47. Kebenaran

1.9K 87 2
                                    

Happy reading !

Salsha menangis terisak-isak dalam pelukan Arkan setelah menceritakan semuanya pada semua orang. Fanya merasa santai,karena dia sudah tau semuanya lebih dulu.

"Maafin gue,gue gak bermaksud nglakuin itu. Gue terpaksa. Hiks."ucap Salsha.

"Maafin gue juga gak ngasih tau kalian. Sebenarnya gue juga udah tau dari awal. Tapi gue diancam sama kak Jay,kalo gue bocorin semuanya,papa gue akan kehilangan semuanya."ucap Fanya menunduk. Hildan mengusap pundak Fanya lembut.

"Jadi,waktu gue keluar malem cari makanan itu,kalian lagi cari informasi tentang Merin?"tanya Melvin. Salsha hanya mengangguk pelan.

Melvin semakin menggeram dan hingga akhirnya ia memukul cermin yang berada di dekatnya. Tangan Melvin mengeluarkan banyak darah setelahnya.

"Melvin! Lo apa-apaan sih."sentak Dania yang datang tiba-tiba.

"Dania? Lo ngapain disini? Belum puas nyakitin Merin?"ucap Varo.

"Varo,gue Fara. Gue Fara saudara kembar lo. Gue Fara."ucap Dania dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Gak mungkin. Gue gak punya saudara kembar. Kalaupun punya itu bukan lo, karena tahun kelahiran kita beda."teriak Varo.

"Papa Wijaya yang ngasih gue saat bayi ke papa William. Itu karena mama Kania gak bisa punya anak. Lo harus percaya sama gue Var. Gue yang minta papa buat nurunin kelas gue agar gue terlihat seperti sepupu Merin yang sebenarnya. Lo udah tau semua tentang gue dari Salsha kan."ucap Dania yang sudah meneteskan air matanya.

Varo dan yang lainnya sangat terkejut tak terkecuali mama Merin. Ia menutup mulutnya tak percaya. Jadi ia benar-benar melahirkan anak kembar.

"Kamu Fara?anak mama?"ucap mama Merin memeluk Dania.

"Mama."ucap Dania pelan dan membalas pelukan mama kandungnya untuk pertama kalinya.

Varo ikut memeluk kedua perempuannya itu dan mencium kening Dania pelan.

"Maafin gue ya twins. Gue pernah nglakuin salah sama lo."ucap Varo.

"Gapapa. Oh iya Merin gapapa kan? Merin gimana? Adik gue gimana Ro."tanya Dania.

"Jadi,lo itu Faras. Adik gue yang selama ini gue cari?"ucap Alfan dari jarak yang cukup jauh.

"Abang."teriak Dania. Ia berlari menuju ke arah Alfan dan memeluknya erat. Semua merasa terharu menyaksikan peristiwa ini.

"Gue nyari lo kemana-mana ternyata lo selama ini itu sepupu gue."ucap Alfan.

"Cepet banget sampainya?"tanya Dani.

"Kelamaan kalo nunggu besok. Jadi gue langsung pake jet pribadi."ucap Alfan.

"Mulai sekarang,gue kakak Varo sama adiknya bang Alfan ya."ucap Dania.

"Enak aja,gue yang kakak. Lo yang adik."ucap Varo.

"Varo,yang lahir duluan itu Dania nak."sela mama Merin yang membuat Varo mengerucutkan bibirnya.

"Vin,mau gue obatin tangannya?"tanya Dania memegang tangan Melvin namun ditepisnya.

"Melvin,jangan bersikap seperti itu. Dania sudah baik menawarkan kamu bantuan."ucap mama Melvin.

"Melvin cuma butuh Merin!"ucap Melvin yang penuh penekanan di setiap kalimatnya.

"Merin akan baik-baik saja. Kamu jangan seperti ini nak. Ayo kita pulang! Besok kesini lagi. Ini sudah malam. Tidak baik di rumah sakit beramai-ramai."ucap papa Melvin.

"Tapi Melvin mau nemenin Merin pah,mah."ucap Melvin.

"Vin,lo pulang aja. Ada gue,Dania,sama Varo disini. Lo gak perlu khawatir. Kalo ada apa-apa,kita bakal ngehubungin lo kok."ucap Alfan.

Mama Melvin menuntun anaknya itu keluar rumah sakit. Teman-temannya yang lain juga berpamitan kepada keluarga Merin. Untuk saat ini,Salsha menginap di rumah Fanya karena ia sudah tidak memiliki tempat tinggal.

Tidak ada yang bisa masuk ke dalam ruangan Merin karena dokter sudah mengatakan jika Merin membutuhkan perawatan yang intensif. Alfan tidak menyangka kejadian ini akan terjadi. Mulai dari Merin yang tertembak hingga terungkapnya Dania sebagai adik kandungnya selama ini.

Dania tidur dengan bersender di bahu Varo. Varo mengusap rambut Dania pelan,ternyata Dania yang ambisi itu saudara kembarnya. Varo juga sudah beberapa kali menguap,ia sangat mengantuk dan lelah hingga matanya terpejam.

Alfan sudah menyuruh mamanya pulang untuk beristirahat dan diantar oleh Dani. Baru saja ia bahagia menyaksikan siaran live ulang tahun Merin,sekarang adik kesayangannya itu terkapar tidak berdaya di ranjang.

Semalaman Alfan tidak bisa tidur,ia merasa tidak tenang dan gelisah melihat Merin dari kaca pintu. Ia melihat Varo dan Dania yang tertidur dengan pulasnya.

"Keluarga Merin?"tanya dokter.

"Saya kakaknya dok. Ada apa?"ucap Alfan.

"Tolong tebus obat ini sekarang di ruang dekat administrasi karena obat ini akan digunakan untuk pasien secepatnya."ucap dokter itu.

"Baik dok."

Alfan berjalan menyusuri koridor rumah sakit. Suasana terasa mencekam hingga ia bertemu dengan salah satu suster di ruang administrasi.

"Sus sus,tebusin ini dong. Saya gak tau nih. Cepetan ya."ucap Alfan.

"Enak aja. Tebus sendiri bisa kan? Orang dekat kok."ucap suster itu. Diperkirakan suster itu berusia 25 tahun,mungkin sedikit dibawahnya Alfan.

"Suster sialan lo ya. Belagu amat."ucap Alfan.

"Laknat."rutuk suster itu.

Alfan baru menemukan suster macam itu. Cantik sih,tapi galak. Akhirnya,Alfan berjalan menuju ruang apotek rumah sakit dan membayar semuanya.

"Ini dikasih ke siapa ya."ucap Alfan bermonolog dengan dirinya sendiri.

"Sini biar gue yang ngasih ke dokter Andra."

"Lo ngapain sih sok baik. Tadi aja gue suruh gamau. Aneh lo jadi suster. Atau jangan-jangan lo itu sebenernya suster ngesot ya."ucap Alfan.

"Mulut lo minta dicabein banget ya."ucap suster itu.

Alfan mengikuti suster itu berjalan ke ruangan Merin. Namun saat akan masuk ke dalam ruangan Merin,Suster itu mendorong tubuh Alfan agar tidak ikut masuk.

"Lo diem disitu. Badan lo gak steril."ucap suster itu.

Alfan menghentikan langkahnya dan melihat suster itu dari balik kaca. Dengan telaten suster itu memasang obat infus itu ke tangan Merin.

"Sudah,kalo obatnya udah habis. Bilang ya."ucap suster itu.

"Tunggu."

"Apa lagi sih?"

"Kenalan dikit bolelah."ucap Alfan dengan gaya maskulnya.

"Ck dasar cowok. Melodi."

"Lo member JKT48 ya?"

"Emang nama gue pasaran banget ya."ucap suster itu yang bernama Melodi meninggalkan Alfan.

"Woi,gue Alfando."teriak Alfan setengah berbisik namun tidak didengarkan oleh Melodi.

"Di rumah sakit dapet cinta. Beruntungnya  gue. Cantik juga,tapi rada galak kayak mak-mak kos."ucap Alfan.

Alfan kembali duduk di sebelah Varo. Mungkin setelah bertemu suster cantik seperti Melodi,tidur Alfan akan nyenyak.

"Melodi."

To be continued

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca 🌟🌟
Thanks for reading ❤

MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang