"(y/n), lo dipanggil ibu Yura tadi disuruh ke kantor." Ucap Herin pas gue baru masuk ke dalam kelas.
Gue nganggukin kepala kemudian jalan keluar kelas buat nyusul bu Yura di kantor.
Selama perjalanan gue merasa kalau diliatin sinis oleh temen seangkatan maupun adek kelas.
Gue menghela nafas. Secepat inikah gosip menyebar? Padahal gue sama sekali gak mengiyakan pas Renjun ngajak buat pacaran.
Lamunan gue buyar ketika sebuah lengan merangkul bahu gue, gue menoleh kaget pas dengan wajah tak berdosanya Renjun ada disamping gue.
"Kenapa murung gitu?"
Gue gelengin kepala terus mencoba ngelepasin rangkulan Renjun, tapi Renjun berhentiin langkahnya dan menatap gue khawatir.
Dia megang kedua bahu gue terus matanya menatap gue khawatir, "kenapa? Kalau ada masalah cerita sama gue."
Gue nundukin kepala gak berani natep Renjun, "gue cuma takut."
Renjun tersenyum tipis, kemudian dia melepaskan kedua tangannya lalu mengacak gemas poni gue.
"Kan sudah gue bilang kalau gue akan selalu ada buat lo. Lo suka sama gue aja gue udah seneng banget."
Gue memanyunkan bibir dan menatap Renjun kesal, lalu merapikan tatanan rambut gue.
"Lo mau kemana sih?"
"Mau ke kantor, kata Herin tadi bu Yura manggil gue."
Renjun nganggukin kepalanya ngerti, "gue temenin."
Gue gelengin kepala, "gak usah gue bisa kesana sendiri." Tolak gue tapi Renjun sama sekali gak dengerin gue dan jalan lurus ke depan.
"Renjun ih!" Gue ngejar Renjun dan menyejajarkan langkah kami.
Renjun noleh ke gue terus naikin satu alisnya, "kenapa sih? Gue cuma nemenin lo doang."
Gue menghela nafas pasrah, "iya udah lo diem aja."
Renjun tersenyum senang kemudian dia merangkul gue lagi, "gitu dong."
"RENJUN, (Y/N) NGAPAIN KALIAN BERDUA BERPELUKAN DISINI?!!!"
Ya Tuhan, mulutnya pak Chanyeol pengen banget gue sambelin.
Renjun noleh ke belakang, "Makanya pak jangan jomblo terus!! Masa kalah sama saya udah ada gandengan."
Bodo amat Jun, bodo amat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Drippin | Huang Renjun (✓) [TELAH TERBIT]
Fanfiction[Versi Wattpad Belum Direvisi] Berawal dari sticky notes yang selalu ditemukan Renjun di setiap barang miliknya, termasuk minuman dan makanan ringan. Renjun tak bisa lagi membendung rasa ketertarikan untuk mencari tahu identitas si pengirim. "Jujur...