Gue menghela nafas, pas gue mau pergi ninggalin kelas Renjun nahan lengan gue. Dia menatap gue dengan wajah khawatirnya.
"Aku temenin ya?"
Gue tersenyum, terus gelengin kepala. Kemudian gue melepaskan tangan Renjun yang memegang lengan gue dengan pelan dan mengelus punggung tangannya. "Ga usah, aku sendiri aja. Dahhh,"
Gue langsung pergi meninggalkan kelas meninggalkan tatapan khawatir dari temen-temen gue. Pas gue udah ada di luar kelas gue mengusap wajah dengan kasar.
Gue menundukkan wajah gue, padahal gue udah berusaha jadi anak baik-baik, tapi gara-gara masalah ini kayaknya gue dalam keadaan ga baik-baik aja.
Dengan langkah males dan hati yang mulai merasa ga enak gue langsung masuk ke dalam ruangan kepala sekolah yang selama gue sekolah SMA jarang banget gue kunjungin atau bahkan ga pernah sama sekali.
Gue mengedarkan pandangan gue, lalu langsung duduk di sofa yang ada di ruangan itu dan berdeham sehingga membuat atensi seseorang yang tadinya memanggil gue langsung membalikkan badannya dan menatap gue.
"Kenapa, Pa?"
Kepala sekolah sekaligue papa gue menatap gue dengan mata teduhnya. Dia berdeham lalu membuka suaranya. "Haruskah papa urus kepindahan kamu ke Jepang?"
Mendengar apa yang diucapkan oleh papa gue yang gue rasa sangat tiba-tiba itu membuat gue refleks menggelengkan kepala dengan cepat.
"Enggak." Gue menghela nafas. "Papa kan udah janji jangan campurin urusanku sama sekolahku, selama aku ga melakukan kesalahan fatal."
Papa gue menghela nafasnya. "Sayang, papa kan udah bilang apapun yang kamu mau sampai satu sekolah ga tau kalo kamu anak papa demi kenyamanan kamu di sekolah papa turutin. Tapi kejadian kemarin buat papa khawatir."
"Paaaaaa, biarin aku lulus SMA dulu ya. Aku ga mau ninggalin temen-temen aku."
Jujur gue ga mau kalo harus tiba-tiba kayak gini.
Apalagi harus meninggalkan seseorang yang akhir-akhir ini membuat gue merasakan sebuah kenyamanan dan merasa bagaimana kita dijaga dan menjadi orang yang selalu diutamakan.
"Kamu gak mau ninggalin temen kamu apa gak mau ninggalin pacar kamu, si Huang Renjun itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Drippin | Huang Renjun (✓) [TELAH TERBIT]
Fanfiction[Versi Wattpad Belum Direvisi] Berawal dari sticky notes yang selalu ditemukan Renjun di setiap barang miliknya, termasuk minuman dan makanan ringan. Renjun tak bisa lagi membendung rasa ketertarikan untuk mencari tahu identitas si pengirim. "Jujur...