin kembali.
"Ha?lo udah nanya ngapain ada kata tanya sih."
"Tanya itu tante sonya."
"Ada-ada aja lo. Ya gimana ya,kasur gue itu nyamannn banget melebihi nyamannya gue pas sama kak Melvin."ucap Dania.
Melvin lagi,memangnya tidak ada cowok lain selain Melvin yang perlu disukai sama Dania? Kenapa harus cowoknya sih?cowoknya?apakah Merin boleh menyebut Melvin cowoknya?ah sudahlah.
Jam pelajaran sudah dimulai semenjak seorang guru perempuan datang ke kelas Merin. Sedangkan di kelas Melvin,lagi-lagi Dani membuat lelucon dan gombalan untuk Via di sebelahnya.
"Neng pia."
"Via woi bukan Pia!"seru Arkan.
"Siapa bilang gue gak bisa ngomong F sama V,Pitnah!!"ucap Dani membuat Arkan menepuk dahinya. Temannya ini sungguh tidak waras,selalu saja bertingkah konyol.
"Neng pia tau gak,apa hobi akang Dani?"tanya Dani dengan nada yang siapa saja yang mendengarnya pasti merasa ngeri.
"Apaansih lo woy pake akang2. Kayak akang mainan di SD gue aja."sambar Hildan yang sedari tadi sedang bermain game di hpnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MERVIN ( COMPLETE )
Teen FictionAntara senja dan pelangi, siapa yang paling berpengaruh dalam kehidupan? "Senja selalu hadir setiap hari membawa warna jingganya yang tenang. Tidak seperti pelangi yang hadir hanya sesaat meskipun membawa banyak warna. Gue pikir lo kayak senja yang...