1.4 Who?

17.6K 2.8K 145
                                    

"Renjun tunggu!" Tiba-tiba pas gue sama Renjun jalan ke parkiran sekolah, anak cewek yang gak gue tau namanya manggil Renjun.

Kita berdua berhenti terus natep dia yang ngos-ngosan karena lari dari lapangan basket ke parkiran.

Setelah nafasnya normal dia langsung ngelirik gue sinis, kemudian dia berdiri disamping Renjun dan memeluk lengannya.

"Ren, temenin gue ke mall yaa... Gue pengen beli novel kak Marklipss yang baru terbit." Pintanya seraya mengerjapkan mata, sok imut.

Renjun melepaskan tangan cewek yang melingkar di lengannya itu, "Gak bisa gue udah janji sama dia. Lo sama bang Winwin aja yaa."

Anak cewek itu pun memanyunkan bibirnya, lalu ia menggelengkan kepalanya. "Gak mau. Bang Winwin tadi latihan dance sama temennya."

Gue cuma bisa mengerjapkan mata. Bingung mau ngapain. Terus tiba-tiba anak cewek ini tadi memperhatikan gue dari atas sampai bawah.

"Lo," Dia nunjuk gue, "Gak ada rencana kemana-manakan??" Tanya gadis tersebut yang kini menatap gue intens.

Sedangkan Renjun mendengus kesal. "Gue mau pulang bareng cewek gue."

Kemudian dia menarik tangan gue terus pergi ninggalin anak cewek tadi yang misuh-misuh karena kita tinggalin.

Setelah sampai di parkiran mobil Renjun menghentikan langkahnya. Gue hanya bisa mandangin dia bingung, kenapa dia bawa gue ke sini?

Gue noleh ke Renjun yang lagi megang kunci mobil. "Ren, lo bawa mobil?"

Renjun ngelirik gue sebentar kemudian tersenyum, "Iya... Kenapa?"

Gue menggelengkan kepala, "Gak papa sih. Tumben aja, biasanya lo bawa motor." Jawab gue yang dibalas anggukkan oleh Renjun.

"Sengaja, biar lo gak kepanasan kalo pulang bareng gue." Renjun bukain pintunya buat gue pas gue udah masuk dia langsung muter dan masuk mobil.

Gue yang ngeliatnya cuma ketawa di dalem mobil.

Di perjalanan pulang gue pengen banget nanyain ke Renjun tentang siapa cewek tadi? kenapa dia seakrab itu ketika bersama Renjun? dan kenapa dia natep gue sinis, seolah-olah gue ini hama yang harus dimusnahkan?

"Renjun, laper." Bukannya pertanyaan tadi yang keluar. Gue malah membahas hal lain.

Renjun noleh ke gue, terus dia terkekeh pelan seraya mencubit pipi gue. "Iya sayang. Kita makan dulu diluar."

Drippin | Huang Renjun (✓) [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang