53. Sebuah Tragedi

7.8K 1.1K 10
                                    

Renjun lama banget di toiletnya bikin gue yang penasaran sama keadaan tempat ini jadi pengen muter-muter sendiri. Akhirnya gue pun memutuskan buat keliling sendiri tanpa menunggu Renjun.

Pas gue lagi asik liat-liat tiba-tiba ada yang megang bahu gue.

"Halo, (y/n) kan????"

Alis gue mengkerut bingung pas melihat cewek yang gue rasa adalah salah satu teman hits dari Lucy.

"H-hai, iya gue (y/n). Kok lo tau?????"

Cewek di depan gue itu terkekeh, harus gue akui dia cantik banget. "Tau dong, pacar Renjun kan???"

Gue hanya mengangguk kemudian dia merangkul gue dan mengajak gue bergabung dengan teman-temannya.

Mata gue membelalak kaget pas melihat ada Shusua diantara mereka yang duduk di sofa itu. Gue kira dia bakal memaki gue, namun tebakan gue salah kali ini.

Dia justru melambaikan tangannya dan menyuruh gue buat duduk di sebelahnya. Cewek yang sebelumnya mengajak gue ini tadi menepuk bahu gue.

Pas gue noleh dia senyum. "Kita belum kenalan tadi. Kenalin gue Nakyung, Lee Nakyung."

Gue menerima uluran tangannya. "(Y/n), Park (y/n)."

Setelah berkenalan, gue langsung di suruh duduk di sebelah Shusua. Gue bingung, serius banget. Kenapa Shusua sekarang menatap gue hangat sedangkan beberapa minggu lalu ia sangat amat membenci gue.

Sepertinya gue harus berhati-hati dengan mereka. Gue takut aja kalau merema malah melakukan hal yang membuat gue terancam dalam bahaya.

"Kok diem aja? Ini minum dulu, minumannya enak kok." Nakyung menyodorkan sebuah gelas yang berisi minuman yang bahkan gue ga tau itu minuman apa.

Apakah itu alkohol????

"Engga, gue ga pernah minum. Kalian aja." Tolak gue ga nyaman.

Shusua yang berada disebelah gue menatap gue dengan tatapan sendunya. "Lo ga pernah minum? Astaga, (y/n) lo harus nyoba. Dikiiiiit aja gapapa."

Gue udah mau gelengin kepala lagi terus pergi menjauh dari mereka. Pas gue mau berdiri tiba-tiba datang Lucy yang juga tengah memegang segelas yang gue yakini juga minuman yang sama seperti yang mereka tawarin ke gue.

"Eh, kok ga di minum?????"

Gue menggeleng seraya tersenyum tidak enak, "gue ga bisa minum."

Lucy menghampiri gue. Dia meletakkan gelasnya dan mengambil gelas yang sebelumnya mereka tawarkan ke gue.

"Minum aja, sedikit juga ga papa. Biar lo tau gimana rasanya." Tawar Lucy lagi.

Karena gue juga jengah dipaksa terus dari tadi, juga ga enak sama Lucy akhirnya gue menganggukkan kepala. "Dikit aja ya."

Lucy tersenyum senang. Dia langsung menyodorkan gelas itu ke gue. Awalnya pas gue minum rasanya memang sedikit aneh.

Setelah meminum minuman itu tadi, mereka yang ada disini termasuk Shusua, Nakyung, Lucy dan teman-temannya langsung mengajak gue buat ngobrol.

Beberapa menit kemudian kepala gue tiba-tiba rasanya pening, dan semuanya menjadi gelap. Yang gue dengar terakhir kali adalah mereka menyebutkan nama Lucas, setelah itu kesadaran gue perlahan menghilang.

Drippin | Huang Renjun (✓) [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang