Happy reading !
Hari pertama kuliah Merin diawali dengan omelan dari Bella. Merin merutuki nasibnya yang bertemu kakak senior galak pagi-pagi. Sebenarnya bukan Merin yang menabraknya,tetapi Bella yang tiba-tiba berjalan dan tidak melihatnya. Merin mencoba untuk membela dirinya namun bukan Bella namanya jika mengalah.
"Minta maaf cepet!"perintah Bella.
"Gue. Gak. Salah."ucap Merin dengan mengeja tiga kata tersebut.
"Lo minta maaf atau gue kasih hukuman?"
"Ospek udah selesai kemarin kali. Jadi lo gak bisa ngehukum gue seenaknya."ucap Merin.
"Sialan. Awas ya lo!"ucap Bella yang berlari meninggalkan Merin dan Fanya. Mungkin ia sedang terburu-buru atau bahkan savage.
"Kita beda jurusan nyet. Sedih gua."ujar Fanya.
Untuk mewujudkan cita-cita impian Merin sejak kecil, Merin memilih untuk mengambil jurusan kedokteran. Sedangkan Fanya yang notabennya hobi menulis,ia mengambil jurusan sastra.
"Udah gapapa,masih satu fakultas. Lo gabisa jauh dari gue banget sih titch."ucap Merin.
"GR lu turunin dikit bisa gak?"
Merin terkekeh dan melambaikan tangannya ke arah Fanya karena ia sudah sampai di ruangan kelasnya. Tidak sedikit yang memilih jurusan kedokteran, di kelasnya ini Merin hanya mengenal tiga orang saja. Sama seperti Melvin,Merin kadang juga terkenal cuek dengan teman-temannya apalagi cowok. Namun, hal itu tidak membuat para cowok berhenti untuk menatap wajahnya.
Dosen berambut botak masuk ke dalam kelas Merin dan menjelaskan awal yang akan dipelajari nantinya. Penjelasan dosen ini sangat singkat namun mudah dipahami. Kata demi kata mampu dicerna oleh Merin,sesekali ia mencatat jika ada hal yang penting. Enam jam sudah berlalu dengan suasana hening dan dinginnya AC.
"Kita akan praktek mulai lusa. Besok kalian tidak ada kelas,karena saya mengajar di kelas semester 3."ucap dosen itu.
"Yasudah. Selamat siang."
"Siang pak."seru semua mahasiswa.
Merin menutup bindernya dan memasukkannya ke dalam slingbag birunya. Merin mengeluarkan hpnya dari dalam saku celananya. Belum ada notifikasi dari Melvin sejak tadi pagi. Katanya Melvin tidak ada kelas,jadi ia tidak datang ke kampus.
"Ish kemana sih."gerutu Merin yang mulai keluar dari kelas dengan membawa slingbag dan hp yang masih ada di tangannya.
Fanya menghubungi Merin jika ia tidak bisa mengantar Merin pulang karena ada jam tambahan. Oleh karena itu,Merin menjadi bingung ia harus pulang naik apa.
Merin melangkahkan kakinya menuju ke depan gerbang. Ia mencoba untuk menunggu bus atau taksi di halte bersama dengan seorang Bella,lagi. Merin menghela napasnya,kenapa ia harus bertemu dengan nenek lampir ini.
"Kita ketemu lagi. Lo belum minta maaf ke gue. Sekarang minta maaf cepetan,kalau gak gue bakal teriak kalau lo bully gue." DAMN! 'Dasar nenek lampir sialan. Mainnya ngancem. Sabar Rin.'batinnya.
"Ngapain diem?mau gue teriak?"ujar Bella.
"Maaf."
"Gitu doang?"
"Mau lo apasih?"tanya Merin yang emosinya sudah mulai terpancing.
"Ayo pulang!"
"Melvin? Yuk."ucap Bella menggandeng tangan Melvin namun segera dilepaskan oleh Melvin.
"Bukan lo."ucap Melvin kepada Bella. Ia menarik tangan Merin agar masuk ke dalam mobil. Bella menghentakkan kakinya ke tanah,ia kalah saing dengan Merin.
![](https://img.wattpad.com/cover/156803512-288-k819358.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MERVIN ( COMPLETE )
Teen FictionAntara senja dan pelangi, siapa yang paling berpengaruh dalam kehidupan? "Senja selalu hadir setiap hari membawa warna jingganya yang tenang. Tidak seperti pelangi yang hadir hanya sesaat meskipun membawa banyak warna. Gue pikir lo kayak senja yang...