Gue sama Renjun dari tadi pagi duduk di depan tv, sebenernya gue udah bosen pengen ngajak dia jalan tapi takut dia gak mau.
"Yang." Tiba-tiba Renjun yang dari tadi tiduran di atas paha gue manggil bikin gue nunduk buat liat muka dia.
"Hmm, kenapa?" Tanya gue, Renjun cuma gelengin kepalanya dan nenggelemin mukanya dia di perut gue.
"Kamu gak bosen di rumah?" Tanya gue seraya mengelus rambut Renjun.
Renjun menggelengkan kepalanya kemudian dia menatap gue dan menautkan jari-jari kita berdua, "Enggak kok asal berdua sama kamu aku ga bosen."
Gue berdecih kemudian mencubit hidung Renjun, "Yaa tapi aku bosen di apartemen, jalan-jalan yuk?"
"Kemana?" Gue mengerjapkan mata, berfikir mau kemana kita jalan-jalan kali ini.
"Ke alun-alun aja gimana?" Usul gue di bales gelengan tegas sama dia.
"Males ah gak ada apa-apanya disana. Banyak orang iya."
"Terus mau kemana?" Gue natep Renjun yang kini menatap gue juga. "Temenin aku ke toko buku mau gak?"
Renjun nganggukkin kepalanya terus dia duduk di samping gue, "Mau naik motor apa mobil?"
"Motor aja ya? Biar cepet hehe." Jawab gue tanpa pikir panjang, soalnya kalo jam-jam sekarang apalagi libur kayak gini pasti padat banget jalanannya.
Renjun tersenyum kemudian dia mengusap sayang puncak kepala gue. "Ya udah iya, siap-siap sana pake celana panjang ya. Kemaren kamu bawa celana panjangkan kesini?"
Gue nganggukin kepala kemudian berdiri, "Ya udah aku siap-siap dulu ya."
Renjun nganggukkin kepalanya, terus gue pergi ke kamar buat ganti baju. Setelah selesai siap-siap gue langsung turun ke bawah dan nemuin Renjun yang udah ganti baju rumahnya dengan baju jalan.
Renjun yang awalnya lagi main hp langsung mendongak menatap gue, "Sudah siap?"
Gue nganggukkin kepala kemudian tersenyum, "Udah."
Renjun berdiri dan mendekatkan wajahnya dengan wajah gue. Lalu dia tersenyum manis dan merapikan poni gue dan nyium pipi gue, "Udah wangi. Ayo berangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Drippin | Huang Renjun (✓) [TELAH TERBIT]
Fanfic[Versi Wattpad Belum Direvisi] Berawal dari sticky notes yang selalu ditemukan Renjun di setiap barang miliknya, termasuk minuman dan makanan ringan. Renjun tak bisa lagi membendung rasa ketertarikan untuk mencari tahu identitas si pengirim. "Jujur...