55. Pusing

8K 1.2K 23
                                    

Renjun membawa (y/n) pulang ke apartemennya. Sebelumnya Renjun sudah diwanti-wanti oleh Jisung agar dapat menjaga dirinya dengan baik, dan Renjun menyanggupinya.

Sedangkan Jisung? Ia mau melarang tapi itu urusan mereka berdua jadi dia hanya bisa mewanti saja.

Renjun sedikit kesusahan membuka pintu apartemennya karena ia tengah menggendong (y/n). Dengan hati-hati akhirnya ia berhasil membuka pintu tersebut sehingga membuatnya bernafas lega.

Ketika ia sudah menutup pintu, tiba-tiba (y/n) bangun. Renjun tersenyum, ia meletakkan tubuh kekasihnya itu di atas ranjang miliknya.

Ketika (y/n) meringis seperti menahan rasa sakit di kepalanya, Renjun langsung mengelus kepalanya pelan. "Sebentar ya, aku bikinin sup dulu."

Renjun mengelus puncak kepala (y/n) lalu pergi menuju dapur. Sebenarnya jauh di dalam hati, Renjun sangat bersyukur karena Shusua dan teman-temannya tidak memasukkan obat-obatan berbahaya, seperti obat perangsang.

Ditengah ia memasak, Renjun bergidik ngeri. Kalau sampai itu benar-benar terjadi, ia tidak akan segan-segan membuat hancur siapa pun yang berani melukai gadisnya.

Ketika semuanya sudah selesai, Renjun segera menyiapkan supnya ke dalam mangkok dan menaruhnya di nampan kemudian membawanya ke kamar miliknya.

Ketika ia sudah berada di dalam kamar, matanya menatap iba ke arah gadisnya yang kini meringis menahan rasa sakit di kepalanya.

"Sakit banget ya???" Tanya Renjun yang kini mendudukkan dirinya di ujung kasur.

Melihat gadisnya yang hanya menatapnya dengan mata sayu lalu menganggukkan kepalanya membuat Renjun tidak tega. Ia berdiri kemudian mengambil pembersih makeup milik gadisnya.

"Bersihin dulu ya muka kamu, biar ga jerawatan gara-gara makeup yang kamu pake tadi."

(Y/n) menganggukkan kepalanya kemudian tersenyum. Dengan telaten Renjun membersihkan wajah gadisnya. Setelah selesai membersihkan wajah gadisnya, Renjun mengecup keningnya berkali-kali.

"Maaf sayang. Maaf banget udah ninggalin kamu tadi. Maaf sudah bikin kamu kayak gini, aku beneran nyesel bikin kamu sakit kayak gini."

Renjun memeluk tubuh (y/n) dan menyembunyikan wajahnya di perpotongan leher gadisnya.

(Y/n) yang sudah bosan mendengar kata maaf dari Renjun, ia memegang dagu Renjun lalu mengecup bibirnya.

Renjun menatap (y/n) dengan mata sayunya. Sedangkan gadisnya kini menatapnya dengan senyum manis yang terukir dibibirnya.

"Bukan salah kamu. Aku seharusnya berterima kasih karena kamu selalu memperdulikan aku, dan selalu ada buat aku."

Drippin | Huang Renjun (✓) [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang