19. Menjauh?

2K 91 4
                                    

Happy reading!

Rasa lelah menjalar di sekujur tubuh Merin. Dengan berada di pasar malam,sedikit membuat moodnya lebih baik. Merin mematikan lampu kamar dan diganti dengan lampu tidur. Ditariknya selimut doraemon untuk menutupi tubuhnya. Perlahan dengan rasa kantuk yang sudah di ujung,Merin memejamkan matanya dan tertidur.

Kokokan ayam,sinar mentari pagi,dan teriakan seorang ibu membangunkan Merin dari mimpinya yang indah. Ia segera bergegas menuju kamar mandi dan siap ke sekolah. Dilihatnya dua kakaknya dan mamanya sudah berada di ruang makan.

"Selamat pagi sweety."ucap Varo dan Alfan bersamaan. Lalu mereka saling menoleh dan memutar bola matanya. Merin hanya terkikik melihat kedua kakaknya itu.

"Selamat pagi abay dan kabay. Abang alay dan kakak alay."jawab Merin.

"Hari ini diantar Varo ya,nanti yang jemput abang saja. Soalnya pagi ini,abang mau ngecek perusahaan papa."ujar Alfan.

"Mama juga mau ke butik hari ini dan mama mau nanti malam kita dinner sama temen mama."

"Iya mah."

Merin dan Varo beranjak dari tempatnya dan menyalimi mamahnya. Sedangkan Alfan sudah pergi ke Wijaya company.

"Pagi Merin."seru Salsha.

"Pagi Salsha."

"Wih kemajuan nih temen gue. Biasanya gak mau bales sapaan gue. Oh iya Rin,nanti jadi kan nemenin gue ke toko buku?"tanya Salsha yang berjalan mendampingi Merin. Merin menganggukkan kepala tanda ia mengiyakan permintaan Salsha.

Langkah Salsha terhenti kala melihat seseorang di depannya. Namun Merin tetap melangkahkan kakinya hingga ia menabrak orang lagi.

"Selalu aja nabrak. Dasar! Hati-hati ya kalau jalan,kalo jatuh kan sakit."ucap Melvin menyentil kening Merin pelan.Lagi dan lagi,Merin menabrak Melvin. Ia merutuki dirinya sendiri karena tidak melihat arah depan.

"Udah jatuh dan sakit gegara lo kok."gumam Merin kecil. Merin melangkahkan kakinya kembali menuju kelas tanpa peduli Melvin yang masih berada disana.

"Lo! Jangan pernah muncul di hadapan Merin. Kalo pun terpaksa muncul,mending lo cari jalan lain aja."ucap Salsha lalu meninggalkan Melvin.

'Cewek aneh.'batinnya.
Salsha berlari mengejar Merin yang sudah hampir mencapai kelas. Merin duduk di bangkunya dan langsung menelungkupkan wajahnya.

'Kenapa sih lo muncul di hadapan gue?'
"Rin Rin,lo gapapa kan?"

"Gapapa."ucap Merin dengan suara seraknya.

"Merin lo nangis?"tanya Salsha heboh membuat semua murid di kelas menoleh. Salsha hanya menyengir dan menggucangkan badan Merin.

"Rin,lo nangis?jangan nangis dong. Nanti gue gaplok deh yang bikin lo nangis. Rin."

"Apaan sih Sal,gue itu ngantuk. Gue masih pengen tidur,semalem gue tidur jam 1 pagi. Lo gak usah heboh kayak gitu. Bangunin gue kalo udah bel."ucap Merin menelungkupkan wajahnya kembali. Bohong kalo Merin tidur selarut itu,bahkan pulang dari pasar malam saja pukul 9.

"Apa gue akan kuat ngliat lo sama saudara gue? Tapi kenapa harus dia?"batin Merin.
Merin memang memejamkan matanya,namun dia tidak tidur. Ia masih bisa mendengar suara teman-temannya. Bahkan ia mendengar sayup-sayup suara Melvin sedang bersama Dania. Kembali merasakan sesak di dada,namun ia tetap menahannya agar air matanya tidak turun. Merin menegakkan badannya dan menoleh ke arah jendela. Ia terkejut karena pandangannya tepat berada di mata Melvin. Melvin menatapnya,mengunci pandangannya,hingga suara manja dari seorang cewek memutuskan tatapan itu. Merin mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Kamu ke kelas sana! Habis ini bel tau. Nih bekal buat kamu."ucap Dania menyerahkan kotak biru ke Melvin. Dibukanya kotak itu,Melvin tersenyum senang. Makanan kesukaannya terlihat cantik di dalamnya. Pasta khas Italia dengan bumbu diatasnya juga ada sosis dan ayam dipotong kecil sebagai hiasan.

"Baunya enak. Pasti aku makan. Makasih ya sayang. Kalo gitu,aku ke kelas dulu."ucap Melvin. Daniapun juga masuk ke dalam kelasnya. Melihat Merin yang berada di bangkunya sendirian karena tadi Salsha menemui abangnya.

"Rin."

"Iya Dan. Ada apa?"

"Lo marah gue jadian sama kak Melvin?"

"Enggaklah Dan. Kalo lo seneng,ngapain gue marah haha."ucap Merin tertawa kecil bahkan bisa dibilang fake laugh. Dania memeluk Merin dan Merin membalas pelukannya. Hingga tangan seseorang membuat mereka melepaskan pelukannya.

"Ngapain lo disini? Pergi sana!"perintah Salsha. Dania tersenyum kepada Merin dan pindah di bangkunya sendiri.

"Lo gak diapa-apain kan?"tanya Salsha.

"Enggak kok,gausah lebay."ucap Merin membuat Salsha cemberut.

Seorang guru laki-laki memasuki kelas Merin dan langsung menjelaskan tentang pelajaran Biologi. Banyak murid yang menganggukkan kepala,tapi bukan berarti juga mereka paham dengan apa yang dijelaskan. Namun mereka menganggukkan kepala hanya untuk mempersingkat waktu. Soal paham atau tidak,itu urusan belakangan.
(Hayo yang kayak gini acung tangannya ! wkwk).

"Baiklah,bapak kasih tugas hal 48-50. Dikerjakan sekarang. Kalo jam pelajaran berakhir atau istirahat berbunyi,mau tidak mau dikumpulkan. Saya tinggal sebentar."ucap Guru itu dan keluar dari kelas. Entah ingin pergi kemana guru itu,author juga gak tau.

"WOI WOI,LIAT DONG!"celetuk Budi.

"Yailah Bud,baru aja dikasih tugasnya. Kerjain sendiri napa! Gak modal banget jadi murid. Nargetin mapel diatas KKM,tapi disuruh kerja aja gak mau gimana mau dapet nilai bagus coba. Dasar sepatu kuda!"ujar Risa mendengus karena bosan melihat tingkah laku Budi. Sedangkan Budi langsung melakukan rutinitasnya yaitu bermain ML.

Merin mencoret-coret buku tulisnya dengan jawaban dari soal. Sedangkan Salsha sangat lancar mengerjakan tugasnya karena dibantu oleh mbahnya yang bernama GG alias GOOGLE.

Kringg..!
The first break time.

"Anjir gue belum ngerjain tugasnya,woi liat dong liat."teriak Budi yang langsung mengambil buku Salsha untuk disalin.

"BUDIII!! SIAPA YANG NYURUH LO NYALIN JAWABAN GUE?"teriak Salsha dengan suara oktafnya namun sedikit cempreng. Sedangkan Budi tidak mempedulikan teriakan Salsha hingga membuat Salsha menghentakkan kakinya kesal.

"Rin,ke kantin yuk."ajak Salsha. Merin menganggukkan kepalanya dan mengambil tongkatnya.

Mereka berdua berjalan menuju ke arah kantin . Melvin dan Dania sudah berada disana.

"Nempel mulu kek daki kuda."sindir Salsha.

"Kalo mau nyindir di depan orangnya langsung keles."

"Ish abang. Salsha sama Merin traktir makan sekarang!"

"Tapi ganti uang gue!"ujar Jay berlari ke arah ibu kantin dan disusul oleh Salsha yang akan memesan makanan.

Tidak ada bangku kosong disana,hanya ada bangku kosong di sebelah Dania dan Melvin. Tidak ada pilihan lagi,ia menghampiri Dania dan duduk di depannya. Dania sedang menyuapi Melvin makan. Sesekali Merin melirik Melvin,ia merindukannya?

"So sweet banget ya kalian."celetuk Arkan.
Ingin sekali Merin menyumpal mulut Arkan,hawa panas terasa di badan Merin hanya karena melihat dua sejoli di depannya sedang bermesraan.

"Balas dendam gue akan terwujud sebentar lagi. Tunggu tanggal mainnya Merinda!"batin seseorang yang juga berada di kantin.

To be continued

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian🌟
Thanks for reading❤

MERVIN ( COMPLETE )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang