65. Good bye!

7K 1.1K 29
                                    

Pagi buta gue sudab bersiap-siap dengan semua barang-barang yang pengen gue bawa ke Jepang nanti. Kata mama, papa sudah menyiapkan satu unit apartemen yang ada di dekat kampus gue.

Di tengah gue lagi nyiapin barang-barang, Jisung tiba-tiba masuk ke dalam kamar gue dan tiduran di atas kasur.

Gue noleh sebentar kemudian melanjutkan kegiatan gue. "Ngapain lu ke sini pagi buta?"

Jisung yang tadinya tengkurap langsung mengubah posisinya menghadap gue. "Gila ya lo, baru aja kemarin kelulusan malah mau langsung terbang ke Jepang."

Gue terkekeh, setelah merapikan barang-barang gue pun menatap Jisung. "Lo tadi diamukin sama mama lo?"

"IYA LAH. gue lagi enak-enakan tidur malah dibangunin, mata gue langsung melek pas mama bilang lo pagi ini ke bandara."

Jisung kembali menatap langit kamar gue. "Lo sama Renjun gimana?"

"Hmm gimana ya..." Gue memainkan pulpen yang tengah gue pegang. "Kayaknya udah selesai deh, soalnya dia juga gak ada ngehubungin gue."

Jisung menghela nafasnya. "Emang dia bilang apa?"



















"Heh bajingan, lo gak ke bandara??!!!" Ningning masuk ke dalam kamar Renjun dengan keadaan sangat kesal dan mengguncang tubuh lelaki tersebut yang masih terlelap dalam tidurnya.

Renjun menggeram kesal. Dia mengeratkan pelukan pada guling miliknya tanpa memperdulikan Ningning yang tengah menatapnya kesal.

"Cewek lo di bandara mau ke Jepang dan lo enak-enakkan tidur di sini. Sinting ya lo."

Mendengar apa yang di ucapkan oleh Ningning membuat Renjun melebarkan matanya.

Seketika rasa kantuk yang ia rasakan menghilang digantikan rasa sakit yang membuat jantungnya terasa berhenti berdetak.

"BANGSAT LO JANGAN BOHONGIN GUE."

"Buat apa gue bohongin lo, gak ada faedahnya sama sekali." Jawab Ningning malas. "Lo gak ngecek hp?? Kata (y/n) dia berusaha menghubungi lo tapi lonya ga ngangket telpon dia."

Renjun yang kalut langsung bangkit dari duduknya dan segera mengambil ponsel miliknya yang masih berada di dalam kantong hoodienya.

Dan benar saja terdapat 30 panggilan tidak terjawab dan 100 pesan yang belum ia baca dari sang kekasih. Ah sial, Renjun rasanya ingin menangis.

Bahkan kemarin ia hanya menciptakan kekecewaan di hati gadisnya dari pada membuat gadisnya berbahagia.

Karena ia panik ditinggal kekasih tanpa salam perpisahan. Renjun segera mengambil jaket denim miliknya dan bergegas meninggalkan kamarnya.

Ningning yang memperhatikan Renjun mulai gemas, ia pun angkat suara. "Mau kemana lo njing, pesawat cewek lo udah take off 15 menit yang lalu."

Dunia milik Renjun rasanya terhenti. Ia sangat kecewa pada dirinya sendiri yang tidak berguna dan membuat hati gadisnya terluka.

Drippin | Huang Renjun (✓) [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang