Sesuai apa yang Renjun dan gue inginkan, kita berdua bakal seharian menghabiskan waktu berdua. Menghabiskan waktu berdua disini ga seperti yang pasangan lain lakukan.
Biasanya pasangan pada umumnya akan menghabiskan waktu dengan jalan, nonton bareng, main, sampai makan-makan bersama pasangannya.
Tapi, yang kita lakukan disini adalah menghabiskan waktu bersama di apartemen Renjun. Pagi-pagi sekali Renjun gue suruh buat menjemput gue ke rumah dan tentu saja langsung dia iyakan.
Jika kalian bertanya kemana papa gue, dia sedang keluar kota.
"Njuuuuun, kamu mau nasi goreng gak???"
Renjun yang ada di ruang tv berteriak, "Mau yang, yang pedes ya."
Setelah mendapat jawaban dari Renjun, gue langsung membuatka dia sarapan. Selesainya gue menyiapkan sarapan, gue menyusul Renjun ke ruang tv dan menemukan Renjun yang asik menonton siaran kartun spons kuning bersama temannya bintang laut merah muda.
Gue terkekeh, lalu duduk disebelah Renjun. "Katanya ga suka kartun, tapi kok di tonton." Sindir gue.
Yang kesindir langsung menolehkan kepala dan menunjukkan cengirannya, "hehehe habisnya ga ada tontonan lagi selain ini."
"Yaudah, sarapan yuk." Ajak gue seraya menarik Renjun agar berdiri dari duduknya.
Pas Renjun udah berdiri tepat dihadapan gue dia langsung mandangin wajah gue secara intens.
"Kenapa sih???"
Renjun nunjuk sudut bibir gue, "masih ada ilernya tuh."
"Hah????" Tangan gue refleks mengusap kasar sudut bibir gue.
Renjun terkekeh, "masih ada tuh ... Coba deketan sini biar aku hapus."
Mendengar hal tersebut tanpa menaruh rasa curiga gue langsung melangkahkan kaki mendekat ke Renjun.
Gue mendongak menatap Renjun yang berdiri di hadapan gue. "Mana sih???"
"Bentar,"
Gue tau arah tatapan yang Renjun tuju. Pas gue pengen melangkah mundur semuanya terlihat sia-sia, dengan cepat tekuk gue langsung ditahan oleh Renjun.
Terlambat. Bibir gue dilumat dengan lembut oleh Renjun. Ketika ia melepaskan tautan bibir kami, Renjun berbisik.
"I love you. Apapun yang akan terjadi aku akan tetap mencintaimu."
Setelah menghabiskan sarapan tadi, sekarang kita lagi duduk di depan tv, dengan Renjun yang memeluk tubuh gue dan yang tangannya yang menganggur mengelus kepala gue.
"Kamu beneran mau ngelanjutin di China?"
Gue mendongak menatap Renjun yang kini menunduk balas menatap mata gue. Dia tersenyum kemudian mengecup bibir gue, ".....hmm jadi."
"Kita ldr an?" Tanya gue ga yakin.
Melihat Renjun yang tidak merespon pertanyaan gue membuat gue menyembunyikan wajah gue di cekuk lehernya dan memeluknya erat.
"Aku takut, aku gamau pisah sama kamu." Rengek gue.
Renjun hanya tersenyum, dan entah mengapa itu membuat gue takut. Sejenak dia diam dengan tangan yang masih mengelus kepala gue dengan sayang.
Beberapa saat kemudian Renjun buka suara, "jangan bahas itu dulu ya. Aku mau berduaan sama kamu tanpa mikirin hal lain yang membuat kamu atau aku merasakan sakit."
KAMU SEDANG MEMBACA
Drippin | Huang Renjun (✓) [TELAH TERBIT]
Fanfiction[Versi Wattpad Belum Direvisi] Berawal dari sticky notes yang selalu ditemukan Renjun di setiap barang miliknya, termasuk minuman dan makanan ringan. Renjun tak bisa lagi membendung rasa ketertarikan untuk mencari tahu identitas si pengirim. "Jujur...