Setelah kejadian tadi malam, Renjun bener-bener jagain gue semalaman. Gue merasa bersalah karena telah melakukan kecerobohan karena sudah mempercayai orang yang bahkan jelas-jelas membenci gue.
Gue yang bangun duluan tersenyum melihat wajah Renjun yang tidur memeluk gue. Tangan gue terulur buat merapikan rambutnya yang menutupi dahinya.
"Hmm, udah bangun?" Tanya Renjun tanpa membuka kedua matanya.
Gue menjauhkan tangan gue lalu tersenyum. "Udah dari tadi."
Renjun nganggukkin kepalanya terus dia memeluk gue erat. "Masih sakit kepalanya?"
"Udah enggak." Gue mencoba melepaskan pelukan Renjun. "Juuuuun lepaaaas aku mau bikin sarapan."
Renjun gelengin kepalanya, "ga usah. Aku aja yang bikinin."
"Kamu mau bikin sarapan gimana, orang kamu masih beler kayak gini????"
"Udah diem ah, 15 menit lagi aku bangun."
Gue diem, akhirnya kita berdua ketiduran lagi sampai jam setengah sepuluh.
"Yaaang, kok kepala aku sakit ya???"
Renjun dateng ke dapur terus meluk gue dari belakang. Gue yang kebetulan lagi megang centong nasi pun langsung menggetok kepalanya.
"Adaw sakit!" Renjun langsung melepaskan pelukannya dan mengelus kepalanya yang gue getok tadi. "Salah aku apa sih yang????"
"BANYAK."
"Yang, kan aku pusing baru bangun jadi ga bisa masak. Maka--"
"Cepet duduk di meja makan, terus jangan ngajak aku ngomong sampai aku nyelesaiin masakanku."
"Tapi yang,--"
"Njuuuun."
"Iya iya."
Gue tersenyum melihat Renjun yang hanya bisa mengangguk patuh dan langsung mendudukkan dirinya di meja makan.
Ya siapa suruh, katanya mau masak tapi gajadi alesannya abis bangun tidur kepalanya pusing. Ya udah, karena gue juga kasian pasti dia tadi malam jagain gue jadinya gue pura-pura kesel aja ke dia.
Setelah menyiapkan makan siang sekaligus sarapan ini gue langsung menghampiri Renjun yang malah tiduran di meja makan.
"Heh, kok malah tidur disini sih. Punggung kamu ga pegel apa?"
Renjun menggelengkan kepalanya, dia bangun lalu memeluk gue lagi. Posisinya kali ini gue berdiri, sedangkan gue berdiri.
Gue mengelus rambut Renjun, "makasih ya udah bikin aku sesayang dan senyaman ini sama kamu."
Renjun yang memeluk perut gue menggelengkan kepalanya. "Aku yang harusnya berterima kasih. Terima kasih sudah menjadi pelangi dihidupku dan memberikan banyak warna di dalamnya."
Mau ngasih tau, bentar lagi ending xixixi
KAMU SEDANG MEMBACA
Drippin | Huang Renjun (✓) [TELAH TERBIT]
Fanfiction[Versi Wattpad Belum Direvisi] Berawal dari sticky notes yang selalu ditemukan Renjun di setiap barang miliknya, termasuk minuman dan makanan ringan. Renjun tak bisa lagi membendung rasa ketertarikan untuk mencari tahu identitas si pengirim. "Jujur...