"Ke mallnya naik apa?" Tanya gue ke Renjun yang lagi tiduran di atas kasur gue.
Renjun yang lagi mainin hp langsung noleh ke gue, "Naik Tayo aja gimana?"
"Hah Tayoo??" Gue natep Renjun dengan bingung sedangkan Renjun cuma nyengir sampe giginya kelihatan.
"Hey tayo, hey tayo, dia bis kecil yang ramah."
Gue cuma gelengin kepala kemudian lanjut siap-siap. Pas gue udah selesai gue langsung jalan ke arah Renjun yang bikin dia mendongak menatap gue. "Udah?"
"Iya." Renjun senyum terus dia bangkit berdiri dan dengan gerakan cepat dia nyium bibir gue.
"Ayo berangkat."
"Yah tempat duduknya penuh." Keluh gue pas melihat penumpang bus yang ternyata sudah penuh.
"Berdiri aja ya yang." Ucap Renjun yang gue bales anggukkan.
"Cuma ada satu." Gue menatap keatas dimana pegangan satu-satunya yang ada.
Renjun terkekeh pelan kemudian dia langsung meluk gue dari belakang. Tangan kirinya megang bahu gue dan tangannya perpegangan pada pegangan yang ada di atas.
"Biar gak jatoh." Ucap Renjun seraya mengeratkan pelukannya.
Gue menoleh ke samping dan berdecih, "Alesannya aja, bilang aja pengen meluk."
Renjun tersenyum kemudian dia nyium pipi gue, "Tau aja."
Sesampainya, gue sama Renjun langsung turun dari bus. "Renjun, tungguin ih!!" Seru gue pas Renjun jalan duluan masuk ke dalam mall.
Renjun menolehkan kepalanya dan berdecak kesal. "Diam di situ jangan gerak."
"Eh?" Tiba-tiba Renjun balik dan dia jongkok lalu mengikat tali sepatu gue yang ternyata lepas.
Pas udah selesai dia berdiri dan menatap gue, tiba-tiba dia menyentil pelan dahi gue yang bikin gue meringis kecil. "Ceroboh banget sih, ntar kalo jatuh gara-gara keinjek tali sepatu sendiri gimana? Kan gak lucu."
Gue cuma bisa nyengir terus meluk lengannya Renjun. "Bodo amat, kan ada kamu yang nolongin. Hehe."
Renjun cuma terkekeh terus dia mengusak puncak kepala gue, "Pinter banget ya ngelesnya."
"Iya dong, kan pacarnya Huang Renjun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Drippin | Huang Renjun (✓) [TELAH TERBIT]
Fanfiction[Versi Wattpad Belum Direvisi] Berawal dari sticky notes yang selalu ditemukan Renjun di setiap barang miliknya, termasuk minuman dan makanan ringan. Renjun tak bisa lagi membendung rasa ketertarikan untuk mencari tahu identitas si pengirim. "Jujur...